5

170 96 77
                                    

"Baik kak, atas nama siapa?"

"No name mba."

Penjaga florist itu dengan ramah tersenyum dan mengulangi order-an Nata.

Nata segera berlalu dan disusul oleh Nevin.

"Buat siapa? Ko ga di kasih nama?"

"Bukan urusan lo."

Nevin awalnya berpikir itu untuk Juna kakaknya Nata, tapi mana mungkin Nata memberikannya pada Juna dengan cara yang sembunyi-sembunyi? Itu tidak masuk akal.

Mungkin untuk temannya Nata. Atau orang yang di sukai Nata. Siapa yang tahu? Hanya Nata yang tahu itu.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Nata, Nata hanya melamun. Tatapannya kosong. Biasanya jika Nevin mengoceh panjang lebar, Nata akan menggerutu tidak suka. Tapi kali ini Nata hanya diam. Bahkan, seolah-olah Nata tidak berdiri di tempatnya saat ini.

Nevin melihat Nata sesekali tersenyum, tapi air mukanya kadang berubah drastis menjadi sangat kaku.

--LucidDream—

28 Januari 2016

Hari ini Nata berada di kampus sampai malam karena ada rapat untuk acara seminar.

Nata duduk di kursi loby, sendiri. Sedangkan Fafa sedang ke kamar mandi.

Nata tersenyum lebar saat matanya mendapati Satria tengah duduk di kursi hijau di luar fakultas. Meski pencahayaan di luar kurang, tapi dengan mudah Nata bisa mengenali punggung milik Satria. Seseorang yang di kaguminya belakangan ini.

Aku merasa lebih hidup

Tapi disisi lain aku harus mengendalikan diri

Untuk tidak mati kemudian

Tanpa sadar Nata menjadikan Satria sebagai pengharapan barunya. Setelah sekian lama Nata menutup diri dari para laki-laki. Lima tahun. Cukup lama memang.

"Nat ngeliatin siapa?" Tanpa Nata sadari Fafa sudah ada di samping Nata, kemudian mengikuti arah pandang Nata.

"Nat mau ngeliatin si Satria terus? Elaaah dianya juga ga ngeliat ke elu. Buru ah ke kelas, udah ada dosen." Fafa menyeretku ke kelas untuk melanjutkan sesi kelasku selanjutnya setelah istirahat berlalu. Padahal itu adalah spot yang bagus untuk melihat Satria tanpa harus ketahuan.

"Dasar lo pengganggu sejati. Ga bisa banget ngeliat temennya seneng. Gua kan masih belum puas liatin abang kesayangan gua Faaaa." Mau tidak mau Nata tetap melangkahkan kakinya meninggalkan lobi dan mengekori langkah Fafa.

"Lu udah punya abang kesayangan Nataaaaa. Juna mau lu kemanain?"

"Beda lagi Fa. Bang Jun itu abang gue. Ga ngertiin banget sih huhu." Nata memasang wajah memelas pada Fafa.

"Lagian kalau suka tuh kasih kode kek. Jangan diem aja."

"Kode-kode emang gua anak pramuka haha."

"Oiya soal mantan pdkt-an lu itu, beneran dia udah nikah?

Nata mengangguk.

"Tapi lu baik-baik ajakan? ga cemburukan? Ga sakit hati kan?" Fafa mendekat dan memicingkan matanya menelidik pada Nata

"Alah lebay banget lu. Gua udah lama biasa aja kali. Malah gua salah satu orang yang support dia nikah. Eh beneran deh tuh anak nikah hahaha"

Nata memang sudah lama merelakan Kares dengan Dina. Dina itu bukan yang di nikahi Kares. Dina, wanita yang dulu di pilih Kares dan Nata yang ditinggalkan Kares. Miris kan?

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang