Mereka duduk di meja bernomor 21. "Kamu mau pesan apa?" tanya Amri.
"Samain aja sama pesanan kamu," jawab Yasmin.
"Aku cuma pesen cappuccino doang. Kamu gak mau pesen makanan?" tanya Amri lagi.
"Gak. Kan aku bilang samain aja,"
"Iya deh iya,"
Amri pun memanggil salah satu pelayan cafe tersebut dan memesan dua cappuccino. Tak lama pesanan mereka pun datang.
"Kamu mau curhat apa?" tanya Yasmin to the point.
"Gak apa-apa kan aku curhat sama kamu? Aku bingung harus curhat ke siapa," terlihat mimik wajah Amri berubah jadi sedih. Yasmin pun melihat jelas mimik wajah itu.
"Iya santai aja. Galau diputusin cewek?" canda Yasmin.
"Lebih sakit dari itu," balasnya.
"Sebelumnya aku minta maap, tadi aku ninggalin kamu di toko buku bukan karna ada ajakan futsal dari temen. Tapi aku dapat kabar kalau orang tua aku mau cerai dan ayah aku mau nikah lagi. Mereka egois, mereka cuma mikirin urusan pribadi mereka tanpa mikirin aku sedikit pun. Selama ini aku sudah cukup sabar melihat pertengkaran mereka hampir setiap malam......"
"Terus?" Yasmin memotong cerita Amri dengan nada yang terdengar sangat sedih. Lalu, pipi Yasmin mulai dibasahi air yang keluar dari matanya.
"Kenapa kamu yang nangis?" tanya Amri heran.
"Kamu masih beruntung masih punya mereka, masih bisa ngerasain gimana rasanya punya orang tua. Sedangkan aku? Jangankan punya, ngerasain gimana rasanya punya orang tua aja gak pernah,"
"Emang orang tua kamu kemana?"
"Ayah aku meninggal kecelakaan saat aku masih di dalam kandungan ibuku. Ibuku meninggal sesaat setelah melahirkanku. Dari lahir sampai sekarang, aku tinggal bersama nenek, nenek yang merawatku. Aku gak tau gimana rasanya kasih sayang seorang ayah, kasih sayang seorang ibu. Sebelum tidur aku selalu berdoa kepada Tuhan, agar memberikanku mimpi yang indah, bisa bertemu dengan kedua orang tuaku, walau hanya dalam mimpi. Kamu seharusnya bersyukur masih bisa ngeliat mereka....." Yasmin berhenti bercerita saat Amri memberikan tisue kepadanya.
"Maap ya, kok malah aku yang jadi curhat," Yasmin tersenyum tipis di sela-sela tangisnya.
"Aku yang minta maap, gara-gara aku kamu jadi sedih gini,"
"Yaudah lanjutin curhatan kamu tadi, biar aku dengar," saat Yasmin berhenti membersihkan air matanya.
"G-gak jadi deh. Aku malu sama kamu. Ternyata aku jauh lebih beruntung dari kamu," Amri tersenyum.
***
- SELESAI -
A/n:
Intinya, syukurin aja apa yg kita punya sekarang. Karna yg buruk bagi kita, bisa aja jadi sesuatu yg indah bagi orang lain.Terimakasih buat yg udah baca^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Berkesan
Short Story[8/8] Karena banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Oleh karena itu, cerita ini aku tuliskan. ©2017