Pagi ini cuaca di Tokyo benar benar cerah. Matahari bersinar sangat terang, tapi itu tidak mengganggu tidur seorang gadis canti bermata ametys.
Tap... Tap... Tap..
Terdengar suara langkah kaki seseorang yang menghampiri kamar gadis itu. Ketika pintu terbuka terlihatlah Hyuuga Neji yang telah rapih dengan seragam sekolahnya.
"Anak ini sudah jam segini masih saja belum bangun. Nejipun menghampiri Hinata di tempat tidurnya.
"Hime cepatlah bangun apa kau tidak akan pergi ke sekolah.?" kata Neji sambil berusaha membangunkan Hinata.
"Sebentar lagi Neji nii, 5 menit lagi ya." kata Hinata
"Tidak Hinata ini sudah jam 7. Kau mau berangkat jam berapa hah!" kata Neji sambil terus berusaha membangunkan Hinata.
"Baiklah baiklah Neji nii aku akan bangun." kata Hinata sambil bangkit dari tempat tidurnya. Hinata pun berlalu ke kamar mandi. Tapi sebelum masuk ke kamar mandi Hinata menoleh ke arah Neji.
"Apa kau akan terus berada di kamarku Neji nii?" kata Hinata dengan mata memicing.
"Aku akan keluar Hinata. Kenapa, kau takut aku akan mengintipmu begitu." kata Neji sambil menyeringai..
"Bisa saja, Kau kan mesum. Jadi cepat keluar dari kamarku." titah Hinata.
"Baiklah...."
Nejipun keluar dari kamar Hinata.
"Dasar Neji nii baka." Hinatapun masuk ke dalam kamar mandi dan memulai rutinitas mandinya. Tak berapa lama Hinata keluar dari kamar mandi lengakap memakai seragam sekolahnya. Setelah memasukan buku sekolahnya Hinatapun keluar dari kamarnya menuju meja makan. Sesampainya di meja makan Ayah, ibu serta Neji sudah menunggunya.
"Kau lama sekali Hime, kau tau aku sudah sangat lapar." keluh Neji.
"Aku tidak peduli Nii san we.." jawab Hinata sambil menjulurkan lidahnya.
"Ohayou ka san, ohayou Tou san" kata Hinata kepada kedua orang tua.a
"Ohayou." jawab Hiashi.
"Sudah.. Kalian berdua ini selalu saja bertengkar. Hinata ayo cepat duduk nanti kau terlambat." kata Hikari Hyuuga ibu Hinata Dan Neji.
"Hai Kaa san." Hinatapun duduk.
"Itadakimatsu." kata mereka serentak. Merekapun memakan sarapanya dengan diam.
"Hinata sudah selesai ka san. Hinata berangkat sekolah duluan ya." kata Hinata sambil bangkit dari duduknya.
"Hati hati ya sayang." kata Hikari.
"Jangan ngebut membawa mobilnya Hinata." Hiashi menambahkan.
"Hai Ka san, Tou san." Hinatapun pergi.
.
.
.
.
.
.
Kantin sekolah.
"Tumben Hinata belum datang ya." kata Ino teman sekelas Hinata.
"Mungkin Hinata masih di jalan." jawab Shion.
Tak berapa lama Hinata sampai di sekolah. Setelah memarkirkan mobilnya, Hinata langsung menuju kantin tempat teman temannya menunggu.
"Ohayou.." sapa Hinata setelah sampai di kantin.
"Ohayou Hinata chan." jawab Ino dan Shion berbarengan.
"Tumben kau telat Hinata chan?" tanya Ino.
"Aku ke tempat paman Touchi tadi.
"Bagaimana kabar paman Touchi Hinata chan?" tanya Shion.
"Paman Touchi baik baik saja." jawab Hinata.
"Aku kangen dengan ramen buatan paman Touchi." kata shion.
"Bagaimana kalau sepulang sekolah kita ke kedai paman Touchi" usul Ino yang langsung di setujui Shion dan Hinata.
.
.
.
.
.
.
Bel telah berbunyi sejak tadi, tapi belum ada guru yang masuk untuk mengajar kelas Hinata.
"Apa kelas kita free?." tanya Rizky kepada ketua kelas Tio.
"Tidak." balas Tio acuh.
"Dasar menyebalkan."gerutu Rizky.
"Tidak bisakah kau diam Rizky kun." kata Hinata sambil menatap tajam ke arah Rizky.
"Baiklah.. Baiklah.. Aku akan diam." balas Rizky.
"Tapi ini sudah 20 menit Nata chan. Kenapa belum ada satu guru pun yang masuk ke dalam kelas kita." kata Shion.
"Aku juga tidak tau Shion chan, bukankah kemarin Kakashi sensei bilang akan ada murid pertukaran pelajar dari Indonesia. Aku rasa Kakashi sensei sedang mengusnya." jawab Hinata panjang lebar.
"Bisa jadi." jawab Ino.
Tak berapa lama Kakashi sensei masuk ke dalam kelas.
"Ohayou Minna." sapa Kakashi sensei.
"Ohayou Sensei." jawab anak anak serentak.
"Hari ini kita kedatangan Murid pertukaran pelajar. Dia pertukaran dari Indonesia." kata Kakashi panjang lebar.
"Bukankah itu negara tempat kau tinggal Rizky, Tio?." tanya Hinata sambil menoleh ke arah Rizky dan Tio.
"Indonesia luas Hinata kita mungkin satu negara belum tentu satu kota." jawab Tio.
"Iya juga." kata Hinata.
"Mana muridnya Sensei?" tanya Sakura.
"Dia ada di luar. Sebentar." Kakashi pun keluar tak berapa lama Kakashi masuk bersama seorang siswa laki laki.
