Chap 1

11.5K 882 155
                                    

Sepasang manik bulat indah itu menatap nanar beberapa kertas di atas meja berukiran rumit. Salah satu tangannya perlahan meraih sebuah bolpoint, menyempatkan diri melirik dua pria muda dalam setelan jas resmi di dekatnya serta sang suami yang masih mematung tanpa berkata-kata.

Bibir merahnya terkulum erat dengan hati yang terasa begitu berat. Terlebih suasana di sekitar membuatnya tertekan meski dirinya hanya tinggal membubuhkan dua buah tanda tangan, dan kehidupan lamanya akan kembali dalam genggamannya. Dirinya akan bebas melanjutkan karir sebagai model papan atas, melanjutkan impian lamanya.

Dalam sekejap jemari lentiknya menggerakan bolpiont pada bagian pojok kertas. Kembali dilihatnya sosok tampan yang selama ini menemani hari-harinya. Rasa sesal mulai melingkupi ketika sang pria meraih dua kertas dan memberikannya pada dua sosok asing di hadapan keduanya.

"Sekarang kita telah resmi bercerai. Kau hanya tinggal menghadiri 2 persidangan." Manik musang itu berpendar acak, menolak untuk menatap sosok cantik di sisinya "Dan besok orang suruhanku akan memberikan sebuah apartemen serta tabungan untukmu. Aku pergi dulu."

"Y-yunho-ah... bisakah sesekali aku menemui Yunnie dan Yoolie?"

Langkah kakinya terhenti dengan telapak yang mengambang di atas gagang pintu, meski permukaan besi itu belum tersentuh namun entah kenapa rasa dingin yang ditawarkan telah terlebih dulu menyergap hatinya. Manik musangnya menatap sosok cantik itu dengan senyum kecil.

"Tentu saja. Kau adalah ibu mereka, dan aku sama sekali memiliki hak untuk melarangmu menemui anak-anak kita."

Manik indah itu berkaca-kaca dengan senyum tipis yang begitu sulit terulas. Rasanya seperti menelan ribuan buah simalakama, dirinya tidak ingin berada pada situasi yang menyakitkan seperti ini namun dirinya juga tidak bisa mengulang kembali waktu yang telah diputuskan. Bukanlah ini pilihannya? Sepertinya dirinya mulai merasakan sedikit penyesalan sekarang.

"Terima kasih."

Yunho hanya dapat mengangguk singkat dan segera meninggalkan ruangan yang dirasa cukup menyesakan.

"Baiklah, Mrs.Jung. Mulai besok nama belakang anda kembali menjadi Kim."

...

"APPA!" Sepasang bocah -lelaki dan perempuan- dengan wajah serupa berlari menghampiri Yunho yang bahkan belum sempat memasuki ruang tengah. Yunho sempat melihat mata lelah Eunhye yang menatapnya hampa dengan senyum kecil yang masih terulas pada wajah bayanya.

"Uhh... tampan dan cantiknya appa. Apa yang kalian lakukan bersama halmeoni?" Yunho menggendong kedua anaknya sekaligus seraya mendekati Eunhye yang berdiri di dekat sofa besar.

"Kami menonton spongebob, appa. Lalu makan puding buatan umma." Seru Jeyun penuh semangat seraya menatap sang ayah penuh binat.

"Benarkah? Kalian terlihat begitu senang? Ada yang ingin dibagikan dengan appa hm?"

Melihat wajah riang kedua anaknya lantas mendatangkan perasaan bersalah dalam diri Yunho. Memisahkan keduanya dari sosok sang istri merupakan keputusan terberat. Terlebih sang istri telah menyerahkan hak asuh anak kepada Yunho.

"Appa, dimana umma? Bukankah tadi umma pelgi belsama appa?"

Yunho cukup tersentak dan tak kuasa menatap manik bulat Jiyool yang menatapnya lugu. Haruskah kedua anaknya ikut merasakan derita yang kini membalutnya?

"Hmm... umma masih ada urusan sehingga tidak bisa bersama kita selama beberapa waktu kedepan." Hati Yunho merasa tercubit ketika melihat tatapan kecewa dari kedua anaknya sebelum memaksakan sebuah senyum lebar dengan perasaan yang teriris "Tapi kaliam tidak perlu khawatir, karena umma akan sering mengunjungi kita."

A Perfect Marriage?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang