1

85 11 0
                                    


Seorang gadis tengah duduk di hadapan laki-laki tengah baya dangan ekspresi datar sedangkan laki-laki tesebut memandangnya aneh.

"Apa benar kau produser yang di kirimkan Tablo?" tanya laki-laki itu lagi.

Gadis itu menghembuskan nafas berat, karena sejak tadi hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Sangjamnim di depannya.

"Sudah ku katakan Sangjamnim, jika kau tidak percaya silahkan hubungi Tablo oppa." Ucap gadis tersebut.

Sangjamnim yang lelah terus menanyakan hal yang sama lalu menarik gagang telepon yang ada di mejanya lalu mengetikkan beberapa nomor.

"Yeoboseyo hyung?" Ucap orang di sebrang telpon sana.

"Tablo, aku sudah bertemu dengan produser yang kau kirimkan." Ucap Sangjamnim sambil melirik Jinan yang tampak biasa saja.

"Oh, kau pasti ingin bertanya mengapa dia terlihat begitu muda, ya kan hyung? Dia memang masih sangat muda tapi aku jamin bahwa pekerjaannya tidak akan mengecewakanmu." Ucap Tablo.

"Kenapa kau begitu yakin?" Tanya Sangjamnim.

"Karena pertama kali bertemu dengannya aku juga berfikiran sepertimu hyung lalu dia berkata 'apa msalahnya jika seorang produser masih berumur sangat muda?' dan dia benar-benar menujukkan skillnya yang benar-benar membuatku terkejut saat itu." Ucap Tablo

"Aku hanya tidak yakin, saat pertama kali kau mengatakan kau punya seorang produser hebat aku fikir dia akan seumuran dengan produser sebelumnya jadi aku berfikir untuk menjadikannya satu tim dengan Teddy." Ucap Sangjamnim.

"Itu bagus hyung, mereka akan sangat cocok. Dan itu akan membuatnya bertanggung jawab karena untuk menjadi satu tim dengan Teddy itu sangat sulit.Lagipula jika pekerjannya tidak dapat memuaskanmu kau bisa langsung pecat dia hyung." Ucap Tablo dengan semangat.

"Ya! Dia ada disini." Ucap sangjamnim.

"Biar saja hyung, biar dia tahu seberapa keras aku membantunya sehingga tidak meninggalkan pekerjaannya secara tiba-tiba." Ucap Tablo.

Sangjamnim melirik Jinan yang terkekeh mendengar kata-kata Tablo.

"Jadi dia orang yang tidak bertanggung jawab?" Tanya Sangjamnim.

"Yah, sedikit tidak bertanggung jawab. Tapi ketika dia bena benar mencintai pekerjaannya siapapun tidak akan ada yang bisa melarangnya." Ucap Tablo.

"Lalu apa aku harus menerima orang yang tidak bertanggung jawab?" Tanya sangjamnim lalu melirik Jinan lagi.

"Ani, itu keputusanmu. Dia sangat mencintai agensimu hyung, dia sangat ingin bekerja di agensi mu. Biar ku beritahu dia ingin bekerja disana sejak tiga tahun lalu namun aku melarangnya." Ucap Tablo.

"Hm, arraseo aku sudah menemukan jawabannya. Aku tutup dulu." Ucap sangjamnim lalu memutus sambungan teleponnya.

"Kau sudah mendengarnya kan?" Tanya Sangjamnim.

"Mendengar yang mana?" Tanya Jinan.

"Aku akan menjadikanmu satu tim dengan Teddy sebelum kau benar benar bisa memuaskanku dengan hasil kerja mu yang bagus." Ucap Sangjamnim.

Jinan mengangguk.

"Ini syarat kontraknya, aku memberikanmu kesempatan jadi jangan mengecewakanku dan buang jauh-jauh sifat tidak bertanggung jawab mu itu." Ucap sangjamnim lalu memberikan sebuah kertas di dalam map.

Jinan membaca semuanya meneliti dan menadatanganinya.

"Jadi hanya ini peraturannya? Jadi aku boleh berkencan dengan artismu?" Tanya Jinan.

"Kau ada rencana untuk mengencani artisku?" Tanya Sangjamnim.

"Molla, di agensiku bekerja dulu itu tidak diperbolehkan dan disini tidak ada aturannya itu artinya aku bisa mengencani artismu." Ucap Jinan.

"Ya, kau bisa mengencani mereka setelah lewat enam bulan masa kerjamu tapi jangan membuat mereka tidak profesional." Ucap Sangjamnim.

"Kenapa kau memperbolehkan ku? Aku lihat di kontrak lain di agensimu bahwa mereka tidak boleh mengencani artismu." Ucap Jinan.

"Untuk produser tidak ada aturan semacam itu, hanya untuk karyawan staff saja. Dan kau tau darimana?" Tanya sangjamnim lalu menegakkan tubuhnya.

"Kau harus menyewa orang untuk menjaga privasi berkasmu, itu telalu mudah untuk di bobol." Ucap Jinan.

"Kau membobolnya?" Tanya sangjamnim.

"Hm, aku hanya ingin tahu seberapa kuat kemanan agensi ini dan ternyata tidak sekuat agensi ku dulu, yah walaupun tetap dapat ku bobol." Ucap Jinan lalu berdiri dari duduknya.

"Kemana aku harus pergi setelah ini?" Tanya Jinan.

"Ruangan Teddy, di lantai tiga cari pintu bernama Teddy." Ucap Sangjamnim.

"Arraseo, kamsahamnida Sangjamnim. Aku tidak akan mengecewakanmu." Ucap Jinan lalu membungkuk 45°

"Kau harus, kau tidak boleh mengecewakanku." Ucap Sangjamnim.

"Ne, anyeonghaseyo." Ucap Jinan lalu membungkuk lagi lalu pergi keluar ruangan dan memasuki lift lalu memencet tombol bertulisakan angka tiga.

_______________________________________

Hai, ini cerita pertamaku semoga suka.

Fool- K.J.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang