Tittle : BACK
Cast : Park Jimin (GS), Min Yoongi, Kim Namjoon, etc
Pairing : YoonMin (Slight NamJim)
Genre : Romance, angst
Rate : M
A/N : Foto editannya milik yongchan_ssi yg maaf tidak minta ijin untuk repost 🌚 Ini adalah fanfic YM pertama buatan aing dimana alurnya hanyalah imajinasi dari otak saya yang sedikit ngawur 😆😂***
Park Jimin menulis sesuatu dikertas yang tak lebih besar dari telapak tangannya. Hal terakhir yang ia lakukan dengan ballpoint hitam itu adalah membubuhkan tanda tangan dipojok kanan bawah kertas.
"Ambil obatnya sesuai resepku. Dan ingat, jangan makan santan lagi. Itu tidak baik untuk jantungmu."
Jimin menyodorkan kertas berisi resep obat kepada pria yang duduk setia didepannya. Matanya memutar malas saat pasien tetapnya itu memasang senyum bodoh.
"Kim Namjoon-ssi, tolong. Kau itu baru saja akan mati."
"Kau yang terlalu berlebihan sayang. Kau tidak berhenti mengingatiku ini dan itu, seperti istriku saja--"
Jimin mendelik,
"Ah, bagaimana kalau kau jadi istriku saja, Jim?"
Reflek Jimin beranjak dari duduknya lalu memukul kepala pasien tampannya itu dengan ballpoint. Ia melesakkan resep obat dalam saku jas Kim Namjoon.
"Mati saja kau itu. Kalau Seokjin tahu suaminya sedang melamarku, bisa habis dibantai kau."
Namjoon tertawa. Pria dimple itu suka sekali menggoda Jimin, dokter spesialis Jantung dan Pembuluh darah yang sudah menjadi langganan untuk konsultasi kesehatannya. Reaksi yang tidak bisa diprediksi adalah kesukaan Namjoon. Namun,
"Aku serius Jim," Namjoon memegang pergelangan Jimin, menatap bola mata gadis manis itu tanpa kedip.
"Namjoon,"
Jimin terdiam. Kedua pasang mata yang sama kelamnya itu bertemu. Menghantarkan aliran tersendiri kepada masing-masing. Jimin tahu Namjoon tidak lagi menggodanya. Indera mata tak pernah berbohong. Sejenak, ia mengingat potongan campur tangan Namjoon dalam hidupnya.
Gadis berpipi chubby itu mengenal Kim Namjoon sejak lima tahun yang lalu. Dimana ia masih menjadi mahasiswa kedokteran pasca sarjana. Jimin bukanlah anak orang kaya yang memiliki banyak harta. Ia menginginkan pendidikan spesialis yang terlampau mahal untuk kantongnya.
Saat itulah Namjoon datang. Pria tampan yang ternyata anak rektor itu jatuh cinta pada Jimin, dan juga mempermudah Jimin mendapat beasiswa.
'Aku mencintaimu, Jiminnie.'
Satu kalimat yang mampu membuat Jimin tidak bisa tidur semalaman. Berusaha menggali kebohongan dari sorot mata Namjoon yang tetap saja tidak berhasil.
Kim Namjoon itu tampan, matang, perhatian dan sangat kaya raya. Siapa yang tidak akan jatuh cinta padanya? Apalagi disaat Pria dimple itu sendiri yang menyatakan sendiri.
Park Jimin adalah yang terpilih.
Dan tentu saja gadis itu menerima Namjoon dengan senang hati. Mereka menjalin hubungan selayaknya pasangan diluar sana. Hidup Jimin lebih berwarna semenjak Namjoon menjadi pacarnya. Perhatian Namjoon yang sangat intens membuat Jimin jatuh cinta berkali-kali pada pria kaya raya itu.
Jimin sangat bahagia,
Sebelum,
Badai itu datang.
"Hentikan omong kosongmu Namjoon." Jimin segera mengalihkan pandangannya. Waktu sudah berlalu, dan Jimin tidak boleh jatuh ketempat yang sama.
"Aku bisa menceraikan Seokjin dan menikahimu, Jim. Tidak ada lagi yang kau takutkan sekarang."
Jimin mengibas pergelangan yang digenggam Namjoon. "Semua sudah berlalu Namjoon. Jika kau melakukan itu, sama saja dengan menyakitiku."
"Bukankah hal itu yang selalu kau impikan?"
Jimin menoleh. Perkataan Namjoon sungguh menusuk hatinya.
"Tidak usah mengelak sayang. Aku tahu kau masih mencintaiku. Begitu pula denganku. Kembalilah padaku, Jim."
Pelan, Namjoon bangkit dari kursinya, berdiri menjulang dihadapan Jimin yang tak berkutik. Gadis itu terdiam kaku saat aroma musk semakin menguasai hidungnya.
Grep
"Aku masih mencintaimu Jiminnie~ Kembalilah padaku. Hidup bersamaku, selamanya. Seperti mimpi kita setahun yang lalu."
Jimin sadar. Sangat sadar saat Namjoon merengkuh badan mungilnya dalam pelukan hangat. Gadis chubby itu mulai ragu,
Ragu akan hatinya sendiri. Jimin sendiri sudah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Namjoon dan memulai hidup baru. Tapi jika seperti ini,
"Park Jimin-ssi,"
"Ne~" Jimin mencicit pelan,
"Aku rasa anda tidak lupa etika di rumah sakitkan?"
DEG.
Mata Jimin melebar, tubuhnya menegang. Suara tadi bukanlah suara Kim Namjoon yang sedang memeluknya, tapi
"Dokter Min."
Jimin segera melepas kasar pelukan Namjoon yang juga baru menyadari ada orang ketiga dalam ruangan Jimin. Namjoon merapikan jasnya, menyamarkan kekagetan yang baru saja ia alami.
Jimin menyasak rambutnya kebelakang. Mengusap pipinya, lalu menatap Namjoon "Jam konsultasi anda sudah habis Kim Namjoon-ssi. Anda boleh pulang sekarang."
Oke. Namjoon diusir. Dan itu karna pria yang tingginya tak lebih dari Namjoon didepan pintu sana.
"Baiklah Dokter Park. Terimakasih saran yang tadi. Aku permisi."
Jimin mengangguk, ia masih setia meraup mukanya berkali-kali. Sedangkan pria yang dikenal 'Dokter Min' itu tersenyum sinis,
"Saran? Saran melakukan hal tak senonoh dirumah sakit?"
Namjoon tidak tuli sekalipun Pria pucat dipintu sana berbicara menggumam. Dengan langkah arogan, Namjoon berlalu dari ruangan Jimin dan menabrak bahu pria didepan pintu.
Jimin menghela nafas lega. Akhirnya pasien gila itu sudah pergi. Berterima kasihlah kepada dokter Min, Pria pucat yang berwajah datar namun manis disana.
Oh?
Jimin mengangkat wajahnya. Dan obsidian hitam itu bertemu dengan sepasang mata sipit yang menatapnya juga.
Tajam dan mendominasi.
Seketika ruangan Jimin menjadi lebih dingin dari biasanya.
Masalah satu datang lagi,
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK (Myg x Pjm)
FanfictionSejauh kemanapun aku berlari, pada akhirnya aku akan kembali hanya kepadamu. Karna kau adalah, Rumahku. Warning : GS, top!yoon bot!jim