Serpihan - 4

68.1K 10.3K 671
                                    

Jika kau tahu sesuatu akan berakhir buruk
Sanggupkah kau menghentikannya
Saat masih terasa indah?
-Anonim-


"Tok... tok... tok... Ko Willy... main yukkk."

Willy yang sedang sibuk membuat presentasi di laptopnya, menoleh ke arah pintu ruang kerjanya, matanya melihat Lexa yang mengenakan piyama bergambar mickey mouse berdiri di depan pintu sambil tersenyum padanya.

"Kenapa Lex?" tanya Willy yang kembali menekuni pekerjaannya. Besok dia akan menjalani test panel. Ya, Willy diajukan untuk mengikuti promosi kenaikan jabatan, karena pencapaiannya pada periode lalu melebihi target yang diberikan perusahaan.

Lexa yang melihat suaminya begitu sibuk, berjalan lambat dengan wajah penuh senyum. "Koko sibuk?" tanyanya sambil menyandarkan pinggangnya di meja kerja Willy.

"Besok mau presentasi, ini lagi nyiapin bahannya." Willy mengulurkan tangannya untuk menyelipkan helaian rambut Lexa di balik telinga.

"Aku tungguin ya?" tawar Lexa.

"Kenapa nggak tunggu di kamar aja? Ini masih lama loh, kelarnya."

Lexa mengerucutkan bibirnya, ada malam-malam di mana dia harus tidur sendiri karena Willy harus ke luar kota karena masalah pekerjaannya. Dan hari ini, Willy baru pulang dari luar kota dan langsung mengurung diri di dalam ruang kerjanya yang berukuran empat kali tiga meter ini, sedangkan istrinya sudah menunggu di dalam kamar tidur mereka yang jauh lebih besar dan lebih nyaman.

"Kalau Koko jadi Deputi, tambah sering nggak, keluar kotanya?"

Willy memandang istrinya sekilas. "Kenapa? Nggak tahan, aku tinggal terus?"

"Bukan nggak tahan sih, tapi takutnya Koko yang nggak tahan jauhan sama aku nanti," katanya dengan nada genit yang sudah dihafal Willy.

Willy mendengus. "Pede."

"Serius loh, nanti pasti Koko mau deket sama aku terus."

Willy tertawa, istrinya ini memang seperti anak kecil. Ya wajar saja usianya masih dua puluh empat tahun, sedangkan Willy, saat menikah sudah tiga puluh tiga tahun. Mereka lebih seperti adik kakak ketimbang suami istri.

Lexa memilih duduk di atas meja kerja Willy sambil menggoyang-goyangkan kakinya, sambil menyenandungkan lagu Mariah Carey, penyanyi favoritenya. Di saat perempuan seumurnya menyukai Taylor Swift, Selena Gomez dan penyanyi muda lainnya. Lexa tetap setia dengan lagu-lagu Whitney Houstan, Mariah Carey, Celine Dion, Beyonce dan penyanyi lain yang sudah berumur. Menurut Lexa suara mereka luar biasa dan lagu-lagunya punya makna yang begitu dalam.

"Kamu nggak ngantuk?" tanya Willy.

Lexa menggeleng, sambil terus bernyanyi. Suara Lexa bagus, Willy mengakui itu. Tapi dia tidak mau memuji Lexa, karena Lexa akan besar kepala dan tingkat kepercayaan dirinya yang sudah tinggi akan semakin tinggi.

And then hero, comes a long
With the strength to carry on
And you cast your fears a side
And you know you can survive

Willy mendengus saat melihat Lexa menguap, dia tahu Lexa sengaja menungguinya dan menahan rasa kantuknya.

Willy berdiri dari kursinya lalu menggeser tubuhnya ke depan tubuh Lexa, dia mendaratkan bibirnya ke bibir Lexa, kecupan kilat yang membuat Lexa terdiam. "Tunggu di kamar," bisik Willy.

"Aye... Aye...Captain," kata Lexa langsung melompat turun dari meja kerja Willy dan bergegas ke kamar mereka.

Willy tertawa melihat tingkah istrinya itu, dulu dia menyangka perjodohannya dengan Lexa adalah sebuah bencana. Karena dia masih belum mau membuka diri setelah hubungannya dengan Nadhira berakhir. Nyatanya, menikah dengan Lexa tidak separah yang dibayangkannya. Lexa punya energi yang luar biasa, kadang dia terlihat seperti anak kecil, tapi kadang bisa berpikir dewasa. Dan Lexa tidak pernah menuntut Willy untuk melupakan Nadhira, menerima semua masa lalu Willy, walaupun Willy masih belum bisa memberikan hati seutuhnya pada Lexa.

Serpihan Hati (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang