Pernah ngerasa gini nggak?

40 4 0
                                    


Kalau kita punya harapan, sampaikan pada Allah. Kalau punya keinginan, keluhan, rintangan, sesuatu yang bikin bingung penyelesaiannya, minta tolong bala bantuan Allah. Ada jalan lain yang barangkali bisa kita tempuh. Sayangnya jalan itu tidak akan abadi, baik kesenangan di dalamnya dan hal-hal yang menyenangkan hati dalam pandangan kita. Jalan yang Allah pilih, jalan keimanan yang akan menentramkan hati, walau berat pada awalnya, dan sungkan dilakukan oleh jiwa-jiwa yang pengecut. Jangan ragu meniti jalan taat. Sekali-kali, janganlah melihat ke belakang.

***

Pernah gini nggak? Kita melamar pekerjaan, tapi selalu terjebak dalam suasana-suasana yang bikin nggak nyaman. Kita merasa, kok disini nggak dukung iman banget. Belum masuk dan terjun ke dalamnya, dalam proses wawancara ditanya macam-macam yang tidak termasuk dalam job-des yang diincar. Kamu berhijab, sejak kapan? Setiap hari kamu seperti ini (memakai gamis atau jilbab)? Apa kamu ikut organisasi atau pengajian tertentu?

Atau tatapan yang awalnya terasa asing, belakangan sedikit mengganggu. Adakah jenis teman sekantor yang tak sekalipun kita sapa karena dia terlalu sulit tersenyum saat berpapasan. Bahkan senyum kita yang tidak dibalas. Ini semua menjadi masalah keseharian yang menghiasi tiap langkah kita sebagai manusia. Jika itu bukan sesuatu yang prinsipil, biarlah itu berlalu dan berdoa, mungkin suatu hari kita akan lebih mengerti. Kita hendak menyelamatkan iman yang kini amat begitu sulit jalannya. Pergaulan yang terjangkau semakin liar. Bagaimana hendak menolak kawan yang satu meja dalam dunia kerja? Mereka baik dan profesional dalam bekerja. Namun lalu kita melihat godaan-godaan yang akan menghilangkan orientasi kita kepada Allah Swt.

 Namun lalu kita melihat godaan-godaan yang akan menghilangkan orientasi kita kepada Allah Swt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pekerjaan yang melelahkan ini kita lakukan lagi dan lagi. Tidak ada ujian berat dari apa yang ditimpakan kepada nabi dan rasul. Peristiwa ini jadi salah satu kisah kesabaran yang paling tersohor. Bagaimana penyerahan total Siti Hajar kepada Allah Swt dalam menggapi rahmat mengelilingi dan berlari-lari dari bukit Shafa dan Marwa. Ia menyebut-nyebut Allah baik dalam lapang maupun sempit. Berlari dan berharap, seolah harapan kosong saja yang diraihnya. Tidaklah Allah Swt meninggalkan hambaNya sendiri. Tidak pula Keagungannya berlepas diri dari doa-doa hambaNya. Pernah kita merasa semua yang kita lakukan hanya ini dan ini lagi? Apa manfaat melakukan ini berkali-kali. Seorang ibu dengan pekerjaan rumahnya, para bapak dengan jenis pekerjaan yang lagi-lagi sama. Seolah tidak berarti dan membosankan. Dimanakah nilainya? Apa yang bisa dibanggakan darinya? Disinilah ujian itu demikian berarti. Menetapkan diri dan derajat di hadapan Allah. Apakah kita menjadi orang-orang yang sabar? Akankah kelak kita senantiasa bersyukur? Jika yang kecil tidak disyukuri, bagaimana bisa mensyukuri hal yang lebih banyak dan besar nantinya? Amanah diletakkan bagi yang sanggup memikul. Ujian diberi bagi yang sanggup menunaikannya. Sabarlah sedikit lagi. Amatlah sayang jika kita terjatuh di detik terakhir penghabisan. Allah Swt adalah sebaik-baik perencana. Kemenangan dan kekalahan akan dia pergilirkan di muka bumi. []

Cuap-cuap Islami Where stories live. Discover now