Petang datang membawa gulungan awan hitam
Menghembuskan angin malam yang terlampau suram
Hadirmu seketika lenyap menambah deretan masa lalu yang kelam
Menyisakan goresan luka yang kian menancap dalam
Baru saja, aku ingin membawakanmu secangkir kopi
Kita berdua, menikmati senja yang tampak memikat hati
Tapi, senja tiba-tiba luruh berganti malam yang sepi
Melenyapkan senyumku yang ternyata hanya sebuah ilusi
Jika aku tahu, kau hanya senja yang pada pekat malam menghilang
Aku tak akan menunggumu sejak semburat merah pagi menjelang
Aku akan menutup tirai jendela kamarku rapat-rapat
Memastikan cahaya senjamu tak akan menerobos masuk mendekat
Tapi, lagi-lagi sinarmu terlalu erat
Dan lugunya, aku langsung terpikat
-occ-
(Ditulis pada tanggal 10 Maret 2017)