Hey, semua!!
Sesuai janji, saya akan membuat kasus yang benar-benar menegangkan. Semoga kasus ini berhasil membuat anda semua seperti yang saya harapkan, mumpung belum kuliah.
Langsung aja yuk,
Read!***
Jam ditangannya menunjukkan jarum pendek diangka dua dan jarum panjang diangka dua belas, artinya organisasi akan beraksi satu jam lagi. Tetapi, Jupiter Jones sempat melihat tiga pria melewati lorong kereta api ketika dia dengan Bob Andrews dan Dick Thenfurd melihat keadaan sebentar.
Bob Andrews memberitahu jika dua pria yang pernah dia lihat sebelumnya dua tahun lalu saat kasus Ledakan Di Kereta Api.
"Kau melihatnya kapan?" Tanya Jupiter Jones kepada Bob Andrews.
"Dua tahun lalu, persis dikereta api juga." Jawab Bob menatap partnernya, Jupiter.
Dick Thenfurd menaikkan satu alisnya, "Apa kau benar-benar melihatnya? Bukankah kau dipukul dari belakang saat itu?" Tanya dia ragu.
"Aku yakin, Dick. Sebelum pingsan aku sempat melihat dua dari mereka." Jawabnya dengan nada serius.
<<
Sebelum Jane Thenfurd menyusul Reswee Jones dan Julian Thenfurd, sempat dia rasakan aura misterius dibelakangnya. Dia pun berhenti melangkah dan menatap ke arah belakang.
Tidak ada siapapun.
Merasa Jane tidak mengikutinya Reswee Jones berpaling kepadanya, "Jane, apa yang kau lakukan?"
"Ah...tidak. Ayo melihat gerbong yang lain." Jawab Jane tersenyum kepada Reswee.
Seraya berjalan Julian bertanya kepadanya, "Apa ada yang menganggumu?" dia masih penasaran kepadanya.
Nampak Jane terlihat khawatir, entah kepada apa. Hal itu membuat Julian bertanya.
Jane berhenti melangkah dan kedua yang mengikutinya juga terikut berhenti, "Sebenarnya ada email yang mengangguku, dan tadi aku merasa seseorang menatapku dibelakang." Jawabnya pelan yang masih terdengar mereka berdua.
"Email? Kapan kau mendapat kirimannya?" Tanya Reswee Jones kepada Jane Thenfurd. Dia heran, mengapa Jane juga mendapat kiriman, meski bukan sepertinya yang mendapat kiriman dua surat.
"Sebelum berangkat dari kereta api." Jawab Jane kepada mereka berdua.
Jane Thenfurd mendapat kiriman satu email tersebut sebelum kereta api melaju, saat dia sudah keluar dari toilet di Stasiun Kereta Api Nashville.
Saat Reswee sudah membacanya, Julian kini membaca email di smartphone milik istrinya.
'Kamu akan memasuki kereta api, bukan? Kamu pasti tidak mengetahui siapa aku, tetapi kita akan bertemu nanti. Diakhir perjalanan.'
Julian mengerutkan dahi, dia merasa mengenal nomor tanpa nama diemail yang dibacanya. "Nomor ini milik...Derick Houstino." Ungkap Julian menatap Jane Thenfurd.
"Houstino?" ulang Jane Thenfurd dan mengambil smartphone miliknya dari Julian. Lalu dia mencari kontak 'Derick Houstino' didaftar kontak telepon. Setelah pencarian tidak berhasil Jane kembali menatap suaminya lagi.
"Pantas saja aku merasa ada nomor yang hilang. Kau menghapusnya?" Tanya Jane setengah berkeluh.
Dengan setengah kesal Julian menjawab, "Iya. Aku sudah menghapus nomor laki-laki tidak tahu diri itu." Jawab Julian tanpa merasa bersalah.
Jane Thenfurd mengangkat satu alisnya, "Tidak tahu diri?" ulangnya bingung, kenapa laki-laki yang mengirimkan email kepadanya dikatakan tidak tahu diri?
"Hm...Dia masih saja ingin membuatmu jauh dariku. Sebenarnya apa sih yang membuatnya membenciku?" Tanya Julian merasa kesal dengan satu laki-laki itu.
Perempuan didekatnya tertawa pelan mendengar kekesalannya, "Tidak usah kesal, Julian. Aku tetap sama kok dengan dulu. Dia mungkin membencimu, tetapi sebenarnya dia berbeda." Sahut Jane Thenfurd, "Lebih baik kita lanjut berjalan lagi." Ucapnya berjalan mendahului mereka berdua.
"Apa maksudnya?" Tanya Julian Thenfurd bingung.
Reswee Jones hanya mengangkat bahu kepada Julian Thenfurd, sebelum dia berjalan lagi dia mendengar suara berat laki-laki. Hal itu membuat dia segera menarik lengan Reswee Jones dan Jane Thenfurd yang belum jauh darinya ke suatu ruangan.
Setelah menutup pintu ruangan tersebut seorang anak kecil laki-laki berbicara kepada mereka, "Siapa-"
Segera Julian menaruh telunjuknya dibibir anak laki-laki tersebut dan mengunci ruangan. Lalu dia mengintip lewat lubang kunci dan beberapa detik kemudian dilihatnya dua laki-laki melewati gerbong diluar ruangan mereka bertiga bersembunyi.
Merasa aman Julian membuka pintu ruangan dengan pelan dan melihat keadaan luar, dia masuk kedalam ruangan lagi.
"Kalian bersama anak laki-laki ini dulu. Aku akan melihat kemana perginya mereka." Kata Julian Thenfurd kepada dua wanita didekatnya.
"Mereka? Suara laki-laki yang lewat tadi?" Tanya Reswee Jones kepada Julian.
Julian mengangguk, "Benar. Jika aku belum kembali kirim saja email digrup, oke?"
Sebelum melangkah keluar, Jane Thenfurd menahannya. "Kau benar-benar sendiri untuk mengikuti mereka?" Tanya Jane terlihat khawatir.
Laki-laki yang ditahannya mengangguk lagi, "Aku akan kembali, Jane. Sebentar saja." Sahut Julian tersenyum seraya mengenggam kedua tangan istrinya.
Jane hanya mengangguk perlahan, "Aku harap sekembalinya kau baik-baik saja." Pintanya membuat Julian meremas genggamannya dengan pelan.
"Aku mohon cari ibuku." Pinta anak laki-laki didekat mereka.
Julian melepas genggaman tangannya dengan tangan Jane, "Siapa nama ibumu dan bagaimana ciri-cirinya, anak kecil?" Tanya dia perlahan.
"Aku Dennis Rotners. Ibuku bernama Realis Rotners, dia memakai baju hitam dan celana panjang putih." Jawab anak kecil bernama Dennis Rotners tersebut.
"Baiklah, aku akan mencari ibumu, Dennis." Sahut Julian dan menatap dua wanita didekatnya seraya tersenyum. Lalu dia menghilang dari pandangan ketiga orang diruangan itu.
**
Tunggu lanjutannya nanti, akan diselesaikan sebelum kuliah. Tapi, maaf kalo baru update kuliah banyak tugas.
Sampai jumpa.
Rabu, 23 Agustus 2017
At 15.44 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Tajemnica / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...