Komitmen, pastinya ada hubungan dengan apa yang telah kita ikrarkan atau kita sepakati dalam melakukan atau membuktikan sesuatu. Jika kita cinta kepada diri sendiri, maka kita harus berani membiasakan diri kita untuk ditempa dengan disiplin. Bila perlu dalam tingkatan tertentu, disiplin dapat berguna untuk menghukum kita agar lebih kuat, lebih semangat, dan lebih memiliki komitmen serius. Namun demikian, jangan sampai alasan mencintai diri kita sendiri lalu menjadikan kita egois dengan nggak mau mikirin orang lain. Justru sebaliknya, karena kita mencintai diri sendiri maka kita harus berkomitmen untuk menjaga janji itu dan kita aplikasikan juga dalam mencintai kepada sesama. Sebab, kepada orang lain saja kita cinta, apalagi kepada diri sendiri. Simple logically.
Jangan pernah mengatakan cinta jika kita masih belum bisa memberikan pengorbanan terbesar dalam hidup kita demi yang kita cintai. Sebab, cinta bukan hanya ucapan yang manis di bibir, bukan kata yang kedengarannya indah di telinga, dan bukan pula tulisan yang membuat kita merasa bahagia. Karena cinta harus diwujudkan dalam perilaku. Harus tercermin dalam perbuatan dan pikiran. Sekali berani bilang cinta, maka seharusnya kita akan berani berkomitmen untuk berkorban, berani membela, dan berani bertanggung jawab terhadap apa yang kita cintai.
Maka, jangan berani bilang cinta kepada Allah SWT jika kita ternyata masih melanggar aturanNya. Sungguh sangat aneh jika kita berani mengatakan cinta kepada Allah, sementara kita doyan banget menolak perintahNya, sementara laranganNya malah kita lakukan. Pastinya ada yang error jika kita bilang: "Aku cinta kepada Allah SWT.", tapi kenyataannya kita nggak mencerminkan kecintaan kita kepadaNya.
Yuk mari, kita tunjukkan komitmen dalam mencintai berbagai hal, khususnya mencintai Islam. Malu dan yang jelas berdosa banget sebagai muslim, bila yang kita cintai adalah segala hal yang menjauhkan diri kita dari hidayahNya. Itu sih namanya cinta tanpa komitmen. Mencintai Islam jadinya sekadar pemanis bibir saat diucapkan, tapi miskin dalam gerak dan komitmen. Sayang sekali bukan? Semoga kita bisa tetap mencintai Islam dan syariatnya dengan menunjukkan komitmen yang serius dalam upaya mewujudkan cinta kita tersebut.