Penulis: Benjamin Feinher
Sumber: www.mengakubackpacker.blogspot.co.idCreepypasta ini bercerita tentang seorang operator yang mendapakan telepon aneh. Begitu menyadari arti telepon itu, ia-pun menjadi sangat ketakutan.
Aku benci pekerjaanku!
Aku biasanya pendiam. Dan ironisnya, aku justru bekerja sebagai operator call centre. Yah, memang menyedihkan. Pekerjaan ini kadangkala bisa menjadi berat. Bayangkan berbicara dengan ratusan orang tiap hari, tetapi masih merasa kesepian. Aku tak memiliki interaksi yang sesungguhnya dengan orang lain selain melalui telepon. Aku hanya menatap layar dan berbicara dengan orang yang mau memesan pakaian dari katalog kami dan belum tahu cara memesan online melalui internet. Yah, bisa kalian tebak, kebanyakan dari mereka adalah manula. Maksudku, benar-benar tua. Sebagian besar dari mereka baik sih. Namun, tetap saja ada penggerutu di sana dan di sini. Untunglah pekerjaan ini sama sekali tak membuatku stress. Hanya saja aku bukan tipe orang yang suka bicara dan banyak penelepon suka mengobrol tentang cucu-cucu mereka ketimbang memesan sesuatu. Jadi, alasanku mengatakan hal ini karena kemarin aku mendapatkan telepon yang takkan pernah kulupakan.
Kejadian itu diawali seperti biasa.
"Terima kasih sudah menghubungi Dartmouth Clothing. Nama saya Benjamin. Apa yang bisa saya bantu?"
Aku sudah mengucapkan kalimat itu ribuan kali hingga terasa seperti refleks bagiku. Aku bahkan sampai takut keceplosan menjawab seperti itu juga kalau ada saudara atau teman yang menelepon.
"Halo?"
Suaranya terdengar kuno. Oke, ini akan menjadi salah satu telepon dimana mikrofon sudah berada tepat di mulutku dan aku masih harus berteriak.
"Ya, Bu? Di sini Benjamin dari Dartmouth Clothing. Ada yang bisa saya bantu?"
"Oh, haloooo anak muda!" Ia menyapa dengan nada riang yang aneh.
"Halo, apa anda ingin memesan sesuatu?"
"O ya, saya mengingin-kan sesuat-tu dari-mu ..."
Aku tak tahu apakah teleponnya gangguan atau apa, sebab suaranya terdengar patah-patah.
"Baik, apa anda memiliki nomor pelanggan?"
Ia menyebutkan angkanya dan mengetiknya di atas keyboard. Semua keterangan mengenainya muncul di layar kurang dari sedetik.
"Baiklah. Jadi saya sedang berbicara dengan ... Eileen?"
"Ya, be-nar ...."
"Alamat anda di 112 Hickory Avenue di Parkersburg?"
"I-ya ...."
Ah, gangguan ini lagi, pikirku. Dari mana wanita ini menelepon?"
"Oke Bu. Kapanpun anda siap anda dapat ..."
Aku tak memperhatikannya sebelumnya, namun di bagian atas halaman profil pelanggan kami terdapat kolom yang menyatakan status terbaru klien kami: apakah "berhutang", "tidak aktif", atau bahkan "blacklist". Namun, di sana hanya ada satu kata.
ALMARHUM
Aku membeku. Apa-apaan ini? Aku tak bisa memikirkan apa yang terjadi.
"Apa kau di sanaaaaaa, Nak?"
Dia terbatuk. Atau suara yang aku pikir suara batuk. Suaranya lebih mirip sebuah degukan kering.
"Uh, ya Bu. Sa-saya masih di sini."
Aku kehilangan ketenanganku. Ini benar-benar membuatku merinding. Tulisan itu masih ada di sana, berpijar di layarku.
ALMARHUM
Mengingat kejadian ini, aku merasa seharusnya aku sesegera mungkin memtuskan telepon itu. Namun, aku tidak. Dan aku harus menanggung resiko terkutuknya.
Ada momen kesunyian sejenak dan kemudian, entah dari mana, nada suara wanita itu naik dengan tajam. Terdengar suara tawa. Tawa yang kering.
"A-ku ingin sesuatu dari-mu ..."
Kemudian aku mendengar suara, "Tik tik ... tik tik ..."
Sepertinya aku mengenal suara itu, tetapi aku tak bisa mengingatnya.
Aku tak tahan lagi. Akhirnya aku memutuskan telepon itu dan melepaskan headset-ku. Aku tak bisa tidur dengan nyenyak saat itu. Kuputuskan untuk menyalakan lampu kamar sepanjang malam. Namun, pengalaman itu benar-benar tak bisa keluar dari kepalaku.
Akhirnya ketika fajar menjelang, barulah aku teringat suara apa itu.
Suara "Tik ... tik ..." yang kudengar di telepon.
Cobalah buka mulutmu dan ketukkan gigi-gigimu bersamaan.
Note:
Aku kurang sreg sama endingnya, tapi di komentarnya ada yang bilang si Nenek minta gigi. Ada juga yang bilang si Nenek menelepon dari kuburan makanya putus-putus. Kalau menurut kalian gimana?(Note from 2020) OH ATAU APA JANGAN-JANGAN MAKSUDNYA NENEK MINTA MAKAN? OH OH, bagaimana kalau sebenarnya si Nenek meminta daging Benjamin untuk dimakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keripik Rasa Pasta : Kumpulan Creepypasta dan Riddle Horror
Misteri / Thriller•dalam proses revisi semua part agar lebih rapi dan nyaman dibaca• [13+] mengandung unsur sadis, kekerasan, horor, dan konten tidak pantas untuk dibaca anak-anak. Jika merasa sudah cukup umur mohon agar tidak meniru adengan apapun dalam konten cerit...