Joyz berjalan dengan cepat menuju mobil sportnya diikuti oleh Nathan, keduanya terlihat berjalan dengan tergesa-gesa. Menghiraukan tatapan aneh dan tidak jarang ada orang yang menatap mereka dengan pandangan takut, melihat ekspresi Joyz juga Nathan yang bersiap membunuh siapapun yang berani menghalangi jalan mereka.
" Kau tidak keberatan bukan kalau aku menumpang di mobilmu?! Akan memakan waktu kalau aku harus mengambil mobilku lagi. " Ucap Nathan yang kemudian hanya dibalas anggukan oleh Joyz.
Begitu masuk ke dalam mobil sport hitam miliknya, disusul oleh Nathan. Joyz segera berbalik dan mengambil sebuah box kecil dari balik kursi kemudinya.
" Kurasa kau pasti bisa menggunakannya. " Ucap Joyz usai memberikan sebuah pistol pada Nathan.
" Ya, aku sudah terbiasa menggunakannya sejak berada di Rusia. " Balas Nathan yang dengan cepat menerima pistol yang diberikan oleh Joyz.
" Untuk kali ini saja, kita lupakan permasalahan kita. Karena Flau jauh lebih penting. "
" Kau benar. "
_____
Ciitt...
Joyz segera menghentikan mobil sportnya disembarang tempat sebelum turun dengan pistol yang telah berada dalam genggamannya. Begitu juga dengan Nathan yang kemudian mendobrak pintu dengan kerasnya, hingga menimbulkan suara gema yang seolah memenuhi gedung kosong itu.
" Flau!!! " Seru Nathan dengan sekuat tenaga, berusaha mencari dimanakah sosok Flau berada.
" Pergi!! Ini jebakan, Nath!! "
Door...
Suara peluru yang melesat tepat di sampingnya, spontan membuat Nathan seketika terdiam.
" Kurasa kau harus lebih waspada dalam situasi seperti ini. " Ucap Joyz dengan suara dinginnya yang menusuk.
Hampir saja...hampir saja Nathan terbunuh jika saja Joyz tidak lebih cepat menembak orang yang berniat membunuh Nathan.
Dan dari kejauhan, kedua mata coklat Flau seketika melebar begitu melihat sosok Joyz yang tiba-tiba muncul dari balik tubuh Nathan.
" Joyz...kenapa... "
" Flau! " Seru Joyz yang kemudian berlari ke arah Flau yang masih dalam keadaan terikat dan memar disekitar wajahnya.
" Stop!! "
Deg...
Langkah Joyz seketika terhenti saat itu juga, begitu Jenica bersama dengan anak buahnya datang dan mengacungkan pistolnya tepat di kepala Flau.
" Aku tidak pernah menyangka bahwa akhirnya kamu harus melihat sisi burukku ini, Joyz. Dan semua ini karenamu!! " Tuduh Jenica dengan marahnya pada Nathan.
" Itu semua salahmu sendiri, Jen. Kenapa kau bisa sampai menculik Flau?! "
" Salahkan gadis sialan itu! Beraninya dia menyakiti Joyz!! "
" Berhenti seolah kau mengetahui perasaanku, brengsek!! " Seru Joyz dengan marahnya dan segera menodongkan pistol miliknya tepat ke arah kepala Jenica, meski dari jarak yang cukup jauh.
Untuk waktu yang cukup lama, Jenica seolah syok dengan apa yang baru saja didengarnya dari Joyz. Tidak pernah sekalipun, Joyz berkata kasar padanya sejak dulu, tapi sekarang...karena gadis itu, Joyz-nya berani berkata kasar dan bahkan marah padanya.
" Buang pistol kalian, jika kalian tidak mau nyawa gadis sialan ini melayang. " Perintah Jenica dengan ekspresi marah dan kecewanya terhadap Joyz.
Baik Joyz maupun Nathan masih tetap menodongkan pistol mereka ke arah Jenica, menghiraukan perintah Jenica yang menurut mereka adalah sebuah jebakan.
" Cepat!! Kalau kalian masih tidak menurutiku, maka ucapkan selamat tinggal pada nyawa gadis sialan ini!! " Seru Jenica lagi sebelum menarik pelatuk pistolnya dan bersiap menembak Flau.
Trangg...
Flau hanya bisa terisak dan menggeleng ke arah Joyz juga Nathan yang kini telah membuang pistol mereka dan mengangkat kedua tangan tanda menyerah.
" Pergilah...kumohon... " Lirih Flau dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajah cantiknya yang terlihat memar dimana-mana.
" Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Flau. Tidak lagi... " Balas Nathan dengan senyum manisnya yang semakin membuat Flau menangis tanpa suara.
