prolog

59 12 9
                                    

Aku mengacak rambut dengan bingung. Harus kepada siapa lagi aku meminta tolong karena satu - satu nya orang yang sudah kupastikan mau menolong malah menolak. Bahkan beliau juga memintaku untuk berhenti melakukan hal yang menurutnya sia-sia

Sebenarnya ada apa dengan semua orang dan dia? Kenapa seseorang yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia bisnis yang selalu disegani oleh semua orang malah menyerah sebelum bertindak sama sekali? Apa hebat nya dia hingga membuat tuan besar merasa takut seperti ini?

"Perhatikan jalanmu nona muda" aku mendongak setelah mendengar suara berat dari depanku

Tepat beberapa langkah di hadapanku, berdiri seorang pemuda yang kuakui cukup tampan dengan tinggi kira - kira 20cm diatasku tengah memperhatikanku dengan telapak tangannya yang sedang bersembunyi di dalam saku hoodie hitam yang melekat di tubuhnya

"Maaf" jangan tanya mengapa aku meminta maaf, karena aku sendiri pun tidak tahu. Menabrak tubuh pria di depan ku saja tidak, lantas untuk apa aku meminta maaf

Tapi karena ada urusan yang lebih penting dari ini. Aku memutuskan untuk mengambil jalan tengah dengan mengucapkan maaf supaya aku dapat melanjutkan perjalananku yang tertunda karena nya

"Tidak semudah itu nona, anda harus membayar untuk ini"

Aku mengernyitkan kening heran. Mengapa pemuda di depanku ini seolah tengah mencari alasan untuk sebuah pembicaraan panjang

"Aku tidak akan membayar apapun, toh mendapatkan maaf darimu atau tidak itu bukan urusanku. Permisi sekarang aku harus segera pergi, masih banyak hal penting lainnya yang sedang menungguku"

Setelah mengucapkan kalimat bernada angkuh aku melangkahkan kaki meninggalkan pemuda itu dengan segera, karena aku melihat mobil jemputanku sudah menunggu di depan pintu lobby. Dengan segera aku melangkahkan kaki memasuki mobil. Dan setelah mendudukan diri, aku langsung membuka ponsel yang dari tadi berada dalam genggamanku. Senyum seseorang menyapa setelah layar ponsel itu hidup. Senyuman yang baru kukenali beberapa bulan lalu, senyuman yang membuatku lupa akan segala masalah

Namun sekarang, senyuman itu adalah alasan dibalik setiap masalah yang selalu datang bertubi - tubi dihidupku.

Aku merasa sudah gila hanya karena dia yang baru saja dekat denganku namun sudah berhasil membawa hatiku sejauh ini.

Namun tidak ada rasa penyesalan sedikitpun akan semua yang sudah terjadi. Aku hanya dapat berdoa semoga Tuhan dengan secepatnya mengembalikan ia ke sisi ku lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear XanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang