Alex Scarrow
***
Bagaimana kita bisa berakhir disini? Dimasa ini, dalam kekacauan mengerikan ini?Keserakahan, keserakahan dan kesombongan. Dulu ketika pergantian abad terakhir, ketika kita sibuk merasa senang karena memasuki milenium baru, pada saat itu... kita berasumsi minyak (bahan bakar) akan ada untuk selamanya. Sekarang, setelah melihat ke belakang, kita tahu bahwa ketika jam dan kalender merangkak masuk kedalam abad yang baru dan semua orang tengah merayakannya disebuah pesta di suatu tempat, diam-diam kita memasuki momen "puncak minyak'.
Momen ketika umat manusia akhirnya tiba di simpanan minyak bumi mereka yang tinggal setengah.
Tank'-nya sudah kosong separuh. Ada beberapa ahli geologi di masa itu yang mengemukakan kekhawatiran ini, memberitahukan kepada siapa saja yang bersedia mendebgarkan bahwa sebaiknya kita meninggalkan minyak bumi dan mencari penggantinya. Tapi tidak ada yang mendengarkannya. Kenapa? Karena minyak masih keluar dari tanah dengan cukup mudah, dan harganya masih murah. Kenapa merusak rencana, benar begitu?
Akui saja... disebuah pesta hebat, siapa yang akan mendengarkan orang yang menggumamkan tentang akhir dunia?
Kita tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan ketergantungan kita terhadap minyak. Jadi, lima belas ... dua puluh tahun menjelang abad yang baru, ketika negara-negara besar penghasil minyak mulai mendapati kilang minyak mereka mengering. Satu demi satu, masalah mulai memburuk.
Itu adalah masalah besar pertama yang seharusnya kita perbaiki ... dan kita tidak melakukannya. Masalah kedua ... ? Sekali lagi, di awal abad ini, beberapa ekonom memperkirakan jumlah penduduk dunia pada pertengahan abad dua puluh sekitar sepuluh Trilliun
Kenyataannya, perkiraan mereka meleset sekitar satu setengah trilliun. Tapi tidak ada yang sempurna, kan ?
Sekali lagi peringatan telah diberikan. Sepuluh trilliun ? Tidak mungkin ekosistem bumi dapat dipaksa memberi makan sepuluh trilliun mulut untuk waktu yang tidak terbatas! Tapu apakah ada yang mendengarkan? Tentu saja tidak..
Kau mau bilang kalau aku tidak bisa punya lebih dari dua anak? Berani sekali kau! Berani sekali kau memberitahuku apa yang bisa kulakukan dan apa yang tidak !
Jadi masalah itu tidak pernah teratasi dan tidak lama setelah "puncak minyak", kita punya "puncak makanan" .... "puncak air minum", semua gejala dari dunia yang kehabisan sumber daya: sebuah dunia yang kesulitan menyediakan setidaknya seribu lima ratus kalori setiap hari untuk lebih dari dua belas Trilliun mulut kelaparan.
Jadi, kita punya dua masalah besar didepan kita: kelangkaan sumber daya dan ledakan populasu. Keduanya dapat dicegah, tapi keduanya tidak dicegah. Dan kedua masalah ini diperparah dengan masalah ketiga dan terakhir.
Kita membiarkan bumi ini terlalu panas. Beberapa penyebabnya adalah pembakaran semua minyak itu yang jelas sekali tidak membantu keadaan. Tapi apa yang benar-benar menghancurkan ekosistem bumi yang rapuh adalah jumlah manusia yang terlalu banyak di planet ini.
Jadi...tepat ketika kita membutuhkwn sebanyam mungkin tanah untuk menghasilkan panen yang cukup untuk memberi makan kita semu, dataran rendah itu, tanah pertanian itu, ditelan oleh samudra yang meluas. Tanah pertanian... dan, tentu saja, banyak kota-kota besar kita juga."
Lima puluh tahin pertama abad ini seharusnya kita dedikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah iyu. Alih-alih, apa yang kita lakukan? Kita bertengkar seperti anak-anak. Kita berperang memperebutkan sumber daya dengan landasan politik.
Sekarang kita berada di tempat kita sekarang. Tinggal di dunia yanh telah kita kuras, kita racuni. Dunia yang menurut beberapa orang tidak salah berbalik melawan kita, tapi, dalam konteks waktu yang jauh lebih besar, hal ini hanyalah sebuah siklus yang berbeda. Ini pernah terjadi sebelumnya. Dinosaurus punya masanya, dan sekarang masa kita. Dunia hanya menyeimbangkan dirinya lagi. Menghapus bersih isinya, siap untuk memulai lagi.