Melangkah maju, Joyz kemudian menurunkan tangannya dan menatap Jenica dengan pandangan yang tidak terbaca. " Lepaskan mereka berdua. " Ucap Joyz yang bermaksud agar Flau maupun Nathan bisa pergi dalam keadaan bernyawa, setidaknya hanya ini yang bisa Joyz lakukan. " Aku akan menuruti semua permintaanmu, kalau kau mengabulkan permintaanku. "
" Tidak, Joyz!!! " Seru Flau yang seketika memberontak dari cengkraman anak buah Jenica.
" Diamlah!!! " Joyz balas berseru lalu menatap Flau dengan senyum manisnya. " Diam dan hanya lihat bagaimana aku berjuang untuk menyelamatkanmu. "
" Lepaskan gadis itu. " Perintah Jenica pada anak buahnya sebelum menatap Joyz dengan lekat. " Kemarilah. "
Flau menggeleng dan semakin terisak melihat bagaimana perjuangan Joyz yang bahkan rela menukarkan dirinya demi dia yang bahkan telah melukai perasaannya.
Senyum penuh kelegaan kini sukses membingkai wajah tampan Joyz yang kemudian mulai berjalan menggantikan posisi Flau. Membiarkan dirinya menjadi sebuah bayaran demi menyelamatkan gadis yang sangat dicintainya itu.
Flau berjalan dengan sangat terpaksa ke arah Nathan usai anak buah Jenica dengan sangat kasar mendorongnya. Namun beberapa detik setelahnya, semua berjalan begitu cepat.
Doorr..
Suara tembakan yang melesat juga sebuah pelukan hangat yang seakan melindungi tubuhnya, membuat Flau hanya bisa mematung.
" Are you okay....my princess? "
Deg...
Air mata Flau jatuh seiring dengan robohnya tubuh Joyz dalam pelukannya. Tubuh yang kini bersimbah darah dan terlihat begitu lemah.
" Joyz.... " Lirih Flau dengan suara gemetar.
" Don't....be cry....Flau....I'am okay... " Balas Joyz dengan bibir bergetar dan senyum lemah miliknya.
Flau menggeleng cepat dengan air mata yang terus berjatuhan. " You not okay, Joyz!! You not okay!! "
Joyz menggeleng pelan dan berusaha meraih wajah cantik Flau dengan tangan gemetar. " Maaf....maaf...karena...selalu saja...membuatmu menangis..... "
" Berjuanglah....berjuanglah untukku, Joyz...sesuai dengan ucapanmu...jangan menyerah....kumohon.... " Ucap Flau yang kini menggenggam erat jemari Joyz.
Joyz tersenyum lemah seiring dengan wajahnya yang semakin bertambah pucat, dia tahu....kesadarannya mulai menghilang, tapi setidaknya....dia ingin membalas ucapan Flau untuk kali ini saja. " .....kamu benar....aku harus berjuang...untukmu, my princess... "
Detik itu, genggaman Joyz terlepas, meninggalkan Flau yang hanya bisa menangis dan memeluk Joyz-nya yang tengah memejamkan kedua matanya.
" No!!! No!!! Don't go, please!!! " Seru Flau yang terus memeluk tubuh Joyz.
Hancur...baik Flau maupun Jenica seolah hancur begitu Joyz memejamkan kedua matanya.
Braakkk....
" Jangan bergerak!! " Seru Jack yang datang dengan menodongkan pistolnya tepat ke arah Jenica, diikuti oleh seluruh anak buahnya yang kini berada di belakangnya. " Joyz!! Maaf terlam.... " Suara Jack seakan menghilang begitu dia melihat tubuh sahabatnya yang telah bersimbah darah di atas pangkuan Flau yang tengah menangis.
Dengan langkah teramat berat, Jack akhirnya jatuh terduduk di sisi Joyz yang hanya diam tanpa kata, tanpa tatapan kesalnya jika Jack terlambat melakukan sesuatu yang telah diperintahkan olehnya.
" Hei....aku bilang maaf terlambat, Joyz....apa kau...tidak ingin menegurku atau memarahiku....hei!!! " Ucap Jack yang kini menangis bersama dengan Flau. " Bangunlah brengsek!! Jangan membuatku takut!! "
_____
#jgn lupa vomment y readers!!! 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Joyz & Flau in Wedding
RomanceSequel kedua dari ' Miracle in My Love ' ( Author sarankan kalau mau membaca story ini, lebih baik membaca sequel pertamanya dulu ? ) hanya saran ✌ ........................................................................ Joyz Loyard, seorang pembisn...