Part 2

3.5K 223 3
                                    

*****

  

     Hai Readers 😊 terima kasih sudah mampir ngasih vote sampai nempelin komentar, sampai yang lihat diam-diam juga 😁 makasih banyak ya kalian sudah menjadi bagian pembaca cerita couple Darren💖Iriana😘

   Yuk kalian bisa langsung baca aja ceritanya 😆

****
  
   Desiran hujan tampaknya betah mengguyur kota cantik yang menjadi tempat Iriana menggapai mimpinya, matanya menatap jendela dengan tirai terbuka tanpa henti melambai-lambai tertiup angin. Sesekali ia tersenyum menghela nafas menatap kaca yang berembun.

     Hujan membuatnya tersenyum sekaligus merasakan nyeri bersamaan, awan abu-abu tersebut masih setia menjatuhkan setiap tetes hujan.

   "Andai kau masih ada, kau pasti akan memilih berlari keluar dan menikmati hujan. Kau dan hujan sama-sama membuatku tersenyum ... maafkan aku, karena aku kau tidak bisa lagi menikmati hujan. Merasakan sakit di musim kesukaanmu, maaf ..."

   Bibirnya tersenyum miris merasakan denyutan yang menghantamnya setiap waktu, memberi nyeri yang tidak bisa terlupakan entah sampai kapan.
  

   Iriana menghela napasnya menahan keras genangan bening di matanya, ia meraih ponselnya sekedar mengecek beberapa e-mail. Itu lah caranya untuk menghentikan tangis itu muncul.

   Sesekali ia menatap jarum jam  yang berdetik terus-menerus.
"Bisakah hujannya berhenti saja? 30 menit juga tidak masalah."  harapnya hujan mau menuruti keinginannya.Tapi tampaknya hujan tetap tidak mau mengalah dengan, dia tampak lebih egois daripada seseorang yang berperan sebagai peran antagonis.

     Hari sudah mulai bertambah gelap, beberapa pesan dari Sang Mama juga sudah berbunyi sejak sejam lalu, menanyakan apa kah ia sudah pulang dan istirahat.

   
     Tubuhnya memang lelah. Tapi, itu lebih baik karena dengan begitu ia bisa tidur saat nanti pulang ke rumah.

     Merasa hujannya tidak mau berhenti, Iriana menghembuskan napasnya pasrah sepertinya ia memang harus pulang dengan hujan.

     Ia merapikan pekerjaannya begitu selesai ia meraih tasnya, lalu bergegas keluar ruangannya. Kakinya berjalan cepat ke mobil dan bergegas pulang.

     "Heuufff, baiklah apa boleh buat. Jangan kau kira aku takut dengan air dinginmu itu." ujarnya.

    Melangkahkan kakinya dengan buru-buru memasuki mobilnya, melajukannya dengan hati-hati.
"Baiklah, kau pasti bisa.Semangat." dengan mempertekad diri sambil menerobos di tengah guyuran hujan.

    Kakinya menginjak rem saat lampu merah menyala, dengan sabar ia menunggu sesekali melihat ke pinggir jalan yang terlihat beberapa rumah makan yang terlihat sangat ramai.

    Di kejauhan matanya melihat dua anak kecil perempuan yang berjalan dengan payung, yang satu terlihat lebih besar terlihat erat menggandeng tangan Sang adik di sampingnnya.

  
   Bibir Iriana tersenyum kecil saat melihat apa yang di tangan gadis mungil itu, es krim yang terlihat menguap dingin di antara hujan. Tapu, gadis kecil itu tampak terlihat menikmati es krim nya di tengah hujan.

   "Aku jadi ingin makan es krim juga." gumamnya, kembali melajukan mobilnya setelah lampu hijau menyala.

   Mobilnya berbelok memasuki sebuah halaman parkir cafe, begitu sampai ia membuka pintu mobil dan langsung berlari agak cepat.

     Melangkahkan kaki jenjangnya sedikit lebih cepat memasuki, fikirannya sudah tidak sabar dengan apa yang nanti di dapatnya.

   Begitu mendapatkan duduk ia segera memesan es krim yang ia suka, dengan sabar ia menunggu sambil melihat ke arah luar. Kacanyq berembun dan ia bisa melihat jelas tetesan hujan di luar.

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang