Bulan September adalah bulan ceria, setidaknya begitu slogan yang disematkan orang-orang kepada bulan September, tapi tidak dengan kehidupan laki-laki bernama Derry Pradipto, Bulan September tidak pernah lagi seceria dulu baginya. Usianya masih 22 Tahun ini. Anak satu-satunya dari pasangan Damar Pradipto dan Diana Nadanti. Ibunya lebih dulu berpulang ke keabadian karena kecelakaan yang dialaminya. Ayahnya, semenjak kematian sang Ibu juga ikut "mati", begitulah yang sekiranya dirasakan Derry.
Hari kamis di bulan September ini adalah hari kematian sang ibunda. Hari Kamis juga merupakan hari kesukaan sang Ibu yang akhirnya sejak kepergiannya, Derry akan selalu datang kepemakaman di setiap hari Kamis lalu meletakan sepuluh bunga lily diatas pusarannya seraya berkata "Pria kesukaan Ibu akan datang suatu hari nanti."
Ibunya adalah seorang florist yang entah mengapa sangat mencintai bunga Lily, "Ia sangat cantik" begitu katanya ketika Derry bertanya mengenai kecintaannya terhadap bunga Lily. Kecintannya terhadap bunga Lily juga berbanding lurus dengan kecintaannya terhadap keluarga. Derry selalu merasa bahwa ibunya adalah jelmaan malaikat, karna menurut Derry, Ibunya punya daya magis yang lebih dahsyat dari hanya sekuntum bunga. "Ibu, aku berani bertaruh bahwa bunga-bunga yang dirawat Ibu pasti diam-diam menaruh dengki kepada Ibu karna kalah cantik" begitu ujarnya disuatu pagi ketika ibunya sibuk menyirami bunga-bunga.
Tapi kalimat-kalimat yang biasa disampaikannya kepada sang Ibu sekarang hanya seperti gaungan saja tanpa ada yang menjawab. Derry merasa bahwa rumah yang dahulu selalu hidup sekarang sudah tidak punya nyawa, rumahnya menjadi begitu dingin seakan mataharipun enggan bersinggah disana, dan begitu-pun dengan sang Ayah. "Ayah tak bisa kujangkau lagi" katanya 2 bulan silam di atas pusara Ibunya.
Ayah Derry, Damar Pradipto adalah seorang arsitek, ia yang merancang rumah yang telah ia huni bersama keluarganya ini selama hampir 25 tahun. "Rumah yang Ayah ciptakan ini adalah hadiah Ayah buat Ibu dan Derry, Ayah merancang segala pondasi dan juga atapnya, Ibu yang menghiasi interiornya dan kamu yang mengisi kehidupan didalamnya." Itulah kalimat yang tidak pernah dilupakan Derry sewaktu usianya masih 15 tahun ketika ia bertanya hadiah apa yang Ayahnya begitu usahakan selama kehidupannya.
Ayahnya adalah seorang pekerja keras dengan dididikan yang keras juga tapi Ia adalah seorang dengan selera humor yang tinggi yang terkadang Derry tidak sanggup memahami lelucon sang Ayah yang kadang terlampau jauh untuk ia mengerti. Ayahnya sanggup membuat suasana sedingin apapun menjadi hangat, yang sayangnya selama hampir 365 hari ini justru Ayahnya pula yang sukses membuat suasana lebih dingin dari musim dingin di belahan dunia manapun.
Langit hari ini begitu kelabu, entah konspirasi apa yang dilakukan alam saat ini, apakah memang alam sudah mensetting hari ini khusus untuknya agar semuanya terasa menyatu? kalau memang itu yang sengaja dilakukan oleh alam, maka Derry hanya meminta kepada alam untuk berhenti membuat suasana bersatu padu dengan hatinya.
Selepas pergi menemui sang Ibu-yang rumah barunya tidak jauh dari rumah lama- ia kembali ke rumah dengan berjalan kaki, menyusuri jalan setapak dibawah kerindangan pohon dengan bunga-bunga berwarna kuning, sambil berpikir sejenak "Kapan waktunya bunga-bunga ini akan berguguran?" Derry berjalan dengan melawan angin pukul 8 pagi yang terasa lebih seperti gamparan angin malam lalu tiba-tiba berhenti sambil menengadahkan kepalanya ke langit "Alam, kau tidak usah bersusah payah membuat scenario untukku hari ini, keluarkan saja mataharimu agar suasana menjadi lebih terang, aku tidak butuh langit gelapmu" tapi ternyata alam cukup keras kepala, ia justru menurukan hujan dengan derasnya. "Ya terima kasih sudah menurunkan sekutumu, hujan, setidaknya aku memang belum mandi pagi ini." Ujarnya yang akhirnya berterima kasih juga kepada alam.
Setapak demi setapak dengan hujan Derry nikmati pagi itu. Jalanan yang selalu ia lewati setiap minggu selama 365 hari ini, rutinitas yang tak pernah sekalipun ia lewatkan, yang sayangnya ada seseorang yang melewatkan hal ini di harinya, yang membuat Derry tak habis pikir dengan hal itu karena seseorang yang melewatkan ini adalah Pria kesukaan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
365
Short StorySebuah cerita pendek tentang Ayah dan anak dalam sebuah penantian dan keikhlasan. Design Cover by: Canva.com Edited by: Nadya Cha