16

428 60 1
                                    

"Rangga! Sini lo!" panggil gue Rangga yang baru aja lewat seenak jidat di depan gue.

Dia lewat gitu aja gengs, gak ada nyapa atau apapun. Kan kesel gue lama - lama ngerasain ini cowok satu.

"Apa?" tanya dia ketus.

"Ketus amat sih, gak jadi deh," kata gue.

"Ck, ada apa sayangku yang cantik?" tanya Rangga.

Astaga, ini anak makan apalagi? Kenapa mulutnya bisa manis dan frontal banget.

"Lo kesambet ya?" tanya gue.

"Enggak, udah buruan jawab." desak Rangga.

"Lo udah tau Mas Dev ya?" tanya gue.

"Iya gue tau. Kenapa?" tanya Rangga cuek.

"Gapapa, cuma mau tanya udah kan lo percaya sama semua omongan gue," kata gue.

"Heum." jawab Rangga.

"Ck, sumpah ya gue heran sama lo. Sebenernya lo itu cowok dari kutub ya? Dingin banget." protes gue ke Rangga.

"Biasa aja sih," kata Rangga.

"Minta maaf kek apa kek bodo amat lo kebangetan. Udah nuduh cemburu gak jelas gak mau minta maaf lagi." gerutu gue.

"Ck, okey sorry waktu itu gue nuduh dan gak percaya sama lo. Done, bye!"

"Rangga!!" pekik gue kesel.

Bukannya minta maaf eh dia malah langsung kabur lagi ke luar kelas emamg ya buaya comberan maunya apasih gantungin anak orang mulu.

"Muka lo suntuk amat? Padahal habsi berduaan sama Rangga," kata Tasya yang baru aja dateng dan duduk di samping gue.

"Jangan lo kira gue berduaan sama dia seromantis lo sama Bian," kata gue kesel.

"Ah iya lupa si Rangga kan patung ya mana bisa ngomong," kata Tasya.

"Nah iya itu lo tau." jawab gue.

Gue sama temen - temen gue suka ngatain Rangga itu patung atau robot hidup kalo gak ya es batu.

Kita panggil dia gitu ya soalnya dia itu yaampun suer dah cuek, dingin sama datarnya kebangetan gengs.

Herannya nih kenapa gue bisa tergila - gila dan jatuh cinta sama dia terhitung mulai kelas satu berarti udah tiga tahun.

Tapi ya gini hubungan kita gak jelas!

🍉🍉🍉

"Ya, Hallo."

"..."

"Loh, terus aku gimana pulangnya?"

"..."

"Mana ada angkot jam segini woy!"

"..."

"Jadi aku nanti di rumah sendiri?"

"..."

"Tau ah! Bye!"

Flip

Barusan gue ditelfon Mas Dev dia bilang gak bisa jemput. Masalah satu nih ya terus dia bilang alasannya kenapa gak bisa jemput.

Soalnya nih tau gak dia di suruh anter orang rumah ke kondangan di surabaya. Catet ya serumah!

Sialan banget kan? Tragis nasib gue udah gak dijemput, di rumah nanti sendiri, gak ada angkot. Gimana ada angkot ini udah mau maghrib.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas Devan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang