Naruto by Masashi Kishimoto. I don't take any advantage by writing this story.
Alternate Universe.
...
Hidup memang tidak bisa selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Salah satu contoh sepelenya adalah ketika memiliki prinsip untuk menghindari seseorang, sudah melakukan upaya besar untuk menerapkan hal itu, namun nyatanya tetap dipertemukan. Persis seperti yang Uchiha Sasuke saat ini rasakan.
Tubuh Sasuke mendadak membeku setelah mendengar suara pintu apartemen yang terbuka di sebelahnya. Rasanya dia ingin kembali membuka kunci dan segera masuk ke dalam sebelum tetangganya keluar. Namun, tersorotnya helaian merah muda dari sudut matanya menyatakan dengan telak bahwa dia tak sempat. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah mengatur napasnya dan berperangai tenang setenang-tenangnya. Uchiha Sasuke adalah seseorang yang dikenal sebagai seorang manusia yang tenang, tetapi, entah bagaimana caranya wanita yang tinggal di sebelah apartemennya itu sanggup melepas predikat itu begitu saja.
Di pergantian siang dan malam, terutama di akhir pekan, Sasuke memiliki suatu rutinitas menyesap kopi di balkon. Sekitar dua minggu lalu, balkon di sebelah kanan dan kirinya selalu kosong. Balkon kiri kosong karena apartemennya memang tak berpenghuni, sementara balkon kanan tak pernah dijadikan tempat selain lokasi penjemuran pakaian. Itulah sebabnya Sasuke terperangah sendiri saat mendapati seorang wanita yang menatap lembayung senja dengan anggun di balkon sebelah kirinya. Eksistensinya mengubah rutinitas Sasuke seketika. Yang tadinya hanya sekadar menyesap kopi sembari menikmati angin sore, mendengar gesekan dedaunan dicumbu angin sampai berguguran ke tanah, kini ditambah diam-diam melirik—terkadang tanpa sadar sampai memerhatikan—wanita yang juga suka bersemayam di balkon dalam waktu yang sama.
Dan tepat kemarin sore, terjadilah pengusik lain dari stagnansi aliran rutinitas barunya. Cairan kopi yang mengisi cangkir telah berpindah ke perut, sehingga tangannya berubah fungsi menjadi penopang dagu. Sasuke akhir-akhir ini sering ingin tahu, apa yang wanita itu pikirkan selama menikmati senja sehingga tak sadar bahwa ada sosok lain yang tengah memerhatikannya? Berbekal keyakinan bahwa wanita itu akan tetap tak sadar, Sasuke tak memutus tatapannya.
Kedua tangan wanita itu berpegang erat pada pagar. Jingga dari semburat sore menyinari pipinya yang tampak tembam dari samping. Angin yang datang dari utara membuat rambut merah muda sepunggungnya melambai-lambai ke arah Sasuke. Sorot matanya tampak ... kosong? Namun, tetap menaburkan suasana yang semakin meneduh dari hijau yang mewarnai irisnya. Sasuke tak ingat kapan terakhir kali dia memerhatikan sesuatu dengan begitu dalamnya. Atensinya terus terpusat pada wanita itu sampai kedua mata mereka bersirobok, membuat Sasuke tertangkap basah tengah memerhatikan. Dan parahnya, dagu yang ditopang menambah kesan bahwa Sasuke memang menikmati apa yang tengah dilihatnya.
Memikirkan apa yang terjadi kemarin, Sasuke yakin wanita itu akan memiliki kesan pertama yang buruk tentangnya—ya, dia yakin saat itulah pertama kali wanita itu menyadari eksistensinya. Tak aneh bila rasa risi tergenang di hati atas tingkah lakunya. Sasuke meremas erat kenop pintu dan memejamkan mata. Dia baru saja akan berjalan melewati wanita itu dan berpura-pura tak pernah terjadi apa-apa. Namun, tatapan mereka sekali lagi saling bertaut. Sebelum Sasuke mengalihkan pandangan, dia sempat menangkap sebuah senyum manis yang terulas di bibir wanita itu. Senyum yang tak dia duga akan terbit di sana. Senyum yang menunda detak jantungnya.
Ketegangan yang merambati tubuhnya menghilang seketika. Dan entah mengapa, hari kerjanya dapat terlalui jauh lebih mudah daripada biasanya.
...
Esok harinya, Sasuke dikejutkan oleh kehadiran wanita itu di depan apartemennya. Dia yakin sekali tadi mendengar suara ketukan pintu. Apakah memang wanita itu yang mengetuknya? Dan senyum lebar yang tersungging di wajah mengatakan bahwa jawabannya adalah iya.
YOU ARE READING
Wanita yang Menatap Lembayung Senja
Fanfiction[SasuSaku] Apa yang wanita itu pikirkan setiap kali tengah melamun sambil menatap lembayung senja? Sasuke dalam hati bertanya, lantas melupakannya, sampai suatu hari mendapat jawaban di masa yang tak diprediksinya.