Orang itu bernama Paman Tom. Nampaknya selama ini Aldo tinggal bersamanya.
Tempat ini terpencil ditengah hutan. Memang ada desa kecil didekat sini. Didesa tersebut ada stasiun kecil yang nampaknya digunakan Aldo saat berangkat sekolah ke kota.
Aldo bilang mereka sering kesana mencari berita. Maklum, pondok mereka berada di hutan dan terpisah sejauh 700 meter dari desa. Jadi mereka harus kedesa untuk naik kereta ke kota atau sekedar mencari informasi.
****
Kami sampai di kamar yang katanya bekas punya Naila (entah siapa itu Naila).
Ruangan ini rapi dengan sisi jendela menghadap ke depan rumah. Dari jendela kami bisa melihat pepohonan rimbun dan tanah menjulang keatas.
Didekat jendela ada ranjang dan kasur. Bisa dibayangkan dulu ketika Naila bangun pasti menghadap jendela sambil melihat dan mendengar suasana hutan serta ternak yang mulai ribut bangun.
Ada lemari besar di sisi dinding. Lalu disisi satuntnya ada meja dengan cermin. Sepertinya itu tempat Naila berdandan dulu. Tapi ruangan ini banyak debu. Baunya pun sumpek. Mungkin karena lama tidak ditempati.
"Kau mau mandi dulu?" Seru Aldo. "Mungkin akan lebih menyegarkan jika mandi dulu".
Dia benar, sejak kejadian kemarin aku belum mandi. Badanku kotor karena lumpur dan bau keringat. Rambutku juga kusut.
Kami beranjak menuju kamar mandi yang ditunjukan Aldo.
Aku terhenti sejenak. Astaga tunggu dulu, apa tidak apa-apa aku mandi dengan tubuh ini? Apa ini sama saja dengan mengintip. Yang lebih penting bagaimana aku mandi dengan tubuh ini. Bagi beberapa orang mungkin terjebak di tubuh wanita adalah kesempatan untuk melancarkan aksi, ah entahlah.
"Ini kamar madinya. Kau bisa mandi duluan. Kau bisa memakai baju bekas Naila di lemari tadi. Kalau sudah kita sarapan di ruang makan ya." Aldo tersenyum. "Ada apa? Kenapa wajahmu memerah?".
"Ah, tidak apa-apa, baikalh aku akan mandi duluan". Aku bergegas masuk ke kamar mandi. Biarlah lama kelamaan juga aku akan terbiasa dengan tubuh ini.
Tenangkan dirimu Edo, bagaimanapun kau masih bocah polos berusia 12 tahun.
Menyegarkan rasanya. Awalnya aku kesulitan keramas dengan rambut kusut ini. Jadi perempuan ternyata sulit.
Setelah selesai mandi, aku memilih pakaian di lemari kamar. Ada banyak pakaian disana dan terlebih ada banyak yang ukurannya pas. Aku mengenakan salah satunya. Kaos warna putih dengan celana pendek.
"Wah cocok sekali, kau terlihat mirip dengannya". Begitu komentar Aldo
Aldo nampaknya juga sudah mandi.
"Ngomong-ngomong kenapa kamu lama mandinya?" Seru Aldo.
Wajahku langsung memerah dan memalingkan pandangan "Ah rambutku hanya kusut, ya hanya rambut".
"Hhmm..."
"Kenapa?"
"Tidak, pokoknya ayo makan".
Menu kami sederhana, hanya nasi berlauk telur dan sayuran. Di kota biasanya ibu bisa memasak ikan, ayam, dan aneka makanan mancanegara. Kalau pun ibu tidak masak, kami biaa pesan makanan via online. Cepat, tidak sampai 20 menit makanan sudah sampai.
"Paman tadi mana?" Tanyaku melihat ada satu kursi kosong di meja makan. Itu pasti tempat Paman Tom.
"Ah dia masih sibuk, ini sudah biasa kami jarang sarapan bersama karena aku sibuk bersiap sekolah sedangkan paman sibuk memberi makan ternak. Biasanya dia akan makan nanti".
