Setelah berpikir keras mengenai part di Bangtan in Love, aku pikir setiap part terlalu panjang jadi aku memutuskan untuk merevisi (halah wkwk) FF ini dan menjadikan tiap part lebih manusiawi untuk dibaca :)
happy reading~
Suara riuh terdengar dari sebuah kelas, dimana di depan kelas itu terdapat tulisan 3-3. Kelas yang harusnya sibuk belajar mengingat akan menghadapi ujian tahun ini, justru berisik dengan hal yang tidak penting. Beberapa diantara mereka sibuk mengamati para idol, dan beberapa lainnya berkumpul bersama di belakang kelas, entah apa yang mereka lakukan.
Empat orang laki-laki memasuki kelas itu, membuat suasana berisik menjadi tenang. Mereka duduk di bangku mereka yang terletak di deretan belakang kelas. Yoongi duduk bersama Hoseok di deretan paling belakang, sedangkan di depannya Namjoon dan Seokjin duduk bersama.
Pengaruh keempat orang itu sangat terasa, bahkan di kelas mereka sendiri. Tak ada satupun yang berani membuka suara, dan hanya diam menunggu guru untuk masuk ke kelas mereka. Kelas 3-3 sudah di kenal dengan cap mengerikan, bahkan untuk guru sekalipun. Jarang sekali guru bersedia masuk ke kelas 3-3 itu, karena mereka takut akan dikerjain oleh empat orang paling mengerikan di kelas 3-3, yaitu Min Yoongi, Kim Namjoon, Kim Seokjin, dan Jung Hoseok. Keempatnya tergabung dalam sebuah gang bernama Bangtan yang terdiri dari tujuh orang siswa laki-laki, diketuai oleh Kim Namjoon.
"Ah, bosan sekali." Namjoon menaikkan kedua kakinya ke atas meja, lalu menoleh ke sebelah kanannya di mana ada seorang siswa yang kebetulan melihat ke arahnya. "Ada apa?"
"A...aniyo." Siswa tersebut langsung kembali menatap buku di hadapannya.
"Lee Woojin, kemari." Namjoon memanggil laki-laki dengan suara beratnya, membuat Woojin merasa takut dan memilih menghampiri Namjoon.
"Aku bosan. Menarilah."
"Mwo? A-aku tidak bisa menari." Ujar Woojin dengan suara lemahnya.
"Coba saja dulu. Cepat!"
Dengan sekali bentakan, Woojin akhirnya menari dengan gerakan yang sungguh kaku dan aneh. Keempat member Bangtan tertawa puas bisa mengerjai teman mereka, sedangkan siswa lain hanya diam dan menatap Woojin kasihan.
Tak lama, seorang guru memasuki kelas tersebut, membuat Woojin segera kembali ke tempat duduknya dan Namjoon menurunkan kedua kakinya dari meja. Suasana kelas menjadi tenang, dan semua siswa belajar dengan baik, termasuk ketiga member Bangtan. Sedangkan satu member Bangtan lainnya, Yoongi, sudah berkelana ke alam mimpi begitu sang guru membuka suara.
Dua jam pelajaran hampir berlalu, dan guru mulai membagi siswa ke dalam kelompok belajar, di mana kelompok belajar ini akan menjadi partner mereka dalam belajar menghadapi ujian akhir. Semua siswa berdoa, berharap nama mereka tidak disebut bersamaan dengan nama para member Bangtan.
"Shin Neulmi, Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, dan Jung Hoseok."
Seluruh tatapan mengarah pada perempuan bernama Neulmi yang duduk di barisan paling depan. Semua orang mengetahui bahwa Neulmi adalah siswi yang pintar dan tidak menyebalkan. Neulmi adalah orang yang periang dan senang bercanda, sehingga memiliki banyak teman. Neumi sendiri sedikit terkejut dengan pembagian kelompok untuk dirinya, namun ia hanya menunjukkan respon biasa saja. Baginya, menghadapi member Bangtan sudah biasa, karena dia adalah member Cheonsa.
Begitu guru tersebut pergi meninggalkan kelas, Neulmi bangkit dari bangkunya menuju deretan belakang untuk menghampiri member Bangtan yang mulai mengerjai siswa lain lagi. "Bagaimana dengan kelompok belajar kita?" Pertanyaan Neulmi membuat keempat member Bangtan tersebut menoleh padanya, dengan tatapan terganggu.
"Haruskah dibicarakan sekarang?" Tanya Namjoon.
"Harus. Tentukan waktu dan tempat kita mulai rutin belajar bersama."
"Baiklah. Rumahmu dekat dari sekolah, bukan? Di rumahmu saja setiap hari Sabtu pukul 10 pagi." Namjoon memberikan keputusan dengan cepat, yang sudah pasti disetujui oleh teman-temannya.
"Baiklah. Jangan terlambat dan jangan mencari alasan untuk tidak datang." Neulmi memberikan tatapan tajam untuk keempat orang tersebut.
"Aigoo uri Neulmi terlihat menyeramkan!" Hoseok bangkit dari duduknya dan merangkul Neulmi. "Jangan melotot seperti itu, kau tidak cocok pura-pura galak."
"Ya! Aku sedang serius!" Neulmi memukul bahu Hoseok, membuat Hoseok berteriak kesakitan dengan berlebihan. "Oh ayolah Jey!" Neulmi menambahkan beberapa pukulan di bahu Hoseok.
"YA! SAKIT! ANAK INI!"
"Rasakan!"
"Kau harus ganti rugi atas luka-lukaku! Traktir aku!"
"Luka apanya, pukulanku barusan tidak seberapa dengan pukulan yang biasa kau terima saat tawuran!"
"Baiklah jika tidak mau traktir tidak apa-apa, tapi temani aku ke kantin ya?" Hoseok kembali merangkul Neulmi, langsung segera di tepisnya.
"Shireo!" Neulmi memilih kembali ke mejanya, membuat Hoseok mengikutinya.
Walaupun Bangtan dan Cheonsa dikenal bermusuhan dan tidak sependapat dalam hal apapun, tapi Hoseok cukup dekat dengan Neulmi karena mereka sama-sama orang yang hyperactive dan sebetulnya memiliki hati yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan in Love [Completed]
FanfictionBangtan, sebuah geng yang ditakuti seluruh penjuru sekolah dan tak ada yang berani melawan mereka. Di balik kehidupan mereka yang penuh kekuasaan, terdapat sisi gelap yang ingin mereka tutupi dari semua orang. Cheonsa, sebuah geng yang takkan membia...