Inilah hari yang ditunggu-tunggu untuk Charryn cek up pun telah tiba. Pasukan three musketeers alias Charryn, mamanya dan Davin tengah menunggu dokter yang sedang mempersiapkan ruangan. Satu informasi untuk kalian sebelum mereka bertiga masuk ke ruangan: Keluarga Davin adalah konglomerat raksasa yang mengendalikan banyak sekali rumah sakit di Indonesia. Dan yak, salah satunya rumah sakit yang sekarang mereka pijak. Tapi Davin tidak bekerja dengan orang tuanya.
Tepat dua menit kemudian mereka di panggil masuk ke ruangan putih dengan aksen biru pastel. Dengan berbagai pengamatan, dokter akhirnya merujuk Charryn untuk di x-ray lagi supaya lebih pasti dengan diagnosanya.
Satu jam kemudian, ruangan si dokter sunyi senyap tanpa suara seakan lagi di-mute. Bukan karena ada pemeriksaan yang sedang berlangsung melaikan ada bom jatuh dari bibir sang dokter. Begini ceritanya: Hasil ronsen Charryn sudah keluar dan ada beberapa lapisan otot di area bawah betis yang memerlukan waktu lebih lama untuk pulih lantaran posisinya yang kurang strategis. Proses penyembuhannya memakan waktu lebih dari sebulan dengan cek up dan perawatan teratur. Masih panjang sih penjelasan dari dokternya, tapi konklusinya cuma satu; sembuhnya masih lama!
Akhirnya, entah bagaimana pun caranya, Charryn berhasil di ajak pulang dan sesampainya dia di rumah, dia langsung saja masuk ke kamar, kunci pintu lalu menjatuhkan dirinya ke sofa biru muda yang sudah agak pudar itu.
Badmood bukan main saat tau dia masih harus menjalani beberapa bulan pemulihan untuk bisa pulih seperti biasa. Padahal dia sudah harus secara aktif ikut tes berbagai universitas untuk pendidikan selanjutnya.
Tapi ya karna tak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk merubah keadaan, Charryn memutuskan untuk menghabiskan beberapa jam selanjutnya dengan Netflix. Dan semua berjalan sesuai rencananya sampai mamanya berteriak memanggilnya untuk makan malam saat jam menunjukkan pukul delapan. Tapi yang mengagetkannya, Charryn melihat ada Davin dengan berbagai makanan yang dia bungkus.
"Hai," sapanya.
Namun sayangnya, kini Charryn lagi gak mood untuk bicara sama si cowok pendiam non-ekspresif ini. Siapa sih yang mau friendly dengan penabraknya, apalagi setelah tahu pemulihannya tidak semudah itu! Mau penabraknya cakep atau enggak, baik atau jahat, miskin maupun kaya, terserah. Saat mendengar ternyata pemulihannya akan lama, dia udah males, gak ada mood dan dengan jahat menyerahkan semua kabar buruk ini untuk dipikul Davin. Secara, semua terjadi karena Davin yang maksa banget mau nembus lampu merah!
Makan malam pun dilanjutkan dalam diam. Selama makan Charryn gak ngomong sama sekali. Suara juga paling-paling datangnya dari Tante Karen yang mencoba bertanya macam-macam ke Davin, berharap Charryn akan menanggapi sesuatu yang mereka bicarakan. Namun hasilnya tetap aja nihil. Too be fair, Karen juga gak punya harapan besar kalau Charryn bakalan nyambung aja di suatu topik yang dia coba keluarkan. Watak Charryn yang keras kepala itu sangat mirip dengan dirinya sendiri, sehingga dia sudah bisa memastikan bahwan Charryn gak akan buka mulut pada makan malam ini.
Charryn langsung berdiri dan berlalu ke dapur untuk meletakkan piring bekas makannya lalu kembali ke kamar tanpa mengatakan apapun pada siapapun. Tante Karen langsung menggeleng-geleng kepala sambil sedikit senyum ke Davin. Tentunya Davin mengerti semuanya, dia pun datang nyamerin Charryn dengan tujuan untuk minta maaf. Tapi sama seperti usaha Karen, berakhir.
"Aku super menyesal dengan apa yang aku lakuin. Seharusnya aku gak perlu nerobos lampu merah yang mengakibatkan semua," curah Davin. Setelah Charryn dan mamanya pulang siang tadi, Davin langsung konsultasi pribadi dengan si dokter mengenai kesempatan pengobatan lainnya yang bisa menyembukan dengan lebih cepat. Namun, yah pengobatan tercepat pun akan memakan satu bulan secara pasti.
"Charryn, walaupun keras kepala, dia cuma shock aja. Kasih waktu ya," tante Karen coba menghibur Davin sambil mengantarnya ke pintu keluar.
***
Charryn awalnya memutuskan untuk bolos sekolah, tapi akhirnya tak jadi karna dia ingat harus ujian susulan hari ini. Sejujurnya dia tidak melakukan persiapan apapun untuk ujian hari ini karena mood-nya yang benar-benar anjlok. Jadi dia pasrah saja dengan nilainya yang bakal pas-pasan saja. Masa bodoh amat, ah.
Seharian setelah ujian, saat melangkahkan kaki keluar gerbang sekolah untuk menunggu jemputan, tiba-tiba sebuah sedan hitam lewat.
"Mau kemana, non?" Shelvy mendongak setelah membuka jendela mobilnya
"Ah aku lagi males sama capek aja," balas Charryn jutek. Sebagai teman seperjuangannya, tentu saja Shelvy tau Charryn is not okay. Dengan begitu, dia memutuskan satu hal secara cepat.
"Masuk sekarang!" teriak Shelvy, lalu dia lari pontang panting meraih tangan Charryn, lalu ditariknya sampai mereka masuk ke mobilnya
"Lu kira kita gak kenal ya, pake acara gak cerita segala. I know you are not okay! Jadi silahkan cerita kapanpun siap," Shelvy memecah keheningan.
Charryn akhirnya memutuskan untuk meluluhkan segalanya dan bercerita. Mulai dari diagnosis dokter, kakinya gak bakalan sembuh lama, hingga pertandingan voli terakhirnya yang udah pasti gak bisa dia ikuti. Lalu dia juga melanjutkan certitanya dengan kerinduannya sama Cherryl dimana biasanya kakak nyebelinnya itu selalu ada untuk gangguin ini saat dia anjlok begini. Shelvy adalah pendengar yang baik, jadi dia berhasil mendengarkan segala keluh kesahnya Charryn yang begitu panjang sampai bisa menemani perjalanan sampai warung Indomie favorit mereka.
Charryn pun langsung dengan girangnya turun dan duduk di tempat yang biasa mereka duduki, lalu memanggil pelayan untuk memesan.
"Ayam bawang rebus, pake telor!" favoritnya seperti biasa.
"Mi goreng double ekstra kornet + cabe rawit seporsi ya," giliran Shelvy yang memesan menu andalannya.
Di saat seperti ini, memang cuma Shelvy yang bisa mengertinya. Tepatnya, indomie bisa menyelesaikan berbagai masalahnya meski untuk sementara. Hari yang penuh beban pikiranpun berakhir cukup bahagia dengan dua piring indomie.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth - She Is Not Your Friend
NonfiksiKita semua pasti punya seorang sahabat. Bukan, bukan baik hanya di depan saja. Tapi apakah kamu juga sahabatnya? Kamu yakin dia gak sembunyiin apapun dari kamu? *** Charryn, siswa yang cukup menonjol dan terkenal di SMA swasta favorit, dan Davin , s...