"Rio." kata Rizky dan Tio berbarengan.
"Rizky, Tio." jawab Rio.
"Mereka saling kenal." batin Hinata.
"Silakan perkenalkan Namamu." titah Kakashi sensei.
"Watashi wa Desvan Rio desu. Yoroshiku." kata Rio sambil membungkukan badannya.
"Rio, kau bisa duduk bersama Rizky." kata Kakashi sensei.
"Hai.. Arigatou Sensei." jawab Rio. Riopun menuju bangku Rizky dan langsung duduk di sampingnya.
"Eu gk berubah ya yo." kata Rizky.
"Kenapa, tetap gantengkan." jawab Rio dengan PD nya.
"Eu tambah item." balas Rizky dengan kekehan ringan.
"Sialan eu. Betah banget eu di jepang sampe gak mau pulang ke negara eu sediri." kata Rio.
"Ue yakin setelah eu lama di sini eu juga bakal ngerengek sama nyokap eu buat pindahin eu kesini." balas Rizky.
"Iya.. Kah." balas Rio acuh.
"Rizky, Rio. Jika kalian ingin mengobrol sebaiknya nanti." kata Kakashi sensei.
"Hai Sensei.." jawab Rizky dan Rio berbarengan.
.
.
.
.
.
.
Skip kantin sekolah
"Ue gak nyangka bisa ketemu kalian berdua disini." kata Rio.
Rio, Rizky dan Tio sedang berkumpul di kantin.
"Ue juga gak nyangka, ternyata murid pertukaran pelajar Itu eu yo." jawab Tio sambil memakan Dorayaki kesukaannya.
"Ue juga gak nyangka. Ue fikir mereka bakal milih Kiran atau Jimby. Secara mereka lebih pandai dari eu." kata Rizky.
"Sialan eu... Kalian tau butuh perjuangan besar buat ngalahin mereka berdua." kata Rio sambil memakan makanannya.
"Ngomong ngomong soal Kiran.. Bagaimana kabarnya dia." tanya Tio sambil menatap ke arah Rio.
"Kenapa Kiran yang eu tanyain yo. Jimby githu kek." kata Rizky sambil terkekeh.
"Sialan ue masih normal kali." Tio membalas sambil memukul bahu Rizky.
"Sakit tau.." Rizky mendelik ke arah Tio sambil mengusap bahunya. Rio sangat rindu dengan pemandangan yang ada di hadapannya sekarang. Jika saja Kiran dan Jimby ada disini pasti akan lebih menyenangkan fikir Rio.
"Eu kenapa yo senyum senyum gak jelas gitu, eu sehat kan." Rizky berkata sambil menempelkan tangannya ke kening Rio.
"Ais... Apaan si eu. Ue sehat kali." Rio menepis tangan Rizky yang ada di keningnya.
"Eu belum jawabpertanyaan ue yo." kata Tio.
"Kiran baik baik saja.. Eu ngapain masih nanyain Kiran. Ue kira eu udah punya gebetan baru secara eu tiba tiba ngilang gak ada kabar." Rio berkata tanpa memandang ke arah Tio.
"Jaga mulut eu yo. Ue gak pernah lupain Kiran apalagi cari perempuan lain disini. Kiran satu satunya bagi ue." kata Tyo sambil memandang tajam Rio.
"Lalu, kenapa eu ngilang. Enam bulan eu kemana?"
"Santai yo.. Biar ue yang jelasin." kata Rizky menengahi masalah Rio dan Tyo.
"Jadi waktu pertama ue sama Tyo tiba di jepang. Ue sama Tyo kecopetan. Semua barang yang kami bawa habis termasuk Handpone. Itu sebabnya Tyo sama sekali gak bisa hubungin Kiran."
"Ue udah coba buat ingat nomer Kiran. Tapi ue bener bener lupa yo." kata Tyo berusaha buat yakinin Rio.
Tiba tiba Rio memberikan Handponenya kepada Tyo.
"Hubungin Kiran sekarang. Jelasin semuanya sama dia ue yakin dia bisa ngerti."
"Tenks yo." Tyo pun pergi untuk menelpon Kiran.
"Ue kira eu marah sama Tyo."
"Ue gak punya hak buat marah sama dia ky. Lagi pula ini semua cuma salah paham kan, ue harap Kiran masih bisa terima dia." Rio berkata sambil memandang ke arah Tyo.
"Semoga saja." Rizky pun berujar lirih.
"Ky. Cewe itu siapa?" Rio menunjuk ke arah Hinata dan teman temannya dengan dagunya.
"Yang mana. Mereka bertiga."
"Itu loh yang mempunyai mata ametys."
"Hyuuga Hinata. Primadona di sekolah ini."
"Cantik..." Rio berujar sambil terus memandang ke arah Hinata. Tiba tiba Hinata menoleh ke arah Rio, untuk sesaat mata mereka beradu. Tiba tiba Hinata tersenyum ke arah Rio yang membuat Rio salah tingkah.
"Di senyumin tuh, kenapa gak bales senyum " Kata Rizky.
"Apaan si eu." kata Rio sambil membalas senyum Hinata.Tbc.
gomen jika masih banyak kesalahan.
luxuurio Gak jd bikin Os bang kayak.a bakal berchapter.
Maaf ya kalau gak bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
あいしてる
FanfictionCinta memang tidak bisa kita sadari kapan dia datang. Begitupun yang di rasakan Desvan Rio kepada Hyuuga Hinata. Dan siapa sangka Hinata menaruh perasaan yang sama. Tapi cobaan di dalam hubungan mereka benar benar banyak. Apakah mereka bisa menghada...