"Eh jadi kalian jarang makan bersama?".
"Paling cuma saat makan malam kami bisa berkumpul".
Jadi begitu. Masuk akal juga.
Setelah selesai makan aku kembali masuk kamar. Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak setidaknya tidur karena semalaman aku tidak tidur.
Ah kepalaku pusing.
****
Ketika aku bangun, udara terasa panas. Mungkin karena ini siang hari. Kulihat jam menunjukan pukul 12 siang.
Sial, kepalaku masih pusing. Sebelum tidur tadi kepalaku dipenuhi oleh banyak tanda tanya. Baiklah lebih baik aku pergi keluar.
Anehnya ketika aku membuka pintu kamar dan menuju ruang tengah, udara justru tidak sepanas di kamar. Kenapa disini udaranya lebih dingin.
Beberapa langkah aku menuruni tangga, aku melongo melihat sesuatu di ruang tengah.
Si Aldo, dia tidur dengan posisi tengkurap dan pantatnya keatas. Persisi seperti orang kehabisan tenaga dan akhirnya terkapar.
Tepat dibelakangnya ada AC yang menyala dengan suhu paling rendah. Perlu diketahui AC di zaman ini memiliki teknologi untuk mengatur suhu bukan cuma satu ruangan namun seluruh ruangan dalam satu rumah. Tapi kali ini lihatlah, si Aldo memfokuskan AC pada dirinya sedangkan suhu di ruangan lain naik drastis.
Kesal namun bercampur tawa melihat posisi aneh nya itu.
Tiba-tiba pintu terbuka "Ah, akhirnya selesai. Perutku lapar". Itu Paman Tom nampaknya telah selesai bekerja.
"Oh, gadis kecil apa kau sudah istirahat?". Sejenak Paman tom melihat kearah Aldo "Tenang saja dia masih hidup, dia memang sering seperti itu".
Aku tertawa pelan, ternyata Paman Tom orangnya humoris.
"Apa kau sudah makan?"
"Ah, aku sudah makan tadi pagi sama Aldo".
"Bukan itu, maksudku makan siang".
"Belum".
"Mari kita makan".
Aku beranjak menuju dapur.
Disela-sela makan siang Paman Tom bercerita tentang Aldo dan pekerjaannya. Terkadang kami tertawa bersama. Orang ini meskipun perawakannya sangar namun humoris juga.
"Ngomong-ngomong nak, aku ingin bertanya padamu".
Wajah Paman Tom berubah serius. Ini pasti pertanyaan yang akan menjurus pada satu hal. Apalagi kalau bukan kejadian kemarin. Dia pasti akan bertanya-tanya tentang aku, gadis yang tiba-tiba datang ke kehidupannya karena diselamatkan Aldo.
"Kamu... sebenarnya-".
"Arghh...". Itu Aldo yang tiba-tiba muncul dan menguap memotong pembicaraan. "Loh kalian makan siang tanpa aku? Tidak adil".
Sialan, anak ini selalu saja muncul di saat yang tidak tepat.
"Kau mau makan atau tidak? Kalau tidak kau sebaiknya pergi dari sini". Suara Paman Tom menjadi datar. Nampaknya dia juga jadi malas setelah omongannya tadi dipotong.
"Ya mau lah". Aldo langsung bergegas naik ke meja makan.
"Anu, tadi mau bicra apa?" Aku beranikan diri bertanya. Lama-lama aku juga penasaran.
"Ah tidak jadi, lupakan saja".
Ya ampun selalu saja seperti ini.
Dasar Aldo. Dia pasti sengaja kan. Lama-lama makin banya tanda tanya numpuk di pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is it Wrong if I Expect Someone to Protect me?
Ciencia FicciónPada tahun 2039 manusia berhasil menciptakan obat yang bernama human-droid. Dengan obat ini penggunanya dapat mengoprasikan droid hanya dengan mengirimkan sinyal melalui otak atau sugesti. Droid sendiri adalah alat yang lebih canggih dan modern diba...