"(Y/n)! Jangan lari-lari!"
Luhan terus meneriakkan namamu dan kamu tidak memperdulikannya. Kamu terus berlari ditaman bermain menuju stand penjual boneka.
"Luhan! Cepatan! Aku mau ituu~" rengekmu menunjuk sebuah boneka di stand tersebut.
Luhan menghentikan langkahnya dihadapanmu, peluh membasahi dahinya. Dia membungkuk dan tanganya bertumpu pada kedua lututnya. Nafasnya masih tersenggal-senggal akibat berlari.
"Apa-hh, kamu- mau apa? Hh," Luhan menatapmu yang sedang tersenyum kearahnya.
"Itu, boneka rusa yang gede itu!"
"Kamu udah punya banyak boneka rusa, (Y/n). Emang masih kurang?" tanyanya yang sudah dapat mengatur nafasnya.
"Tapi aku mau yang itu! Lihat deh gemes banget kan, Lu," ujarmu sembari menatapnya dengan puppy eyes andalanmu.
"Nggak. Mendingan kita cari tempat makan, ini udah siang." dia menghindari tatapanmu.
Kamu mendekatinya dan menarik ujung hoodie putihnya, "please Luhan..." kamu tetap memasang puppy eyes dan dia menghela nafasnya pelan sebelum menjawab.
"Yaudah."
"Yes! Ayo cepet!" kamu menariknya mendekat ke stand tadi dan memintanya membelikan boneka rusa yang cukup, tidak, sangat besar.
Tinggi boneka itu hampir menyamai tinggi badanmu dan tanduknya yang cukup panjang membuat rusa ini terlihat besar.
Kamu sangat menyukai rusa. Mungkin karena nama Luhan yang memiliki arti rusa kecil, jadi kamu menyukai rusa.
Setelah membayar, Luhan menarikmu mencari tempat makan yang tak jauh dari stand boneka tadi. Kamu masih memasang senyum diwajahmu bahkan setelah kalian selesai makan.
Luhan hanya menatapmu dan melingkarkan lengannya dibahumu.
"Seneng?" tanya Luhan dan kamu mengangguk antusias.
"Makasih yaa, aku bakal rawat si boneka rusa ini," ujarmu sembari memeluk boneka yang hampir membuat tubuhmu tidak terlihat.
Luhan menawarkan bantuan untuk membawa boneka rusa itu, namun kamu menolak.
"Aku kasih nama ah! Siapa ya kira-kira? Hmm..." tanyamu seraya memikirkan nama yang lucu untuk boneka rusamu.
"Bagaimana dengan Berry?" kamu kembali bertanya dan Luhan hanya terkekeh kecil lalu mengusap kepalamu lembut.
"Boleh, lucu." jawab Luhan lalu tersenyum dan menarik kepalamu seraya dikecupnya lembut.
Kalian terus berjalan beriringan menuju tempat parkir. Kamu ingin segera pulang, hari sudah beranjak sore.
Selama diperjalanan, Luhan sesekali melirikmu yang berada disampingnya. Kamu masih tersenyum dan beberapa kali menoleh ke kursi penumpang dibelakangku untuk memastikan Berry-mu aman.
"Kamu mau senyum terus begitu? Gemes nih aku," ujar Luhan lalu mencubit pipimu.
Kamu tertawa dan mendekatkan wajahmu ke telinga kirinya untuk menggodanya.
"Gemes yaa? Kalo gemes emang mau apa?" tantangmu lalu menjauhkan wajahmu.
Tiba-tiba saja Luhan menepikan mobilnya yang mengundang bunyi klakson dari kendaraan dibelakang kalian. Luhan menangkup wajahmu dan menariknya, dia lalu mendaratkan ciuman lembutnya.
Kamu yang terkejut hanya bisa membelalakan matamu saat Luhan mulai melumat halus bibir bawahmu. Kamu menatapnya yang kini terpejam, akhirnya kamu ikut terpejam dan membalas ciuman lembutnya tanpa bisa dicegah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Imagine Series] - EXO Version
FanfictionWhat if EXO Members be your boyfriend, bestfriend, or maybe-brother? Imagine Series #1 📍 Start : September 2017 📍 Revisi 📍 Imagine Area. Harsh comment not allowed.