#14 - Chichi, Jangan Norak!

267 34 18
                                    

17:53 JST. Chichi masih terlantar di halte deket kampus, nungguin bis lewat. Dia sekarang lagi senderan di bangku dengan melasnya, persis orang galau yang tersesat dan tak tau arah jalan pulang. Aduh! Mana bisnya nggak dateng-dateng lagi. Cacing-cacing di perut juga udah pada protes. Aduh, tambah sebel pokoknya. Seharian di kampus juga bikin badan dia lengket-lengket karena keringat. Chichi pengen cepet pulang, trus mandi, trus makan. Kira-kira Mama di rumah masak apa, ya? Kurang lebih batinnya berseru begitu.

Kemana Kanata dan Erika? Yah, karena ini hari rabu, sudah dipastikan dia tidak bisa pulang dengan para ojek kesayangannya itu. Baik Eri dan Kanata tidak memiliki jadwal kuliah di hari rabu, sedangkan Chichi kuliah dari pagi sampe siang. Tapi kalo hari jumat Chichi libur, sedangkan Eri dan Kanata ada kuliah sampe jam 11. Ya kemana-mana enak Chichi lah, kan liburnya bisa nyambung sama weekend. Cuma nggak enaknya ya dia harus pulang sendirian naik bis. Naik bisnya sih enak-enak aja, sendiriannya itu loh yang nggak enak.

Biasanya sih jam segini Chichi udah santai-santai di rumah. Tapi hari ini Chichi emang sengaja mau pulang sore, mau semedi dulu di perpustakaan. Chichi kan sekarang lagi dalam mode rajin belajar. Tapi karena keasyikan sama wifi perpus akhirnya Chichi kebablasan sampe jam segini baru pulang. Rencananya sih mau pulang jam-jam 4 gitu, eh nggak taunya jam 4 lebih dua jam. Karena jomblo sih ya, jadinya nggak ada yang ngingetin. Haha!

"Laper. Bisnya kapan dateng, sih?" gumamnya sendirian. Iya, dia sendirian. Kebetulan di halte nggak ada orang lain yang nunggu bis selain dia. Agak miris jadinya. Yah, apa boleh buat. Akhirnya Chichi ngeluarin hapenya dari dalem tas untuk mengusir rasa bosan. Ditinggal stalking-stalking aja dulu kali ya, siapa tau habis ini bisnya dateng.

Hingga sepuluh menit kemudian Chichi masih duduk disitu. Ini nggak biasanya loh bisnya dateng telat. Chichi sampe heran sendiri. Biasanya dia nunggu nggak sampe sepuluh menit juga langsung capcus. Kalo mau naik taksi juga mahal bayarnya. Ya sayang uangnya, mending buat beli wafer cocopandan. Chichi sekarang lagi maniak makan wafer rasa cocopandan. Untuk sementara kacang atom berhenti dulu katanya. Trus juga kalo misal mau jalan kaki, itu jauhnya kebangetan. Duh, coba aja dia punya kantong doraemon. Udah dia keluarin tuh pintu ajaib biar bisa langsung sampe rumah. Sayangnya itu hanya terjadi dalam cerita fiksi. Nah, kan jadi ngelantur kemana-mana pikirannya Chichi. Orang kelaperan emang suka gitu sih katanya. Kalo perut kosong, otaknya juga ikut kosong. Itu berlaku buat Chichi.

Tin! Tin!

Chichi yang tadinya khusyuk sekali hape-an langsung menoleh ketika mendengar suara klakson barusan.

"Siapa sih klakson-klakson, kaya mau nebengin pulang aja," gerutunya sendiri. Tapi habis itu mata Chichi langsung berbinar setelah mengetahui siapa yang ada di dalam mobil itu. Disana, seseorang lagi dadah-dadah ke arahnya sambil senyum tiga jari. Seperti tertular, Chichi juga langsung balas senyum tak kalah lebar. Senyum girang tepatnya. Baru aja tadi dia mikir soal tebengan pulang, dan sekarang ada cowok yang kayaknya mau-mau aja kalo cuma harus nganter pulang doang. Yes!

"Mau pulang nggak? Ayok buruan naik," serunya dari dalem mobil.

Chichi langsung berdiri dari bangku. Dengan langkah semangat dia lari ke arah mobil itu berhenti.

'Makasih Ya Tuhan udah kabulin doa Chichi. Mana yang nebengin pulang Mas Bule lagi. Duh, Chichi suka.' Chichi membatin kaya gitu.

"Duh, syukur banget deh Mas David lewat sini. Kalo enggak nih ya pasti sekarang Chichi masih nungguin bis lewat. Sendirian di halte kaya orang terlantar," cerocos Chichi setelah masuk ke mobil. Chichi itu punya kebiasaan curhat nggak peduli tempat dan sikon. Untungnya si pengemudi yang dipanggil Mas David itu nggak mempermasalahkan. Dia malah tertawa denger curhatan Chichi barusan. "Tapi ngomong-ngomong Mas David kok tumbenan banget lewat sini. Habis dari mana emang?" tanya Chichi mulai kepo.

The Superhiro FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang