"And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth" (Cold Play-Fix You)
Sana dan Soo Jung keluar dengan binar wajah yang sangat terang. Senyum manis keluar dari bibir mereka.
"Sana-ya,"
Sana lalu membalikkan badannya. Terlihat laki-laki berpakaian hitam itu tengah berdiri tepat di belakang Sana dengan senyum sedikit canggung.
"Oppa," mata Sana berkaca-kaca.
"Chukkae," ia lalu memeluk Sana.
Menarik badan sana kepelukannya. Mata Sana membulat sempurna. Begitupun Soo Jung yang terheran-heran. Ia hanya menggaruk kepalanya. Seorang idol terkenal ada di depan mata.
"Ich..." Sana menabok bahunya lalu melepas pelukan.
"Aku bukan anak kecil lagi," sambung Sana.
"Ternyata bahasa koreamu sudah lancar,ya," jawabnya lalu mencubit pipi Sana.
"OPPA!"
"Jaebum-seonbae, apa kau mengenal Sana?" tanya Soo Jung hati-hati.
"Sepertinya iya," balas Jaebum lalu mengedipkan sebelah matanya kea rah Sana. Akan tetapi, Sana membuang muka.
"Ommo, apa kalian berdua..." Soo Jung menggantungkan ucapannya.
"Aniyo," tembak Sana.
Soo Jung memicingkan mata ke Sana. Ia merasa ada yang aneh.
"Seonbae, apa JR oppa ikut ke sini?" Soo Jung lalu mengedarkan seluruh pandangan ke ruangan.
"Ah mengapa kau memanggilnya oppa,huh?" cibir Jaebum. Sedangkan Soo Jung hanya nyengir kuda.
"JR sedang syuting. Ku rasa besuk dia akan ke sini." Sambung Jaebum.
"Jinjjayo? Ah...aku sudah tidak sabar ingin meminta tanda tangan JR oppa." Soo Jung lalu membayangkan suatu hal yang entah apa tetapi ia malah tersenyum senyum sendiri.
"Apa kau tak ingin meminta tan-" putus Jaebum saat mendengar namanya dipanggil seseorang.
"Jaebum-ah!" teriak Jinyoung CEO.
"Aku pergi dulu ya, sekali lagi chukka," manis Jaebum.
^**^
Seorang laki-laki mengepalkan tangannya. Tanpa ba bi bu be bo ditonjoklah tembok yang ada di depannya. Ia terlihat mati rasa saat darah segar itu perlahan mengalir dari jarinya. Ia masih tak menyadari. Badannya kini telah tersandar di dinding. Rasa kecewa sangat Nampak pada raut wajahnya.
Sebuah tangan lantas menyentuh kepalanya lembut. Mendongaklah Eunwoo dengan mata merah. Perempuan pemilik tangan itu kini memeluknya. Erat seperti dahulu kala. Dan masih sama.
"Mianhae," lirih Eunwoo.
"Ini salahku. Tak seharusnya aku seperti ini. Aku memang monster yang menyerupai malaikat. Kamu pantas memperlakukan ku seperti ini," balas perempuan itu yang tak lain Yerin.
"Sudahlah, semua sudah terjadi," tatap Eunwoo nanar.
"Apa yang kamu lakukan?" Yerin menyadari tangan Eunwoo yang meneteskan darah.
"Sakit ini tak seberapa dibandingkan sakit hatiku melihatnya dengan namja lain disaat aku sadar bahwa aku menyukainya dan terlambat untuk mengatakan yang sesungguhnya,"
"Jangan bilang kau menyukai Sana?"
"Eoh, aku menyukainya. Dan aku telah menyia-nyiakannya. Dan sekarang? Dia telah bersama orang lain,"
"Nuguya?"
"Jaebum hyung," senyum miris Eunwoo.
Yerin tak mengucapkan apa-apa. Ia lantas pergi meninggalkan Eunwoo.
^**^
Sana Pov
Hari ini aku memutuskan untuk menemui Eunwoo. Entah ada gerangan apa. Tapi, tiba-tiba ada hasrat ingin bertemu denganya. Saat aku berjalan di lorong Academy, aku seperti melihat bayangan Eunwoo. Ada getaran bahagia di hati. Dan aku mencoba memastikan kalau benar itu Eunwoo.
Dan benar.
"Eunwoo-ya," teriakku bahagia.
Akan tetapi, balasan itu hanya bisa kubaca dengan senyum sedih. Ah, mungkin hanya pikiranku saja. Aku lalu berlari kea rah Eunwoo.
"Eunwoo, aku masuk ke kelompok 'A' " ucapku sembari membenarkan kacamata yang sedang kupakai.
"Jinjja? Chukkae," itu bukan nada bahagia jika aku boleh menilai.
"Aku duluan," belum sempat aku mengucap dia telah pergi.
Ada apa denganmu Eunwoo? Kau sulit sekali kutebak. Lusa kau bilang kau tak menyukaiku. Kemarin kau bilang menyuruhku tetap menyukaiku. Dan sekarang? Kau mencampakkanku tanpa alasan. Apakah aku hanya pemeran pengganti disaat pemeran utama tiada dan jika dia kembali kau akan meninggalkanku? Atau kau hanya mempermainkanku?
Kutatap punggung namja itu yang semakin kecil seiring bertambahnya jarak diantara kami. Aku lalu memilih pergi menuju kamar dengan seribu pertanyaan yang memenuhi kepalaku.
"Kajima,"
Seseorang melingkarkan tangannya dari belakang. Jantungku terasa akan berhenti.
"Kajima," ulangnya.
"Eunwoo," air mataku mulai memenuhi kelopak mata ini.
"Biarkan aku memelukmu seperti ini, untuk beberapa detik,"
Aku terdiam.
"Apakah rasamu benar-benar hilang untukku?" tanyanya sembari melepaskan lingkar tangannya dariku.
Aku berbalik menatapnya. Tatapannya sungguh sendu.
"Kenapa kau selalu melakukan ini padaku? Apakau pikir hatiku hanya bahan mainan? Apa kau pikir semudah itu aku menyukai pria? Kenapa kau selalu datang dan pergi tanpa alasan? Aku memang sabar Eunwoo, tapi kesabaranku juga ada batasnya dan juga bisa kadaluarsa juga," air mataku mulai membasahi pipi.
Dan dia masih sama. Setiap aku bertanya dia diam.
"Aku ingin tidur," aku lalu pergi meninggalkannya.
"Apa hubunganmu dengan Jaebum hyung?" aku mendengarnya.
"Tidak ada," balasku tanpa melihatnya.
"Kenapa tadi kalian berpelukan?"
"Kenapa kau juga memelukku?" kuberanikan diri berbalik dan menatapnya.
"Karena aku menyukaimu," air ludahku serasa berhenti di tenggorokan.
Seseorang dibalik tembok hanya bisa mendengarnya bersamaan dengan air mata yang terus mengalir. Rasa sesak memenuhi ulu hati. Kenyataan yang begitu terbalik dengan harapan. Hanya bisa menatap orang yang kita sukai bersama orang lain.
-To Be Continue-
Mianhae, jinjja mianhae up nya lama. Pertama karena tugas ku banyak banget jadi aku kesulitan buatnya kedua juga app ini di hp aku hapus soalnya hp ku udah ga muat so aku buka nya lewat laptop dan ini ga pasti.
Tapi alhamdulillah akhirnya chapternya bisa ku up lagi.
Gomawo chingu. Terimakasih atas dukungan kalingan dan vote kalian. Semoga chapter lanjutnya ga ngaret. Mian chapter ini ga greget ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Music [ASTRO FANFICTION] (HIATUS!)
Fiksi PenggemarSetiap orang mempunyai mimpi. Begitupun juga mimpi kami. Musik adalah jiwa kami. Musik mengajarkan kami arti kehidupan yang sebenarnya. Musik yang menyatukan kami. Musik yang mengajarkan kami akan adanya sahabat, pertemuan, perpisahan, dan juga yang...