MSD ~ 1

37.6K 381 17
                                    

Alexa Pov

"Aku tidak akan menghadiri acara itu, jadi stop memaksa ku bu" aku bersungut kesal mendengar permohonan ibuku yang tidak masuk akal menurutku

"Ayolah lexa sayang, kau putriku satu-satunya siapa lagi yang harus menjadi saksiku kalau bukan kau, pokoknya besok kau harus datang okee"
aku menghembuskan nafasku kasar, ini kali kedua ibuku meminta hal yang sama menjadi saksi dipernikahannya, empat tahun yang lalu dia mengucapkan kalimat yang sama seperti ini, apa dia tidak tau umur untuk menikah lagi gerutuku

"Akan aku fikirkan lagi" tanpa mendengar ucapannya aku langsung mematikan sambungan telfonku dan melempar kesal handphone milikku, di usiaku sembilan belas tahun aku sudah menyaksikan begitu banyak problematika percintaan dan itu karna ulah ibu ku yang suka gonta ganti pasangan.

"Apa ibumu benar-benar akan menikah lagi?" aku melihat steven menatap penuh tanya kepadaku saat ini

"Ya, itu sangat menyebalkan bukan, harusnya aku memperkenalkan calaon suamiku tapi lagi dan lagi aku dilangkahi oleh ibuku" stev tertawa terpingkal-pingkal mendengar gerutuku barusan, harusnya dia sedikit bersimpati dengan nasibku

"Astaga lexa kata-kata mu membuat perutku sakit, kuliahmu saja belum beres dan sekarang sudah membahas soal pernikahan yang ntah kapan terjadi, dan menurutku apa salahnya tante nadin menikah lagi itu berarti akan ada yang menjaganya lagikan" aku menatap malas dengan perkataan stev barusan, dia hanya menilai dari sudut pandangannya saja

"Ya aku tidak masalah kalau ibuku akan menikah, tapi masalahnya calon ibuku hanya terpaut sepuluh tahun dariku, aku sungguh gila dibuatnya" stev kembali tertawa dan kali ini membuat pengunjung cafe menatap kearah meja kami

"Aku sedang membayangkan kau akan memanggil ayah untuk pria yang cocok kau panggil kakak, sumpah lex itu sangat lucu" aku bisa melihat air mata disudut mata stev karna ketawa yang belum bisa dihentikan, dengan kesal aku memukul kepalanya dan membuat dia mengaduh kesakitan

"Kau ingin mati heh, jadi berhenti mengejekku" aku bisa melihat stev menahan ketawanya, dan itu lebih baik dari pada dia ketawa seperti tadi

"Aku benar-benar membutuhkan pintu kemana saja milik doraemon" aku mengucap lirih sambil menggelamkan wajahku diatas meja

~~~~~~~~~~~~~~~~

Damian Pov

"Ini yang kau bilang bisa membanggakan ku" aku hanya menunduk saat papa membanting berkas yang aku ketahui laporan perusahaan yang sedang aku kelola

"Cobalah untuk dewasa usiamu sudah hampir kepala tiga, kau bukan bocah remaja lagi damian, kau sudah merugikan perusahaan apakah kau tau itu" aku melihat papa memijit pelipisnya

"Aku tidak akan mengulanginya lagi pa" itulah kalimat bentuk permohonan maafku

"Itu kalimat yang terus kau lontarkan saat melakukan kesalahan tapi mana buktinya, aku mengirim'mu kesini agar kau bisa belajar mengelola perusahaan dengan baik tapi apa buktinya kau malah hampir membuat perusahaan disini gulung tikar, kau tidak pernah berfikir jika perusahaan ini bangkrut berapa ribu pegawai yang akan di PHK, dan bagaimana nasib keluarga mereka setelah itu, cobalah untuk memikirkan nasib orang lain damian, sudah cukup kau bersenang-senang selama ini"
Aku tau kesalahan ku memang fatal, bahkan aku tidak berfikir sampai kesana.

"Aku akan berusaha membangun perusahaan ini lagi pa, aku akan membuktikannya" ucapku tegas tapi malah yang aku lihat senyum mencibir dari wajah papa

"Buktikan bukan hanya omong kosong" setelah mengatakan itu papa langsung pergi dalam ruangan ku,
Arrkkkk aku merenggangkan dasi dileherku, kepala ku terasa pusing dengan masalah yang ada dan mungkin saat ini aku butuh refreshing, aku menyambar smartphone milikku diatas meja dan mengetik pesan kepada dio tentang apa yang aku inginkan sekarang

[MINISED2] Sentuhan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang