Jika ada yang bertanya siapakah wanita paling kuat? Aku akan menjawab dengan lantang, dialah Mamakku. Ini bukan sekadar retorika atau omong kosong belaka, aku punya alasannya sendiri. Akan kuceritakan secara lengkap. Entah apa yang akan kalian pikirkan nanti tentangku, aku tidak peduli. Toh, pada akhirnya kita semua akan mempertanggungjawabkan masa lalunya masing-masing.Kisah ini dimulai berpuluh tahun yang lalu. Saat itu usiaku masih sembilan tahun. Terlahir di kota kecil di utara Pulau Jawa. Menjadi anak ke-10 dari 25 bersaudara. Benar dua puluh lima, bukan dua atau lima, tapi dua puluh lima. Sayangnya saudaraku tidak bisa bertahan hidup semua sebagaimana aku. Sekarang anak Mamak hanya tersisa lima yang masih bernapas. Aku sendiri tidak begitu hapal siapa saja nama-nama saudaraku.
Aku tidak sedang berbohong. Datang saja ke desa kelahiranku, terus tanyakan ke siapa saja yang kalian temui di sana, pasti mereka tahu kisah tentang Mamakku.
Pasalnya di zaman itu sudah tidak lazim lagi mempunyai banyak anak. Rata-rata para orangtua memilih dua anak cukup. Sejalan dengan program pemerintah yang gencar membatasi pertumbuhan jumlah penduduknya. Begitulah yang kudengar dari bisik-bisik para tetangga yang asyik membicarakan keluargaku.
Karena gusar aku mencoba bertanya langsung kepada Mamak.
"Mak kenapa sih, orang-orang suka sekali membicarakan keluarga kita?" tanyaku di sela-sela membaca ulang pelajaran yang diberikan Pak Ahmad tadi pagi.
"Memangnya mereka membicarakan apa, Pulai?" Mamak balik bertanya. Tangannya masih terus menyulam jahitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULAI
AdventureKalau ada sosok manusia paling hebat, maka dia adalah Mamakku. Buku ini kupersembahkan untuknya. Wanita terkuat di dalam rumah. Bercerita tentang keseharian anak kecil tinggal di desa kecil Pulau Jawa bersama mamaknya. Berjenis kenakalan dilakukan...