Prolog

190 58 91
                                    

Seorang gadis kecil berumur 7 tahun sedang berlarian karena, dikejar oleh sahabat nya itu. Ialah Claudya Artenius Genville, gadis periang dan mencintai kehidupan. Serta sahabat nya yang bernama Kuertinus Ledriand Morgan, sahabat satu-satunya yang di miliki oleh Claudya.

"Sudah ... Rian ... a-aku capek sekali jika dikejar oleh mu!" ucap Claudya yang membuat Ledriand tertawa puas.

"Dasar lemah, wlee!"

"Dasar ya kamu, awas saja aku menangkap mu! Hei!! Jangan kabur kamu, Rian!"

Mereka berlari hingga sore mendatang. Setelah menyadari hari mulai padam. Masing-masing dari mereka pergi menuju pantai seperti biasanya mereka. Duduk di pinggir pantai yang indah dan melihat sunset bersama. Itulah hal yang mereka sukai.

"Rian?"

"Iya?"

"Kamu janji untuk tidak meninggalkan ku kan? Apa kamu akan terus bersama ku hingga kita besar nanti?"

"Aku janji, Claud. Aku tak akan meninggalkan mu sendiri."

"Claudia sayang Rian!"

"Rian juga sayang Claudia!"

Kedua insan tersebut saling berpelukan. Menggambarkan perasaaan masing-masing. Padahal mereka tidak tahu apa arti yang mereka katakan. Mereka hanyalah kedua insan kecil yang sangat ceria dan periang.

"CLAUDYA!" teriak seseorang yang membuat mereka menoleh ke sumber suara.

"Ada apa, Ma?"

"Ayo pulang, nak sudah mau malam. Kamu juga ya, Rian. Ayo kita pulang bersama."

"Aye, aye, Bunda ," ucap Ledriand.

Mereka bertiga berjalan menuju rumah Ledriand untuk mengantarkan anak tersebut ke rumah nya. Setelah mengantarnya Claudya selalu bernyanyi riang, bercerita sepanjang jalan hingga Mama nya capek meladeni nya.

Claudya yang periang. Menjadi keturunan dari Mama nya sendiri. Karena, ketika Mama nya berusia seperti dirinya, ia selalu menjadi anak periang dan sopan. Ia bernama Laurend Genville dan ayah bernama Leonardo Pura Genville.

Ketika sampai di rumah nya, Claudya kecil berlari menuju pelukan Papa nya. Menceritakan semua yang terjadi hari ini.

"Pa! Hari ini aku sangat senang!" ucapnya bersemangat.

"Benarkah? Bagaimana bisa? Coba cerita sama Papa ?"

"Hari ini aku bermain dan berseru senang bersama Rian, Pa. Dan Papa tau apa yang kami lakukan?"

"Apa emang nya?"

"Kami berjanji untuk tidak meninggalkan satu sama lain. Kami juga membuat ukiran kayu yang cantik di pinggir pantai yang sering kami kunjungi. Jadi, jika salah satu dari kami sedang rindu. Kami bisa datang kesana dan mengingat sebuah kenangan menyenangkan, Pa."

"Anak Papa sudah pandai berbicara rupa nya. Belajar dari siapa, hem?"

"Dari siapa lagi dong kalau bukan Mamanya?" ucap mamanya yang datang membawa makanan.

Tangan Claudya tidak bisa diam jika menyangkut makanan. Menurutnya jika ia tidak makan semenit saja, rasanya ia bisa meninggal tetapi, ketika ia berada di samping Rian. Ia tak akan merasa kelaparan melainkan merasa sangat senang.

Kegembiraan yang sulit didapatkan oleh dirinya. Claudya yang selalu berada di samping Ledriand. Ledriand pun sama ia merasa amat senang jika berada di samping gadis tersebut.

"Pa?"

"Iya, sayang?"

"Aku mau bertanya, apa itu arti sayang?"

"Sayang adalah satu kata yang menggambarkan perasaan kita, jika kita merasa senang dan nyaman ketika berada di dekat orang tersebut. Apa kau bertanya seperti ini karena kau menyayangi, Rian?"

"Iya, aku sayang Rian. Amat!"

"Ya sudah mending anakku mandi dan pergi bersiap, oke?"

"Oke, Pa." Claudya kecil berlari menuju kamar nya sendiri.

Membuka kain yang melekat pada tubuhnya. Ia mengambil handuk lalu pergi menuju kamar mandi. Ia menyalakan shower serta mengisi bath tube miliknya sendiri. Membaringkan badannya dibawah air yang mengenang.

Mbasahi badannya, lalu ia mengeramas rambut sebahu nya. Setelah selesai ia meneriaki nama Mama nya untuk mengambilkan pakaian untuknya. Pakaian yang cocok untuk ia pakai saat ingin bertemu dengan Rian nanti.

Malam ini dua insan tersebut tengah berjanjian untuk bertemu serta bermain di pinggir pantai yang sering mereka kunjungi bersama. Kedua keluarga mereka mengadakan pesta kecil-kecilan setiap bulannya. Hanya untuk bersilahturahmi saja.

Selesai memilih baju kedua keluarga tersebut pergi menaiki mobil masing-masing lalu pergi menuju pantai tersebut berada. Sesampainya di sana kedua anak kecil tersebut langsung membuka pintu mobil dengan riang lalu menghampiri satu sama lain. Mereka berpelukan layak nya orang dewasa yang sedang di landa cinta.

"Hai,"

"Hai juga, Rian."

"Apa kau menyukainya?"

"Tentu saja. Apa lagi aku bisa bersenang dengan mu disini. Bagaimana dengan mu?"

"Aku sangatlah senang berada di pantai ini apalagi kau berada di samping ku saat ini."

Mereka duduk di tepi perapian yang telah di buat oleh kedua orang tua mereka. Membakar marshmellow lalu memakan nya. Sesekali Claudya berbuat jail dan akhirnya mereka berlarian ke sana dan kemari.

"Hahahaha! Rian, sini! Apa kau capek?"

"Tidak. Akan ku terkam kamu jika aku mendapatkan mu."

"Kau tak akan bisa menggapaiku!"

Hingga beberapa saat kemudian Claudya tersandung dan membuat darah segar mengalir di lututnya. Dengan khawatir, Led mengangkat tubuh mungil gadis tersebut. Mebawanya mendekati perapian lalu mengobati luka nya. Claudya hanya diam dan memandang kearah sang empu yang tengah mengobatinya dengan serius.

Senyuman manis terukir di bibir Claudya. Kesenangan yang tiada duanya. Claudya sangat lah beruntung memiliki sahabat seperti Ledriand. Selain perhatian, penuh kasih sayang, ia juga pandai mengobati sesuatu.

Pada saat itu juga, Ledriand meminta kepada Mama dan Papa nya untuk mengakhiri pesta kecil-kecilan tersebut. Ledriand terus saja memeluk Claudya untuk menenangkan. Sungguh sifat yang dewasa jika mereka masih berada di umur 7 dan 9 tahun. Ya ... usia mereka terjarak 2 tahun.

Setelah sampai dirumah Claudya dengan tubuh tegak nya Ledriand mengangkat tubuh Claudya menuju kamarnya. Ia membaringkan tubuh Claudya lalu duduk disamping ranjang nya itu. Mengelus puncak kepala Claudya penuh kasih sayang. Lalu mengecup kepalanya. Setelah beberapa saat kemudian kantuk menerpa mereka berdua membuat kedua insan tersebut tertidur pulas.

*****

Oke, gaes gimana prolog nya? Kalau misalkan ada yang salah comment aja ya gengs.

Jangan lupa vomment nya biar gw tambah seneng lanjutnya.

Satu lagi cerita ini bakalan slow update karena, gw pake hp nyokap gw buat bikin cerita nya.

5 Votes?
10 comments?

Gw lanjut!

Big love, Dwi Putri Aprilliani

22 September 2017

Closed With Your Attitude Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang