Broken (oneshoot)

346 8 0
                                    

Aku kini terdiam didepan ruang guru karena sedang menunggu sahabatku yang sedang mengerjakan ulangan susulan. Aku membiarkan angin yang berhembus meliuk liukkan rambutku ke kanan dan kekiri.  Kuedarkan pandangan keseluruh pejuru sekolah untuk menghilangkan jenuhku. Lalu aku tertarik dengan laki laki itu. Dia sedang beridiri disana dengan membawa basket dipelukannya. aku menatap dalam laki laki yang berada dibawah ring basket itu. Kulitnya yang putih mulai memerah karena terkena pancaran sinar matahari. Matanya yang coklat begitu terlihat dari tempatku. Aku terus memerhatikannya sedari tadi. Mungkin sudah hampir 1 jam. Mungkin. Laki laki itu terlihat sangat manly ketika sedang mendribble bola basket miliknya. Oh andai saja aku bisa menjadi pacarnya, pasti aku sangat bahagia. Kini laki laki itu mencoba memasukkan bola basketnya dari tengah lapangan. Apa dia yakin kalau dia bisa melakukan itu? Itu jarak yang cukup jauh kurasa. Lemparan vitro saja terkadang aku sering terpeleset. Dan kini ia mencoba dari tengah lapangan? Hebat sekali kalau sendainya bola itu bisa masuk kedalam ring basket.

Dia bersiap siap untuk melemparkan bolanya

1

2

3

Dia pun melemparnya. Aku menatap bola itu dengan penuh harap. Semoga saja bola itu bisa masuk kedalam ring basket. Kalau bola itu bisa masuk, berarti itu pertanda kalau aku bisa dekat dengannya.

 Bola itu terus melejit terus mendekat dan mendekat kearah ring basket. Dan yaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Bola itu masuk kedalam ring basket. Beberapa teman dari laki laki itu bertepuk tangan karena terkagum kagum melihat bola yang dilempar laki laki itu masuk kedalam ring basket. Sedangkan aku, hanya bisa meloncat kegirangan dari tempatku yang lumayan jauh dari lapangan basket. Ohh apakah ini pertanda bahwa aku bisa dekat dengannya?semoga saja.

Aku tersenyum tak jelas karena keberhasilannya. lalu ketika aku melihat kearahnya, ia menatap kearahku dan pandangan kami bertemu. Ya tuhan..... bagaimana ini? Pasti wajahku memerah seperti tomat dan mungkin rona wajahku sekarang sangat menjijikan. Apa yang harus kulakukan?

Aku segera memalingkan wajahku darinya. Namun, yang kutahu, ia masih menatapku karena aku sesekali berusaha mengintipnya untuk memastikan. Kupalingkan wajahku kearah lain. Cukup lama. Ketika ia sudah tak menatapku lagi, aku memberanikan diriku untuk meihat kearah lapangan basket lagi. Namun, ia sudah tidak ada disana.

Ah sayang sekali. Aku tahu laki laki itu. Namanya adalah kemal. Kemal adriansyah. Dia memang teman sekelasku. Jadi, aku tahu siapa nama lengkapnya. Dia terlihat sangat sempurna. Dan aku jatuh cinta pada sosoknya itu. Aku jatuh hati ketika ia membantuku membawakan peralatan ips ke gudang. Saat itu, aku yang tengah kerepotan membawa barang barang ips sedang berjalan kearah gudang. Dan tiba tiba saja dia menabrakku. Dan alhasil, barang barang ips itu terjatuh. Dia meminta maaf dan membantu membawakan semua barang barang yang tadi ku bawa, ke gudang.  Saat itu, aku langsung jatuh hati padanya. Tidak masuk akal ya? Sampai sekarang aku juga masih belum mengerti mengapa hal itu bisa terjadi.

Kembali ke titik permasalahan.

Meskipun tadi ia menatap kearahku, aku masih belum bisa membiasakannya meskipun Aku sering sekali memergokinya menatap kearahku. Aku tak mengerti arti dari tatapan itu. Tapi yang jelas, setiap aku memergokinya, jantungku langsung berdegub kencang dan juga wajahku memanas dan kuyakin rona wajahku terlihat merah menjijikan. Namun, tatapannya itu selalu membuatku, errrrrrr berharap lebih padanya.

Aku menyukai dan aku juga mencintainya. Namun, heyy...... apakah aku harus mengutarakannya pada dirinya? Tidak mungkin kan?

“ luna”pekik seorang wanita dari arah kananku. Aku tahu suara siapa ini. Ini adalah suara sahabatku, diandra. 

“oh kau sudah selesai?”  tanyaku saat menoleh kearahnya

“sudah. Ayo kita pulang” ajak diandra.

Broken (oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang