Pertemuan

72 11 0
                                    

Namaku Aldo, aku selalu mengawali hari dengan mengecek ponselku,

yah siapa tau ada line masuk ato hal penting lain, ujarku dalam hati.

Setelah itu, aku berangkat menuju sekolah dengan berjalan kaki. Ya, jalan kaki mungkin adalah hobiku karena hampir setiap hari aku berjalan kemanapun ku pergi.

Dengan berjalan, aku merasa bahwa lebih banyak hal yang bisa ku rasakan dibandingkan naik kendaraan.

Aku pun sampai disekolah dan langsung saja duduk di kursi belakang, posisi paling keramat bagi beberapa siswa. Keadaan kelas yang masih kosong membuatku malas.

mungkin karena terlalu pagi, ujarku dalam hati.

Lama-kelamaan murid lain pun berdatangan. Kelas ku adalah kelas yg paling dikenal sebagai kelas "ngaret" karena para murid dikelasku baru akan berdatangan tepat sebelum 5 menit bel berbunyi.

Disinilah aku bertemu dengan dia, wanita yang membuatku lupa bahwa aku pernah kecewa.

Namanya Noona, dia adalah orang yang paling cantik di kelas menurutku. Rambut panjang & warna hitamnya yang indah, hidungnya yang mancung, tinggi badan nya sebahu dengan kulit yang putih. Senyumnya yang khas dan ekspresi wajahnya yang membuat gemas takkan pernah bisa aku lupakan. Menurutku, dia adalah sosok yang sempurna setelah ibuku.

Aku tidak tahu bagaimana caranya memulai percakapan dengan dia hingga kemudian aku menemukan cara agar bisa berbicara dengan dia, yaitu dengan sebuah permen.

Mungkin kedengaran nya aneh tapi dengan cara ini aku bisa dekat & berbicara dengannya.

"Eh do, nama lu aldo kan? Boleh minta permennya ga?" ucapnya sambil tersenyum kearahku

"Oh boleh, ambil aja nih." jawabku dengan wajah cuek, walaupun hatiku ini mulai tidak terkendali.

Begitulah setiap harinya di sekolah, pertemuan dan perkenalan yang mungkin aneh untuk beberapa orang, hanya dengan permen.

Aku dikenal sebagai orang yang pemalas dan tukang tidur disekolah, mungkin banyak orang juga yang menganggap aku aneh karena aku berbeda, aku seorang indigo.

Itu alasannya kenapa aku sulit mendapatkan teman tapi berbeda dengan Noona, dia ramah dan tidak malu berteman dengan ku. Aku pun akhirnya berteman dekat dengan Noona.

••••

DILUAR DUGAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang