"Hayoung"
beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seseorang ,
'heii' teriak seseorang itu,
Aku menoleh,
'oh, eunji-ah' balasku sambil melambaikan tangan,
Dia menghampiriku,
'wae?' tanyaku,
'hanya jalan-jalan saja' jawabnya santai,
'tak bekerja?' tanyaku lagi,
'hanya lelah, bosan, tidak ada hiburan' jawabnya sambil mengambil bola ditanganku,
'carilah pendamping' saranku,
'tidak, aku tidak ingin terluka' jawabnya menyindir,
'bukankah wajar jika hati terluka ketika mencintai seseorang setidaknya itu disebut perjuangan' kataku miris,
'setidaknya aku membiarkan hatiku kesakitan daripada melihatnya terluka' lanjutku,
'kau tidak kasihan dengan hatimu? dia selalu merasa kesakitan, dan kau membiarkannya ?' tanyanya menuntut,dan ada benarnya.
'bukan sakitnya yang membuat hatiku menderita hanya saja bekas lukanya yang membuat hatiku semakin merasakan sakit jika kembali mengingatnya' jawabku pelan,
'berhentilah bertahan hayoung-ah' sarannya padaku,
Aku mengingat tentang saran nya. Apakah aku benar-benar harus berhenti? Aku merasa hati ku benar-benar sudah lelah untuk bertahan.
Hanya saja, aku sudah sejauh ini, apa aku harus berhenti untuk sekarang?
Lalala..lalala...
Dering suara telepon ku, melihat siapa nama yang ada di layar itu,
entah aku harus senang karna seseorang itu menelpon ku untuk pertama kali ?? Atau aku harus merasa kacau disaat aku ingin berhenti selalu saja ada sesuatu hal untuk mencegah itu??
Ada perasaan teramat senang dalam hatiku, seseorang itu menelpon ku untuk pertama kali dan mengirim pesan bahkan lebih dari 10 hanya untuk membuatku menjawab panggilan nya. Dan itu untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya.
Aku memutuskan untuk menjawabnya.
'H-hallo'
'Kau berada dimana?'
'D-di rumah'gugup, tentu saja.
'Lama sekali menjawab. Bersiaplah jam 7 nanti akan ku jemput'
Tut..tut..
Aku menatap heran layar HP ku. Mungkin semua perasaan yang aneh ini membuatku menjadi yakin jawaban nya adalah aku mencintai nya.
Dan sekarang aku akan meyakinkan diriku.
Untuk selalu dan akan tetap seperti itu.
Tepat pukul 07:00 KST
Dia datang menjemputku setelah sekian lama. Mungkin ini yang pertama kalinya.
'Masuklah' ajaknya,
Aku duduk di kursi depan dan tepat berada di samping nya.
Dia tampan walau hanya memakai kemeja putih. Dan beribu-ribu kali lipat kadar ketampanan nya karna tatanan rambut nya yang tidak menutupi dahi nya yang indah. Aku akui dia sexy jika seperti itu.
Kita hanya saling diam dan tidak ada yang memulai pembicaraan.
Aku ragu untuk mencoba memulai percakapan, hanya saja....
'Kau sakit?' Tanya nya, tanpa menoleh sedikitpun.
'A-ani' jawabku gugup, apa dia mengawatirkan ku?
'Kau diam hari ini. Apa kau selingkuh?' Aku mengerutkan dahiku,
'bagaimana bisa aku berselingkuh sepertimu jika aku masih mencintaimu'jawab ku santai
Hening...
Sesampainya di tempat itu. Ya Sehun membawaku di sebuah gedung mewah. Jarang sekali dia mengajakku di acara seperti ini.
Tiba-tiba dia menyentuh tanganku dan megenggam tanganku.
Aku terdiam....
Dia megenggam tangan ku lebih erat dan aku tidak terlalu bodoh untuk menyadari jika aku harus membalas genggamannya.
Next?