2nd Season: Tiga Belas

1.5K 188 24
                                    

Dengan insiden Yoshitake yang mematikan sekaligus menghidupkan ikan dengan satu jenis chakra berwarna hijau, membuat gempar penjuru Konoha, terlebih Tsunade dan para pakar medis. Hal ini membanggakan Shiina dan Maeno—sebagai seorang sahabat Yoshitake. Tak lupa sang guru—Naruto—mentraktir Yoshitake ramen di Ichiraku. Sakura bahkan mengirimkan surat pada Sasuke via elang. Kakashi sendiri mulai curiga dengan kekuatan langka Yoshitake. Chakra hijau, bukan langka apalagi aneh. Chakra khas dari seorang pengguna medis. Namun, Yoshitake tiba-tiba memilikinya tanpa pelatihan panjang nan khusus? Seperti Sakura di waktu dulu? Kakashi memegang dagu, sebagai seorang hokage, ia memanggil Shikamaru dan mendiskusikannya berdua sebelum memberitahukannya pada Daimyo tentang anak misterius berkekuatan aneh.

Apa kabar dengan Masamune? Memang apa yang Masamune pikirkan? Ia tak tahu apa-apa, bila gurunya—Rock Lee—tak memberitahukannya seheboh ini. Orang dengan otot menonjol itu, si alis tebal dengan baju hijaunya, menghampiri Masamune yang tengah melemparkan berbagai shuriken ke pohon yang telah diberi tanda.

"Selanjutnya dengan mata tertutup." Masamune tersenyum kecil dengan perencanaannya, mudah, semua akan mudah jika dia anggap mudah.

"Cukup dulu, Masamune-kun. Kemari sebentar, aku membawa air mineral." Lee di belakang tubuh Masamune segera memanggil muridnya dan duduk di batu.

"Ah, iya, sensei." Masamune menurut, dan duduk di hamparan rumput.

Lee memberikan minuman, dengan penuh rasa berterima Kasih Masamune terima air botol itu dan diteguknya sampai habis.

"Kau pasti bangga ya, Masamune-kun. Jadikan Yoshitake rival pun itu lebih bagus." Lee memulai percakapan, dengan sedikit tawa mengingat rival dulunya, Neji.

"Ha'i?" Bukan jawaban yang Lee inginkan, Masamune merespon dengan raut wajah kebingungan.

"E-eh ... Sepertinya, kau tak tahu, ya." Lee menggaruk kepala.

"Hm?" Masamune segera menautkan alis ke tengah dahi.

"Kau terlalu sibuk berlatih sepertinya. Tak apa! Gurumu ini akan menceritakan semuanya! Semangat muda! Yoshitake yang menjadi sangat hebat ... temanmu itu, dia ...." Lee menggambarkan kehebatan Yoshitake dan kehebohan Konoha dengan sangat terperinci, dengan raut wajah yang sangat membara. Membuat Masamune ... tercengang dan menggigit ... bibirnya sendiri.

.
.
.

***

.
.
.

Maeno berjalan riang memasuki rumah Naruto. Akhir-akhir ini rumah besar ini sepi, Masamune dengan latihannya, Shiina yang mengurusi soal pengontrolan chakra Yoshitake, Naruto dan Hinata dengan misi dadakan dari Rokudaime. Ia sendiri tak diam, ia selalu ke perpustakaan, main ke rumah Tenten, dan berlatih sewaktu-waktu tentang elemen air bersama Tsunade. Maeno dikatakan sudah cukup kuat, setidaknya di umurnya yang terbilang masih muda itu. Membuat Maeno meringis sesekali karena tak sesibuk seperti ketiga temannya.

Maeno berjalan hendak memasuki kamar, ia terkejut dengan pintu kamar terbuka dan Masamune yang termenung di dalamnya.

"Oi! Masamune! Sudah pulang ternyata." Maeno menghampiri kawannya dan duduk di samping Masamune.

"Hm." Masamune hanya menjawab sekilas.

"Iyaa~ hari ini capek sekali, ya. Buatmu apalagi. Oh! Kau datang ke rumah jam berapa?" Masamune melepaskan jaket dan segera menggantungkannya di belakang pintu.

"Tak terlalu lama, sekitar setengah jam."

"Hm. Apa hari ini latihan semakin membaik? Ah, lain kali ajari aku taijutsu, ya. Aku selalu tak bisa mengendalikan diri jika lawan menyerang dengan taijutsu. Kau tahu misi waktu itu, aku kewalahan. " Maeno duduk kembali di samping Masamune.

Tiba-tiba hening, dan Maeno memandangi langit kamar yang gelap.
"Apa menurutmu soal ... Yoshitake?" cicit Masamune, sangat pelan.

"Hm? Yotsun? Hmmm, dia hebat! Bahkan kau tahu, dia pengendali angin, tapi jenis chakra nya petir!" Maeno bersemangat dan terlihat sekali amat bangga terhadap perubahan Yoshitake.

Mendengar itu, Masamune bangkit dan menendang kursi terdekat dengan sangat keras. Suara bisingnya membuat kaget Maeno.

"Ma-Masamune?"

"Mou ii! Aku muak!" Masamune menjerit dan memperlihatkan raut wajah murka kepada Maeno.

Maeno membeku di tempatnya terduduk.

"Kenapa si anak polisi itu sempurna sekali hidupnya?! Tak di dunia nyata! Tak di sini! Kenapa aku selalu mendapatkan hal yang tak bermutu?! Kenapa hidupku sial sekali?! Apa maksud semua ini, Maeno?!"

"A-aku ...." Maeno ketakutan. Dalam gelap kamar, mata ungu tua Masamune terlihat sangat tajam dan marah.

"Pertama, dia renggut ayah! Yang kedua, dia jadi terhebat di sini! Ahhhhhhhh!" Masamune menjerit dan berlari ke luar kamar.

"Ma-Masamune!" Maeno mengejarnya ... Namun sayang, Masamune berlari dengan sangat cepat.

"Masamune! Tunggu! Masamune! MASAMUNEEEEEE!"

.
.
.

***

.
.
.


.
.
.
.
.

Suara hewan-hewan malam, dengan siulan Yuuhei ... menemukan Masamune yang tersungkur dekat pohon.

Yuuhei tertawa dan menyeringai ....

"Kalau mau muridmu selamat, Hime. Datang dan menikahlah denganku," bisiknya kemudian menggotong tubuh lemas Masamune dengan cara menggusurnya.

.
.
.
.
.
.

-NNI: 2nd Season-

To be continue...

A/n:

Hueeeee. Waktu itu nggak sanggup apdet:') sibuk sekali, maafkan, maafkan. Baru luang hari ini, karena yahh, libur, dan lagi di rumah untungnya wkwk. Gimana? Dengan chapter kali ini? Mau lanjut?

Naruto no Imouto (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang