Bab 5

12.4K 739 14
                                    

"Ay, lo belum tidur?" tegur Bella yang menyembulkan kepalanya di kamar Cahaya.

Cahaya menoleh ke arah pintu. Dengan menahan kantuk, gadis itu tersenyum. "Iya Bell, gue masih jahit jilbab dari Pak Anugrah," Cahaya mengangkat percahan jilbab yang ia jahit tangan.

Bella mengembuskan napasnya tak percaya dengan kelakuan sahabatnya. Gadis itu masuk ke dalam kamar Cahaya dan duduk dihadapannya.

"Ay, lu gak gini-gini juga kali. Nyatui jilbab yang uda digunting-gunting," tegur Bella melihat Cahaya yang terus menjahit.

Cahaya lagi lagi hanya tersenyum. "Harus Bell! Ini jilbab sangat berharga. Karena jilbab dari pak Anugrah!" Cahaya mengingatkan Bella.

"Tapi Ay,"

"Bell, barang pemberian, apalagi dari orang yang istimewa, barangnya harus kita jaga dengan baik--"

"Tapi gak harus disatukan lagi'kan Ay. Simpen saja dikotak! Percuma disatukan! Gak bisa dipakek!" Bella memotong ucapan Cahaya.

Cahaya terdiam sesaat. Namun, tak berapa lama bibirnya melengkung ke atas. "Lu gak paham Bell. Karena lu gak merasakan apa yang gue rasai. Gue… gue hah..." Cahaya tak melanjutkan ucapannya. Ia menatap nanar jillbab dari Anugrah.

Bella menggigit bibir bawahnya. Ia merasa bersalah dengan ucapannya. Bella mengelus pundak Cahaya. "Sori Ay, gue gak maksud nyakiti lu. Gue ngerti perasaan lu Ay. Tapi, bukankah ini berlebihan Ay?"

Cahaya menggelengkan kepalanya. "Gak Bell, gue merasa harus bertanggung jawab dengan barang yang diberi pak Anugrah. Kalau pak Anugrah melihat jilbab yang dikasihnya menjadi potongan-potongan kecil, pasti dia kecewa,"

Bella memijit pelipisnya. "Kan bukan salah lu sih Ay. Ini salah si Fanny, Syla dan Rena Ay!" Bella sungguh geram dengan ketiganya. "Pasti pak Anugrah gak bakal marah ataupun kecewa!" imbuhnya lagi.

"Tapi Bel, sebisanya gue memperbaiki jilbab ini. Walaupun gak bisa dipakai, gak masalah. Yang penting, jilbab ini tidak berbentuk potongan potongan,"

"Serah deh Ay! Mana yang terbaik untuk lu aja!" Bella menyerah. "Lagian, gue kesel banget sama Fanny, dan Syla juga ikut ikutan! Gila orang itu yah. Gak habis pikir gue! Besok gue sama Talita bakal labrak dia. Bakal gue gunting-gunting rambutnya," Bella sudah dikuasi emosi dengan tangan ia kepal.

Cahaya menepuk pundak Bella. "Jangan Bell. Gak boleh balas dendam. Dilarang Allah. Kalau kita membalas perilaku dia, berarti gak ada bedanya kita sama Fanny?"

"Tapi Ay," lirih Bella tak terima dengan kata-kata Cahaya.

"Biar Allah saja yang membalas perbuatannya,"

"Ay,"

"Sudah… sudah. Lupakan saja kelakuan Fanny. Gak boleh marah-marah. Nanti cepat tua. Mending tidur aja," ajak Cahaya.

"Oke deh!" setuju Bella dengan setengah hati. "Lu uda siap jahitnya?"

"Uda nih," Cahaya menunjukan hasil kerjanya.

Bella tersenyum manis dan memberikan dua jempol untuk hasil kerja keras Cahaya.

🍃🍃🍃

Anugrah Cahaya Langit [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang