Ok, author kasih bocoran bagaimana bentuk dan rupanya Gus adam tuh. Dan tara... Foto diatas itu Adam Hernata Kusuma ya,author suka banget sama Muhammad ilham Nurkarim, jadi.. Author kasih lah cast buat si Adam dia aja,kan pas tuh sama karakter Adam yang soleh. Hehe, Selamat berimajinasi.
Happy reading guys..
*****
"Shin.. Kok aku jadi kepikiran ya sama apa yang di ucapkan Gus Adam tadi?",kataku ketika Shinta baru pulang dari rumah uminya.
"Iya sama aku juga dit.",jawab shinta sambil melipat baju.
"Pada omongin apaan sih kak?",tiba tiba indah dan Jihan duduk diantara kami.
"Anak kecil mau tau aja urusan orang dewasa",jawab Shinta.
"Yee..kita berdua udah gede kali kak.",jawab Jihan gak mau kalah.
Aku hanya menggelengkan kepala mendengar percakapan mereka yang entahlah menurutku bikin pusing aja yak. Toh ngalah ngapa salah satu? Huuu pusing pala belbie."Uuu..ngaku udah gede tapi..tidur masih gigit jempol",timbal Shinta tak mau kalah.
"Ih..gak pernah tuh",ucap Jihan mengelak.
"Udah, stop kok kalian malah berdebat sih. Pusing tau",ucapku melerai keduanya. Kalau tidak dilerai bisa bisa mereka bakalan seperti ini terus hingga subuh,Kan gak banget.
"Iya kak, pada omongin apaan sih?",kata Indah melihat wajahku dan Shinta secara berganti.
"Tentang Gus Adam",jawab Shinta mengalah.
"Hah. Kak Dita suka sama Gus adam ya?",teriak Indah dan Jihan histeris.
Aduh.. Apa kabar dengan telingaku saat ini.
"Kok jadi aku sih?",jawabku heran. masih dengan menutup telinga sambil menggeleng keras. Enak saja mereka menuduhku seperti itu.
"Biasanya nih ya kak,yang omongin gus adam sama kak Shinta tuh pasti dia orangnya suka sama Gus Adam. Ayooo ngaku aja kak Dita suka kan sama Gus Adam",kata Jihan menunjuk ku. Enak saja ia berkata seperti itu, memangnya kalau aku bicara sama Shinta tentang Gus adam harus suka gitu sama orangnya baru boleh diomongin sama shinta,itu. Ih..tak akan mungkin.
"Engak Jihan. Kenal aja baru,kok langsung suka",ucapku menyilangkan kedua tanganku didada. Sok ngambek ceritanya hahah.
"Mana tau kak dita pas lihat gus Adam langsung pandagan pertama gitu",jawab indah santai.
"Enak aja.enggak akan" ucapku menggelengkan kepala. Pandangan pertama itu tidak akan pernah terjadi didalam kamus seorang PRADITA KUMALA,Ok.
"Eleh..kak dita sok jual mahal. Kalau kakak niat mau deketin Gus Adam Jihan bilang enggak usah aja kak. Batalin,Jihan 123456789 persen gak bakalan SETUJU", kata Jihan semangat '45. Memangnya ada ya 123456789 persen. Menurutku hanya sampai 100 persen aja deh. Nih anak salah minum obat kale ya.
"Gak bakalan Jihan. Kakak gak bakalan suka sama dia. Dia itu orang nya sok,gak Level sama orang songgong dan sok ganteng,sok cool kayak dia."jawabku melamabaikan tanganku di depan wajah Jihan.
"Oh ya",ucap Jihan meniru gayaku,dasar Jihan.
"Kalau kakak sampai suka gimana?" Tanya Indah menaikkan kedua alisnya menggodaku. Itu tidak akan mempan Indah.
"Cie.. Ehemm",sorak mereka bersama. Dan lihatlah Shinta padahal ia masih melipat pakaiannya pun sempat juga menggodaku. Dasar!!
"Ih apaan sih. Gak bakalan tau, mending juga sukanya sama Ikhsan",ucapku spontan menutup mulut. Mampus jangan sampai mereka mendengar perkataanku tadi. Bisa bisa mereka salah paham, aku bicara seperti itu karena memang aku lebih menyukai Ikhsan dari pada Gus Adam. Ets..kalian jangan salah paham juga. Maksudku adalah Walaupun kata Shinta mereka berdua sama sama sok, tapi.. Aku melihat lebih ramah Ikhsan dari pada Gus Adam. Jadi kesimpulannya aku cuma suka lihat aja. Bukan suka Cinta.
"Wuih..yang bener Dit?" tanya Shinta mulai duduk dihadapanku juga, pakaian yang tadi ia lipat,ia tinggalkan begitu saja,Dasar nenek kepo.
"Enggak lah Shin,becanda" jawabku santai macam dipantai. 😁
"Huuu pikir beneran."jawab mereka menyoraki ku. Hahaha wajah mereka kusut bener. Rasain makanya jadi orang jangan suka godain mulu. Haha..
"Dasar kamu Dit. Aku pikir beneran,kalau beneran juga gak papa.tapi siap siap di tolak
Haha" ejek Shinta melanjutkan melipat pakaian.Aku bener bener kesal sama temanku yang satu itu, kenapa suka sekali membuatku kesal.
Tiba tiba suara menjadi hening. Shinta masih setia melipat pakaian, sedangkan indah lanjut membaca buku, Jihan juga malah ikut ikutan indah membaca buku. Lha.. Sekarang aku kok bengong.
"Hem..dit,temenin aku pulang yuk, aku lupa bawa kitab balik ke pondok nih, kayaknya tinggal dirumah deh" Ucap Shinta mencari sesuatu.
"Ih.. Kami ikut ya kak",sahut Jihan diangguki Indah.
"Enggak. Kalian tinggal di sini",jawab Shinta menggeleng keras. Hehe kasiannya.
"Kakak mah gitu" ucap Jihan mencibirkan bibirnya kedepan.
"Biarin. Wkkkk" ejek Shinta kemudian menarik lenganku pergi.
***
"Dit, aku penasaran deh siapa ya seseorang yang dimaksud kak Adam. Padahal nih ya kak Adam itu gak pernah deket deket sama cewek.tapi kok dia bilang tadi Demi Seseorang ya. Aku jadi penasaran?",tanya shinta disela sela perjalanan.
"No comment deh soal itu. Aku juga gak tau",jawabku menaikkan bahuku.
Kalau dipikir pikir nih ya. Misiku mencari CALON sudah 3 hari berlalu, sekarang tinggal 27 hari lagi. Apa aku bicara aja ya sama Shinta. Ok sip deh aku bicara aja. Mana taukan dia bisa bantuin aku."Shin. Aku mau bicara sesuatu. Tapi.. Jangan dikasih tau siapa siapa ya. Apalagi sama Indah dan Jihan."kataku takut.
"Mau bicara apa?",tanya Shinta menghentikan jalannya.
"Em.. Gimana ya cara bilangnya",kataku menggaruk leherku.
"Apaan sih memangnya?" jawab Shinta menaikkan sebelah alisnya."Aku.. Em. Ok aku bakalan ceritain kalau aku mondok dipesantren ini cuma mau cari CALON suami. Bunda kasih aku waktu buat cari disini selama sebulan. Kalau sampai dalam waktu sebulan itu aku belum nemuin CALON, bunda bakalan jodohin aku."ucapku.
"Jadi.. Kamu kesini cuma mau cari Calon Suami? ",sahuy Shinta terkejut.
Aku menganggukkan kepalaku. Mendingan jujur aja kan lebih baik.
"Kamu mau gak bantuin aku."tanyaku
"Ok. Aku bakalan bantuin kamu.kamu mau pilih Calon yang mana, bakalan aku bantuin pokoknya",jawab shinta menepuk dadanya.
"Widih.. Gayamu Shin, tapi makasih banget ya",sahutku.
**
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Hujan Dipesantren
Fiksi RemajaCara Kepincut sama Seseorang itu ternyata susah banget ya? Tapi.. Ketika ia muncul dihadapanku, ia malah mengajarkan ku sebuah Arti Cinta yang sesungguhnya. (Adam Hernata Kusuma) "Ternyata manusia juga bisa kemakan omongannya sendiri ya? Ketika di...