Bab 1 Bekerjasama dengan Ustadz

17.5K 329 24
                                    

Kisah ini lanjutan dari Aku anakmu Ayah, kisah laki-laki yang sering melakukan onani dan bercinta dengan jin hingga menghasilkan keturunan dari jin. Tulisan masih berantakan, maaf ya belum sempat di edit. Cerita ini sangat lama, saya copy dari cerita saya di group facebook. Jika ada kesempatan akan saya revisi supaya bisa di baca dengan mudah dan bisa di mengerti pembaca.

Salam hangat

Mamah Ranggi

-----------------

          Aku bersama tiga Ustadz bekerja sama mengatur anak-anak Tamrin. Sebelum kami membawa anak Tamrin, kami memperlihatkan pada Tamrin wajah anak-anaknya. Kami hanya memberitahu pada Tamrin mana saja yang mengaku menjadi anaknya.

          Tamrin sangat terkejut memiliki anak dari Jin yang begitu banyak, kamipun harus meruqyah Ninis, karena ternyata  ada Jin yang selalu masuk pada tubuh Ninis jika malam tiba, jin itu ingin ikut merasakan saat Tamrin berhubungan badan dengan Ninis.

          Tamrin meminta Kami agar membawa semua anaknya dari bangsa Jin, dia tidak sanggup mengurus dan melihat mereka, Tamrin ingin  hidup normal tanpa ada gangguan, meskipun anaknya tidak pernah menyakiti Tamrin, tapi Tamrin merasa terganggu.

          Kamipun sepakat, kami membawa paksa anak-anak Tamrin. Tidak sedikit, mereka puluhan, satu-satu kami Islamkan, namun ada beberapa jin yang berontak dan tidak mau di Islamkan, akhirnya kami tawan sampai mereka benar-benar berjanji mau di Islamkan dan mau belajar agama.

          Kami dan Tamrin sama-sama berdoa, bersholawat dan ngaji bersama sampai katam, agar bisa memagari rumah Tamrin. Tamrin sosok pria yang tekun beribadah dan manusia yang benar-benar sudah taubat. Inilah contoh taubat nasuha, benar-benar tidak  mengulangi perbuatan dosa, dan memperbaiki diri dengan ibadah yang lebih baik.

          Anak-anak Tamrin beraneka bentuk, dan menurut kami lucu. Lucu karena kami tidak menyangka manusia bisa memiliki anak dari Jin. Kadang kami berkelakar saat berkumpul.

         "Sudah di buatkan Akte belum anak-anak Tamrin?" ucapku bercanda.

         "Hahahahaha," semua tertawa.

          Hanya candaan bukan untuk menghina seseorang. Aku serahkan semuanya pada Ustadz untuk menanganinya. Tapi anehnya ada beberapa yang tidak mau aku tinggal, dan jin itu berharap ikut pulang bersamaku. Aku mengijinkan mereka ikut, dengan syarat tidak boleh masuk rumah, hanya di luar rumah. Dan tidak boleh menampakkan diri di depan siapapun. Mereka akhirnya mau menuruti perintahku.

 ***

Pertemuan Jin Panjul dan Kuntri (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang