1

10.8K 361 4
                                    

"Selamat pagi semuanya, Nathan ganteng udah datang." sapa Nathan saat memasuki kelasnya. "Alay lo Than." timpal Nana ketus. "Biarin aja, gini gini banyak yang suka loh." ejek Nathan sambil menjulurkan lidahnya pada Nana yang dibalas tatapan tajam oleh Nana.

"Pagi Vania." sapa Nathan pada Vania yang sedang asik berbincang-bincang dengan Bella, membuatnya memalingkan pandangannya ke Nathan. Nathan tersenyum jahil melihat Vania. Namun Vania hanya menatap Nathan datar.

Nathan langsung duduk dibangkunya sambil masih tersenyum menatap Vania.
"Itu Nathan ngeliatin lo mulu deh, Van." bisik Bella pada Vania yang melirik Nathan. "Biarin aja. Aku nggak mau ribut terus sama dia." tutur Vania spontan.

*
*
*

"Mau pesen apa?" tanya Nana. "Gue bakso dan sama jeruk deh." jawab Bella. "Vania?" tanya Nana lagi. "Samain aja."
"Oke, kalian cari tempat duduk aja. Ntar gue bawain pesenan kalian."
Vania dan Bella mencari tempat duduk yang masih kosong. Sedangkan Nana masih antri pesanan.

Setelah 10 menit kemudian, Nana datang membawa nampan berisi pesanan untuk sahabatnya. Dan mereka bertiga makan dengan nikmat.

Nathan dan kedua sahabatnya datang menuju kantin sambil mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.
"Nathan tuh." ujar Nana sambil mengunyah baksonya.
Vania dan Bella menengok kearah tunjukkan tangan Nana.

Nathan berjalan melewati meja yang sedang berisi Vania, Nana dan Bella. Tidak sengaja mata Nathan dan Vania bertemu saat Vania menyuapkan kuah bakso kemulutnya. Lalu Nathan tersenyum terpesona.
"Ngapain lo senyum-senyum?" tanya Nana sinis. "Yee sirik aja lo. Bilang aja sirik karena nggak pernah gue senyumin, iyakan.

"Ngomong apa lo? Idih sirik." tantang Nana melototkan matanya membuat Bima bergidik. "Udah, Na biarin aja. Nggak ada untungnya juga. Yuk mendingan sekarang kita masuk kelas aja." usul Vania tanpa melirik Nathan yang sedari tadi menatapnya.

Vania berdiri lalu berjalan mendahului kedua sahabatnya menuju kelas.
"Elo sih, Vania pergi duluan kan" ucap Nana menatap tajam Nathan.
Nana dan Bella pun menyusul Vania menuju ke kelasnya.

*
*
*

Bel pulang sekolah telah berbunyi dua menit yang lalu. Semua murid pun bergegas pulang. Begitu juga dengan Vania yang harus cepat cepat pulang karena takut susah menunggu angkutan.
Sedangkan Nathan dan kedua sahabatnya mengikuti eskul basket.

*
*
*

2 jam sudah berlalu, itu artinya selama 2 jam juga Vania sudah menunggu angkutan lewat tetapi tidak ada satupun angkutan lewat didepannya membuatnya gelisah. "Mana sih angkutan. Nggak ada yang lewat."

Dari kejauhan Nathan sedang memperhatikan Vania yang susah gelisah menunggu angkutan yang lama. Nathan bergegas mengambil ninja merah hitam kesayangannya lalu menghampiri Vania.

Tin tin!

Vania sedikit terkejut ada seseorang berhenti didepannya. Nathan mematikan mesin motornya lalu membuka helm fullfacenya. Vania menghembuskan nafas gusar mengetahui bahwa orang itu adalah Nathan.

"Nungguin siapa?" tanya Nathan. "Angkutan." jawab Vania. Nathan melihat jam berwarna hitam yang bertengger dipergelangan tangannya. "Udah jam segini. Kayaknya nggak bakal ada angkutan deh. Gimana kalo bareng gue aja." tawar Nathan yang membuat Vania sedikit berpikir.

"Gimana?" tanya Nathan lagi. "Nggak usah deh, aku tetep nunggu disini aja. Nanti juga bakal lewat kok angkutannya." tolak Vania. "Yakin?" Nathan memastikan.
"Yakin kok."
"Yaudah kalau gitu. Awas ntar pulang ada yang ngikutin loh." ucap Nathan sambil terkekeh menjahili Vania.

Nathan pergi dari hadapan Vania. Dijalan Nathan khawatir sebenarnya terhadap Vania karena ia yakin Vania sedang gelisah sekarang. Tapi kalo gue ditolak lagi gimana? Gumamnya dalam hati.

Nathan dan Vania[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang