Tau gak sih aku gagal fokus sma cowok di cover ini ya ampunnn mas gedongg
/(≧ x ≦)\ (? hihihi) #mupeng #plak
---
"Mas."Jujur Drian suka banget kalau Sandy memanggilnya dengan embel-embal Mas. Terasa seperti mengelitik di telinga lalu getarannya sampe ke hati. Bikin hati jadi serrr.
Setelah acara sidang Sandy yang memakan waktu sampai sore hari mereka sekarang berada di indekosh Sandy setelah menghabiskan makan (menjelang) malam sambil menonton tv di mana Sandy berada di pelukannya.
"Besok enggak jadi bagaimana?"
Masalah ini lagi.
"Kenapa?"
Sandy belingsut dari pelukan "Aku takut." katanya.
Huh, apa yang kamu takutkan sih Ta. Kan aku yang babak belur nanti. Inginnya Drian bilang begitu tapi demi menjaga emosi Sandy. Drian berkata.
"Kita jalanin aja Ta."
Sandy menggeleng cepat.
"Gak bisa begitu Ian. Kalau bang Rega kalap bagaimana? Belum lagi bang Damar. Kamu belum pernah bertemu abang aku yang satu itu. Dia lima level lebih nyebelin dari Rega."
Oh oke. Drian tertawa miris.
"Dalam tiga bulan aku yakin di wajahmu kamu jadi buruk rupa" tambah Sandy lagi.
"Terus mau kamu bagaimana?"
Karena di otak Drian hanya ada kata bertanggung jawab. Titik. Tidak ada perencanaan lain yang nyangkut di otaknya sampai saat ini. Babak belur babak belur deh gue. Lebih baik Drian mengerjakan mega proyek sebesar Maikarta di Lippo sana di bandingkan urusan kayak gini. Jadi yang patut disalahkan ya gue.
Drian juga tahu akan ada embel-embel drama datang secara serempak dengan acara dia melamar nanti.
Glek.
Kepala Drian pusing mendadak membayangkan reaksi Mama dan serta tunangan tak di anggapnya Gia. Nagia Soebarta. Selebgram sok kecantikan cih. Yang sampai saat ini Drian tidak habis pikir. Kok bisa Mamanya yang cerdas dan pintar itu ke pincut dengan sosok kecentilan itu?
Oh iya.
Ngomong-ngomong Sandy tidak tahu Drian selama ini sudah bertunangan tiga bulan ini. Dan otak Drian makin kusut membayangkannya.
"Kita bikin skenario"
Drian memotong. "Sinetron." di balas Sandy dengan cubitan gemas dan ugh dari Drian.
"Kamu ngelamar aku tiba-tiba--"
"Rencananya kan emang gitu sayang. Ugh!"
Drian di cubit lagi.
"Dengerin Ian. Kamu ngelamar aku sama Papa kamu. Papa kamu kan atasan Papa. Papa sama ke dua abang aku pasti gak bisa berkutit nanyain macam-macam. Bilang aja kamu love at first sight dimana gitu sama aku." jelas Sandy bersemangat.
Beda halnya Drian bingung membalasnya apa.
"Kenapa aneh ya?"
Hah. Drian menghela napas gusar "Masalahnya aku belum ada waktu cerita ini semua dengan Papa."
Sandy menghela napas kecil. Sudah dia duga. Sama aja mereka berdua.
"Papa tahu kamu lagi dekat sama seseorang?"
Drian mengangguk ragu. Dengan Gia masalahnya.
"Yaudah kamu tinggal nambahin aja."
"Iya sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silly Wedding Plans (Slow update)
General Fiction"Kamu yang namanya Sandy Arna Agatha?" Sandy mengerutkan kening ketika wanita yang kelihatannya lebih tua darinya bertanya dengan nada emosi. Refleks tangannya memegang perutnya 'amit-amit jabang bayi' "Iya. Ada perlu apa ya Mba?" "Jangan kegatelan...