Hey, semua!!
Sesuai janji, saya akan membuat kasus yang benar-benar menegangkan. Semoga kasus ini berhasil membuat anda semua seperti yang saya harapkan.
Langsung aja yuk,
Read!***
San Diego, Amerika Serikat
At 16.23 PM
Sore hari perempuan dengan tinggi semampai bergegas melangkah ke suatu ruangan dimana pemilik mansion berada.
"Kau berbohong!" seru perempuan itu langsung menampar atasannya, setelah sudah dihadapannya.
Wajah laki-laki setengah baya memerah atas perbuatan salah satu bawahannya, "Apanya?!" serunya murka.
Perempuan yang sedang dipegang dengan dua laki-laki muda segera berseru padanya, "Kau bilang tidak akan membunuh kakakku! Kau laki-laki munafik!" seru dia seraya meronta-ronta kepada dua laki-laki yang memegang kedua lengannya dengan kuat.
"Apa kau bilang?" Lalu laki-laki setengah baya segera menarik perempuan ke ruangan pribadinya.
Perempuan yang ditariknya meronta-ronta saat sudah diruangannya, segera dia memaksa perempuan itu duduk disebuah kursi dekat jendela dan duduk bersimpuh dihadapannya.
"Kakakmu berkhianat pada kami. Tentu saja dia harus binasa, Relita." Ucap laki-laki setengah baya itu dengan pelan.
Segera perempuan itu menunduk, "Dia satu-satunya yang aku miliki." Ucap perempuan yang bernama Relita.
"Dia memberitahu rencanaku entah kepada siapa," lalu laki-laki itu menekan kedua deretan giginya, menahan emosi.
"Kau munafik! Kau munafik!" seru Relita Ferdinand dengan terisak, dia meronta kembali.
Setelah menghela napas laki-laki itu berseru, "Diam!" bentaknya membuat laki-laki itu melihat perempuan yang ketakutan didepannya.
"Sorry. How I can pay my wrong to you?" Tanya laki-laki paruh baya kemudian memeluknya, "Aku bisa menjumpaimu kembali setelah kita dipisahkan, sampai aku rela cerai dengan istriku." Ucapnya dengan tulus.
Relita Ferdinand menatap laki-laki dihadapannya kemudian membuang wajah, "Aku tidak perduli dengan kamu, aku hanya ingin kakak kembali. Kau sudah terlalu banyak salah kepada keluargaku, Ayah. Jadi, tidak mudah aku akan memaafkanmu."
Lalu perempuan itu menarik kedua tangannya, sebelum keluar dia berbicara tanpa menatap pria itu. "Kau sungguh ayah yang buruk, bagaimana bisa membiarkan putramu sendiri terbunuh." Lalu Relita melangkah keluar dari ruangan.
>>
Kereta Api Nashville, San Diego.
At 13.00 PM
Ketika Kereta Api akan berangkat kedelapan detectives dan Hector Sebastian sudah duduk dikursi mereka masing-masing. George dan Anne sendiri agak risih dengan penampilan mereka yang berbeda dari aslinya.
"Aku tidak biasa dengan wajah riasanmu." Ujar George Thenfurd menatap wig dirambutnya, make up diwajah, dan lipstick dibibirnya.
Anne memperlihatkan ekspresi wajah setuju atas ucapan George, "Benar, aku juga. Tidakkah terlalu mencolok?" Tanya dia kepada semua.
Jane tersenyum lebar kepada mereka, "Tentu tidak wahai sepupuku." Lalu dia menatap Julian, Bob, dan Dick, "Bagaimana penampilan mereka? Cantik, bukan?" Tanya dia yang kedua kalinya.
Bob dan Dick mengangguk, "Berbeda dari biasanya, lebih baik seperti sekarang." Jawab mereka berdua setuju.
"Terlalu berlebihan." Kata Julian menatap Jane yang tersenyum puas melihat hasil make over sendiri kepada Anne dan George.
Jane langsung merengut atas ketidaksetujuan Julian, "Baiklah, akan aku hapus riasan mereka."
Viesha dan Reswee langsung menahan Jane yang akan menghapus riasannya. Hector Sebastian sendiri bingung dengan apa yang dibahas dengan kelima perempuan didekatnya.
"No, no! Kau tidak boleh menghapusnya!" seru Reswee kepada Jane Thenfurd, "Mereka lebih cantik sekarang."
"Mungkin saja kita berlima akan mendapatkan seperti yang kita bayangkan kemarin," sambung Viesha.
Hector Sebastian mengangkat salah satu alisnya, "Kita bayangkan? Apa yang akan kalian dapat dengan berdandan seperti sekarang?" Tanya dia kepada kelima perempuan yang terlihat asyik.
"Tentu saja pria, Tuan Bastian." Jawab Viesha, "Dengar-dengar banyak pemuda diorganisasi yang kita tangani hari ini." Ungkap perempuan itu pelan.
Viesha Crenshaw menjawab tanpa memperdulikan keempat perempuan yang menepuk dahi mereka. Bisa-bisanya Viesha memberitahu rahasia yang mereka berlima rencanakan.
"Tidak! Kami tidak setuju atas ide kalian." Tolak bersamaan kelima laki-laki yang bersama mereka.
"Itu diluar rencana," Lanjut Jupiter Jones, "Lebih baik hapus riasan kalian, ini tugas bukan acara untuk mencari laki-laki." Nasehatnya bijak.
Sang sutradara mengangguk setuju, "Benar. Lagipula kalian sudah menikah, bukan? Tidak seharusnya kalian menyampingkan tugas kalian sebagai detektif."
Kelima perempuan dihadapan mereka tampak merasa bersalah dan menatap kelima laki-laki lalu.
Lima belas menit berlalu, mereka menunggu kehadiran Organisasi Assaneid dengan menghela napas kasar. Tidak ada tanda-tanda akan adanya organisasi tersebut. Tetapi, Hector Sebastian dan yang lain tetap memandang waspada.
Ketika Reswee Jones akan berbicara kepada George Thenfurd, tiba-tiba seseorang dengan cepat memberi sebuah surat ditangannya. Jupiter Jones yang kebetulan disampingnya terikut menatap surat itu.
"Bukalah..." Jupiter membuka suara, membuat Reswee membuka isi surat.
'Welcome at the train, you definite don't know who I am?'
- A Member Of The Organization Assaneid
**
Nanti dilanjutkan, masih bingung lanjutin seperti apa. Soalnya ada tiga cerita sekaligus yang saya buat.
Rabu, 23 Agustus 2017
At 12.39 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mystery / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...