Chapter 1 : Investigation

6.8K 1K 47
                                    

[A/N] : Tulisan yang di italic bold berarti apa yang terjadi di ipad pengawas.

-----------------------------------

"Ah iya, aku sudah melihat mobil kalian! Aku akan segera kesana."

"Baiklah."

Jungkook berlari kecil dari gedung apartemennya menuju salah satu mobil jenis Toyota Vellfire berwarna silver di depan salah satu toko kue. Saat itu masih pukul dua siang, sehingga sinar terik dari Sang Surya seakan membakar kulit Jungkook.

Saat sudah tak jauh lagi dari mobil yang akan di tujunya, seseorang dari dalam mobil membukakan pintu untuk Jungkook. Segera saja Jungkook masuk kedalam mobil tersebut.

"Maaf sedikit terlambat, aku ada keperluan sebentar." Jungkook meringis bersalah sembari menggaruk tengkuk belakangnya.

Seulgi tersenyum simpul dengan ramah. "Tak apa, tak begitu lama kok," ucapnya halus.

"Ayo mulai investigasi hari ini. Kook-ssi, coba kau hubungi sahabatmu dan tanyakan dimana keberadaannya," ujar Jongin memberi instruksi langkah awal investigasi mereka.

Jungkook mengangguk paham dan segera mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku celana jeans. Jari lentiknya menyentuh layar kaca ponsel dengan telaten.

Jungkook mulai menekan kontak sang Sahabat dan menghubunginya. Sambungan yang di loudspeaker memperdengarkan bunyi tiit tiit tanda panggilan tersambung.

"Halo, hyung, kau sekarang lagi dimana?"

"(...)"

"Apa kau sekarang sedang bersama Irene noona, hyung?"

"(...)"

"A-ah begitu ya, baiklah."

"(...)"

"Tak apa, hanya bertanya saja. Aku matikan ya, bersenang-senanglah!"

PIP

Jungkook memutuskan sambungannya dan segera menyimpan kembali ponsel kesayangannya di tempat semula.

"Jadi..." Seulgi bertanya dengan nada menggantung, menunggu balasan dari Jungkook.

Jungkook menghela napas. Matanya melirik keluar jendela tak nyaman. "Dia sedang kencan dengan kekasihnya di cafe De Chocolate Coffee." Ujar Jungkook. Tersirat nada tak suka dari ucapannya.

Jongin mengangguk dan segera mengangkat walkie talkienya yang sedari tadi dia pegang di tangan kirinya,

"Tes, Sehun-ah, target sedang berada di cafe De Chocolate Coffee, segera kirimkan tim pengintai kesana."

"Terima, baiklah."

Jongin kembali menurunkan walkie talkienya. "Pak, segera ke cafe De Chocolate Coffee." Perintah Jongin kepada supir mereka.

Supir yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mengangguk mengerti. "Baik."

Seulgi menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Jadi Jungkook-ssi, apakah sahabatmu adalah teman sekolah?" tanya Seulgi membuka pembicaraan.

Jungkook ikut menyamankan duduknya yang berada di antara Seulgi dan Jongin.

"Bukan, dia ini sahabatku dari kecil, dia lebih tua dua tahun, bersekolah di tempat yang sama sepertiku." Seulgi mengangguk paham mendengar penjelasan Jungkook.

Kemudian Seulgi menimpali, "Dan namanya?"

Ah, Jungkook hampir lupa memberi tahu nama sahabatnya. Bodoh sekali. Jungkook terlalu fokus menceritakan kritetia sahabatnya sampai lupa menyebutkan namanya.

Regret | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang