capter 1

2 1 0
                                    

Maaf kalo alur ceritanya ada yang sama tapi ini ngarang sendiri ko.

Cerita pertama aku nih

Di atas perumpamaan sosok randy  ya.

Happy reading

__________

Tia mendengus kesal sebab dia melihat sahabatnya yang terus"an melihat cowo terpopuler di sekolah dia.

"Ayolah sya mau sampe kapan lo terus-terusan lihatin tuh cowo, gue laper nih kekantin kuy? " ajak tia kepada sahabatnya yang tak henti-hentinya melihat ke arah lapangan

"Sampe dia jadi cowo gue ti, kalo lo mau kekantin duluan aja gue nanti  nyusul" ucap salsya tanpa mau melirik ke arah tia sahabatnya

"Ah lo mah ga asyik, klu lo suka samperin aja gih kelapangan kaya yang lain tuh" gerutu tia.

"Gue ga seberani mereka ti, ngelihatin dia kaya gini aja udh bikin gue bersyukur" ucap salsya memalingkan wajahnya dari jendela ke arah tia

Sekarang mereka sedang berhadapan. Beginilah jadinya klu tia menyuruh salsya untuk berani menunjukan rasa sukanya pada cowo itu.

"Gue sadar diri ko ti,  mana mungkin cewe kaya gue dilirik sma dia.  Cantik kaga kaya apalagi" lanjut salsya sambil menghembuskan nafas kasar.

"Ah lo mah kalo gue semangetin selalu merendahkan diri kaya gini,  mungkin lo emang ga secantik mantan-mantannya dan ga sekaya mereka tapi lo itu tetep aja ga usah minder kaya gini. Gimana kalau gue permak lo jadi cewe cantik biar dia lirik lo" jelas tia sambil menaik turunkan alisnya

"Gue mau di permak kaya gimana juga ga bakalan berubah,  gue bakalan kaya gini aja" dengus salsya .

"Nanti deh pulang sekolah lo main ke rumah gue dulu biar gue pikirin bagaimana caranya oke? " ucap tia dengan semangat berharap sahabatnya itu mau menurutinya.

"Okelah terserah lo aja" ucap salsya pasrah sebab mau bagaimana pun dia juga bakalan tetap nurut sma sahabatnya itu.

+++

Pelajaran telah berakhir dan saatnya tia dan salsya menjalan misi sesuai yang disepakati tadi mereka langsung keluar kelas menuju halte menunggu angkot datang tiba-tiba.

"Kalian ga pulang?" ucap seseorang yang ternyata cowo yang di sukai salsya.

"Ini juga mau pulang, lagi nungguin angkot" jawab tia sambil menyenggol lengan salsya yang dari tadi hanya bisa menunduk.

"Ohh,, gitu ya" ucap cowo itu tenang sedangkan salsya jangan di tanya lagi.

Salsya terus-terusan mengontrol jantungnya yang bekerja lebih cepat dari biasanya dan terus terusan nenyembunyikan kegugupannya.

"Temen lo kenapa ko dari tadi nunduk mulu? " tanya cowo itu yang di ketahuinya adalah   randy

"Ohh temen gue lagi malu sebab orang yang dia suka ada di sekitarnya" goda tia kepada sahabatnya dengan blakblakan

Sedangkan salsya sudah mengerutu sebab sahabatnya itu terlalu buka-bukaan.

"Oh ya,, emang siapa cowo yang temen lo suka? " tanya randy penasaran.

"Cowo itu ada di_" ucapan tia terhenti sebab mulut tia sudah dibekap dengan tangab salsya.

"Eh.. Ki_kita duluan ya so..soalnya angkot udh datang,,, dah" ucap salsya dengan tergagap dan berlalu meninggalkan randy.

Sedangkan randy dia hanya tersenyum getir melihat salsya dan tia yang susah masuk kedalam angkot lalu beranjak dari halte menuju parkiran.

+++

"Tia sumpah ya lo,, tau ga tadi itu gue mati-matian normalin sikap eh lo malah bikin hati gue tambah dagdigdug dengan bilang sama randy kalo gue suka sama cowo dan hampir aja lo bilang klu cowo itu dia. Parah bangt lo" kesal salsya di kamar tia dengan nafas terengah-engah.

sedangkan tia hanya senyum-senyum melihat sahabatnya yang mengomel dari tadi coba aja bayangin salsya  turun dari angkot langsung mengomeli tia sampe sekarang dia sudah di kamar.

"Udh ngomelnya sya??" tanya tia dengan senyum yang tak pernah pudar.

"Lo ga cape apa dari tadi ngomel mulu,  gue aja yang dengernya cape haha__" lanjut tia dengan menahan tawanya melihat wajah salsya yang sudah merah padam.

"Gue ngomel juga gara-gara lo" dengan nada kesal.

"Iya-iya gue minta maaf abisan lo ditanya sama randy malah nunduk udah aja gue yang jawab jadi kebablasan deh" ucap tia dengan nada menyesal.

"Terus gue harus gimana nih, dia udah tau klu suka cowo? " tanya salsya kepada tia.

"Ya ga gimana-gimana,  yaudh sekarang kita mulai permak wajah lo" ucap tia menatap salsya.

"Pertama-tama kita lepas kacamata,  ikat rambut lo dan blabla... " jelas tia

1 jam kemudian tia merombak sahabatnya dan hasilnya memuaskan.

"Ti itu siapa yang di depan kaca ko cantik banget" ucap salsya kagum

"Itu elo salsya  cantik, ga percaya kan klu lo cantik kaya gitu." ucap tia dengan senyum kemenangan
"Mangkanya klu punya wajah cantik itu ga usah di tutup-tutupin" lanjut tia

"Itu beneran gue ti, gue ga percaya coba cubit gue ti" ucap salsya masih tak percaya dan tia langsung melakukan apa yang di suruh salsya

"Aw.. Ko lo nyubit gue si ti" merintih sakit dengan mengusap-ngusap lengannya.

"Ye.. Kan lo tadi yang nyuruh gue nyubit giliran udh di cubit malah ngomel" dengus tia "gimana masih ga percaya klu itu lo? " lanjut tia menaik turunkan alis.

"Iya iya gue percaya lo emang the best deh" puji salsya kepada sahabatnya.

"Iya donk tia gitu loh" bangga tia "nah mulai besok loh sekolah ga ush pake kacamata gede itu sma ngepang arau ngiket rambut lo lagi oke? " tanya tia

"Iya iya gue bakalan nyoba" pasrah salsya.

____________

Segitu dulu ya.

Jangan lupa vote dan komen

RansyalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang