Pada waktu aku kecil, aku sangat dipedulikan oleh kedua orangtuaku. Namun semuanya berubah saat aku menginjak banku pendidikan sekolah menengah pertama. Pada waktu aku kurang dipedulikan lagi oleh kedua orangtuaku itu, aku lebih banyak mengurung dan bermurung di dalam kamarku. Hingga suatu ketika saat malam itu, aku bertemu sesosok bayangan yang tak berwujud saat aku menoleh pandanganku dari kamar ke luar rumah. Sontak itu membuatku bertanya - tanya, apakah ini ulah dari pikiranku yang kosong atau imajinasiku yang melebihi batas normal, akhirnya aku menatapnya lebih lama untuk memastikan jikalau itu adalah hal yang nyata dan tak tertutupi oleh imajinasiku saja.
Beberapa saat aku menatap bayangan tak berwujud itu, kulihat bayangan tersebut pelan - pelan mulai mendekatiku. Yang membuatku terkejut, ketika bayangan itu menghilang seketika layaknya seperti angin yang berhembus dan tiba - tiba terdengar suara bisikan perlahan di telingaku "Kau bisa melihatku?" dan ketika hal itu terjadi, aku hanya terjaga dalam posisi dingin dan sekujur tubuhku dibasahi dengan keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Kasat
HorrorMereka seperti angin yang dapat di rasa namun tak dapat terlihat