✍ Chapter 7

6K 280 4
                                    

Keesokan paginya...

Amel.dkk berangkat sekolah seperti biasanya tapi berbeda dengan hari ini, mereka tampak jauh lebih pendiam dari biasanya entah apa yang terjadi dan membuat mereka tiba-tiba berubah. Tapi walau begitu masih banyak siswa yang takut dengan mereka.

Dan saat memasuki kelas tiba-tiba suasana kelas menjadi hening. Semua menatap takjub pada ke-4 gadis yang baru saja muncul di kelas. Semua pujian turut serta terucap dari setiap bibir para siswa namun itu merupakan hal biasa bagi ke-4 gadis itu.

Gila ih makin hari tambah cantik aja

Iya bener tambah cantik aja mereka

Uh.. Seandainya salah dari mereka mau jadi pacar gue , gak bakal gua sia-siain tuh cewek

Ngimpi lo jangan terlalu ketinggian ntar jatoh baru tau rasa mas

Begitulah sebagian celoteh dari para siswa tentang ke-4 gadis itu. Namun mereka nampak cuek-cuek bebek dan tidak peduli.

"Eh Mel lo udah kerjain PR kesenian belom?" tanya Jessy dengan gugup

"Ya elah sok rajin aja lu, biasanya juga kagak pernah ngerjain tugas" timpal Putri dengan menyilangkan kedua tangannya

"Ye.. gue kan pengen gitu sekali kali jadi anak rajin emang gak boleh apa ?" balas Jessie tak mau kalah

"Anjir... gak usah ribut. Nih buku PR gue, buruan nyalinnya ke buru guru dateng" ucap Amel menengahi perdebatan mereka berdua

"Iya-iya bawel. Tapi btw makasih buat contekannya" ucap Jessy dengan mengedipkan sebelah matanya sehingga membuat Angel jijik pengen muntah

"Lho hamil ya ngel ? kok gue liat pengen muntah?" ucap Jessy asal

"Yee.. enak aja !!! Nyocol aja belum pernah gimana mau ngisi coba" balas Angel memutarkan bola matanya malas

"Emang punya lo bisa dicocol ?bukannya punya lu lonjoran ya" timpal Putri yang baru saja duduk ke tempat duduknya

"Eh tai kudanil biar kata gua agak tomboy gue juga masih cewek kali, masih punya lobang juga" ucap Angel dengan suara agak meninggi dan tak lupa tatapan tajamnya.

"Udah-udah gak usah pada berantem" lerai Amel dengan nada bijaknya dan membuat seluruh temannya berhenti berdebat.

Setelah perdebatan itu, bel bunyi masuk kelaspun berbunyi dan tepat pada saat itu tugas Jessy sudah selesai.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Burhan saat memasuki kelas. Dia adalah guru kesenian

"Pagi pak" jawab semua murid serempak

"Oke baiklah pertama saya akan mengabsen kalian, Amel " ucap pak Burhan

"Hadir pak" ucap amel dengan nada cuek

"Bambang, Shskskshhs bla bla..... , baik apa kalian sudah mengerjakan tugas yang saya beri?" tanya pak Burhan pada semua murid

"Sudah pak" jawab semua murid serempak

"Baiklah kalian bisa mengumpulkan tugas kalian di depan dan oh ya satu lagi kelas kita menjadi perwakilan lomba menyanyi tingkat ibu kota. Bapak harap bisa menemukan salah satu murid yang bersuara emas di kelas kalian" terang pak Burhan panjang kali lebar

"Cika aja pak kan suaranya bagus" celetuk teman geng nya Cika

"Dengar ya saya disini tidak mencari seseorang yang bisa asal bernyanyi saja tapi saya mencari seseorang yang punya skill dan bakat dalan menghayati lagu karena tidak semua orang bisa melakukannya" ucap pak Burhan dengan nada tegas

B A D_G I R LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang