Chapter 7 : For the first time
Veranda tengah duduk di samping brangkar Kinal. Dia menatap wajah polos Kinal saat sedang tertidur. Lucu, batinnya.
Hari ini dia memutuskan untuk tidak masuk sekolah, tadi dia juga sudah izin kepada wali kelasnya. Rasanya, dia hanya ingin bersama Kinal dan menemaninya.
Veranda sedikit tersentak saat merasakan seseorang mengusap tangannya. Dia tersenyum saat mendapati Kinal sudah bangun.
"Pagi Kinal," sapanya hangat.
"Pagi kak," balas Kinal tak kalah hangat.
Veranda tersenyum sambil terus memperhatikan Kinal dan suasana kembali hening untuk beberapa saat.
"Kak Ve gak tidur ya?" tanya Kinal sambil menatap mata Veranda.
Veranda menggeleng. "Aku pengen jagain kamu..."
"Terimakasih. Tapi kakak harus tetep istirahat."
"Aku juga kadang begadang kok,"
"Ngapain?"
"Nyelesein proposal osis hahaa..."
"Tapi keseringan begadang apalagi sampe gak tidur sama sekali itu gak baik kak Veranda." kata Kinal yang malah membuat Veranda terkekeh.
Veranda mencubit gemas kedua pipi Kinal. "Bawel deh kamu," ujarnya.
Kinal tersenyum simpul kemudian memegang kedua tangan Veranda yang masih berada di pipinya. Mata keduanya saling berpandangan kemudian Kinal mengecup kedua tangan Veranda bergantian. Veranda hanya diam membiarkan Kinal melakukan apa yang dia mau.
"Aku sayang sama kakak..." gumam Kinal.
"Hmm?"
Kinal hanya tersenyum. "Kak Ve tidur sini ya?"
"Dimana?"
Kinal menggeser posisi tidurnya lebih ke pinggir membuat ruang di sampingnya.
"Sini, samping aku."
"Gak mau."
"Kenapa?"
"Sempit Kinal, kasian kamunya..."
"Kak please..." rengek Kinal.
Veranda menghela nafas. Perlahan dia naik ke brangkar dan tidur di samping Kinal. Kinal tersenyum, keduanya saling berhadapan.
"Kamu gak susah nih tidurnya?"
"Enggak kok, kakak sendiri?"
Veranda menggeleng kemudian mendekatkan dirinya kepada Kinal.
"Makasih ya udah nolongin aku, dan maaf kamu jadi gini."
Kinal mengusap kepala Veranda hati-hati karena tangan kanannya di infus.
"Kakak jangan minta maaf, aku gini bukan karena kakak kok." bisik Kinal.
Veranda menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Kinal dan memeluknya.
"Jangan panggil aku kak lagi, panggil Veranda aja Kinal. Veranda." gumam Veranda.
"Iya ka---eh Ve hehe..."
Keduanya sama-sama diam. Kinal tengah berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan. Dia tidak yakin jika Veranda tidak mendengarnya.
"Ve," panggilnya sedikit canggung.
Namun tidak ada jawaban. Kinal samar-samar mendengar dengkuran halus kemudian dia sedikit melirik melihat Veranda, sepertinya gadis yang tertidur di pelukannya tertidur. Kinal mencium lembut kepala Veranda, menyalurkan segala perasaan yang entah apa belum dia mengerti benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, What is Love?
FanfictionKau tahu? Mereka bilang hidupku sempurna, aku anak populer, pintar, terlahir dari keluarga berada, dikelilingi oleh orang-orang yang menamakan diri mereka 'teman', memiliki segala yang aku mau. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah aku miliki serta a...