Aku berlari dan keluar dari pintu yang tak akan dilihat keluarga myungsoo (dan seyi), aku tak ingin disana, hanya akan membuat semua rumit
Aku harus pergi
Aku berjalan cepat tak tentu arah, untung tadi saat ke toilet, aku membawa tas untuk membenarkan riasan ku, jadi sekarang aku tak berlari dengan konyol tanpa memnawa uang. Aku masih bisa memanggil taxi, dan pergi ke manapun.
Aku menarik nafas saat di ujung halte, halte yang ramai. Halte yang semakin membuat ku sesak.
Ya tuhan. Ini menyakitkan.
Aku memegang dadaku dan bersandar pada tiang halte, nafasku tak teratur. Dan kepalaku rasanya sangat pusing.
Aku meneguk ludah, dan menengadah mengurangi pusingku. Mengelus sisi tanganku, sekarang aku merasa sendiri. Ku gantungkan hidupku pada myungsoo, ku serahkan semuanya. Sisa-sisa harapan ku didunia asing ini padanya, dan sekarang. Kenyataan baru telah menghantamku, dia telah mendua,
sejak kapan?
Apa... selama ini aku di bodohinya?
Aku harus mencari duduk, atau aku akan memperlakukan diriku sendiri didepan umum. Dan hilang lah sudah kehormatan ku.
Aku mencari tempat duduk paling ujung, dan menjatuhkan badan ku disini. beberapa orang menengok padaku, mungkin mereka melihat kekacauan ku tadi.
Aku membuang muka ku meredam kemarahan ku, agar tak berteriak didepan wajah mereka, yang menengok padaku.
"Jiyeon?" panggil seseorang didepanku. Aku menengok padanya, dan wajah pria yang waktu itu, menyerangku. Aku ingat, aku harus menjauh darinya, atau nanti Myungsoo marah,
tapi.... kenapa aku harus takut jika Myungsoo marah?... Myungsoo... Aku benci pengkhianatan mu, pria tampan! Lihat lah ini. Myungsoo Payah!
"Hai..." ku berikan senyum terbaik ku pada Taehyung, dan ku lihat, Alis Taehyung mengkerut.
"Jiyeon? Sedang apa kau disini?" tanyanya dan berdiri didepanku, karena tempat duduk sudah penuh, Taehyung terlihat berbeda, dia sangat rapi, dengan setelan jas yang keren.
"Aku...." lari dari suami sialan yang telah berselingkuh! "Aku sedang...." dan sekarang, aku tergagap.
Ku lihat sudut bibir Taehyung terangkat tinggi, seringian jail yang sedikit jahat, membuat ku sedikit beringsung menjauh.
"kau hilang ingatan, bukan begitu?" dia melingkarkan tangannya didada. Dan aku mendongak menatapnya.
"dari mana kau tahu?"
"dari kristal, juga, karena kau bahkan tidak ingat aku, dan.... Bahkan kau beromantis-romantis ria dengan Suami sialanmu itu!"
Yah, dia memang sialan, umm, tapi... Mengapa dia tau kalau myungsoo sialan?
''Apa maksudmu itu?"
"Dia itu tidak baik, umm..." dia menengok ke kanan dan kiri, "Kita bisa bicara disana?" dia menunjuk cafe didekat halte, dan aku berusaha percaya dia, jadi aku setuju.
***
"jadi, apa yang ingin kau beri tahu?" ucapku setelah kami berdua memesan minuman, hanya minuman. Karna aku tak berencana makan denganmya. dan ku kira, dia berfikiran sama dengan ku.
Kami hanya akan sekedar bicara. Hanya itu!
"Hmm, omong-omong, Firma ku disana, didepan jalan, sebrang dekat Halte itu. Kau lihat?" tuturnya, dan menunjuk sebuah gedung dipenuhi kaca, tinggi, menyerupai gedung firma myungsoo, tapi lebih simple.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cupcakes
Ficção GeralBagaimana jika suatu hari, semua dalam dirimu berubah saat kau bangun dari tidurmu, semua nya! Bahkan status mu?. jiyeon tak pernah nyangka, disuatu malam, semuanya sudah berubah, dia tak tahu bagaimana dan untuk apa semua itu terjadi. (BERLANGSUNG)...