Paginya Vania sedang bersiap-siap menyiapkan buku pelajarannya lalu memasukkannya kedalam tas.
Ting!
Bunyi notif line dari seseorang membuat Vania ingin cepat-cepat membukanya. Ternyata dari Bella.
Bella Clarani Ananta
Van?
Iya?
Lo belum berangkat kan?
Belum, emangnya kenapa?
Bareng gue yuk, gue jemput jam 06:15 ya.
Boleh deh, aku tunggu ya
Shapp.
*
*
*"Ma, Tifan berangkat dulu ya." pamit Vania pada mamanya. "Iya, hati-hati sayang. Bella juga hati-hati ya bawa mobilnya." pesan Kinan. "Beres, Tan. InsyaAllah selamat sampai tujuan."
Vania menyalami tangan mamanya, begitu juga dengan Bella. Dimana papa Vania? Dia sudah berangkat pagi-pagi karena ada urusan kerjaan dadakan.Bella dan orangtua Vania memang sudah sangat akrab. Bahkan dari SD. Begitu juga dengan Nana, dia juga akrab betul dengan kedua orangtua Vania. Bahkan Bella dan Nana sudah menganggap kedua orangtua Vania seperti orangtua kandungnya sendiri.
*
*
*Sesampainya disekolah Bella langsung memarkirkan mobilnya diparkiran khusus siswa-siswi yang membawa alat transportasi.
Vania turun setelah mobilnya terparkir rapi dideretan mobil milik siswa-siswi lainnya. Beberapa menit kemudian Via mendengar suara motor ninja yang sedikit menggema jalanan hingga terdengar jelas. Lalu muncullah seorang siswa laki-laki menggunakan jaket kulit hitam serta helm fullface dengan motor ninja merah hitam datang dan melewati Vania yang sedang memperhatikannya.Vania terus memperhatikan siapa seseorang tersebut hingga orang itu melepaskan helm fullface yang menutupi seluruh wajah tampannya, Nathan.
Vania tahu jika seseorang itu adalah Nathan. Karena Vania kemarin diantar Nathan pulang, jadi Vania sedikit mengingat-ingat properti yang dipakai Nathan saat mengendarai motor ke sekolah.
"Yuk masuk." ajak Bella setelah para siswa-siswi berdatangan, karena hari mulai siang dan bel masuk akan segera berbunyi. "Ah ya yuk." Vania mengangguk.
Saat ingin melangkahkan kakinya maju kedepan, tiba-tiba saja ada seseorang yang mencekal tangan kanan Vania, membuat pemilik tangan yang dicekal tersebut menoleh ke asal seorang yang mencekal tangannya.
"Nathan" gumam Vania pelan tetapi masih bisa didengar oleh orang yang sedang berada didekatnya, Bella dan Nathan.
"Tungguin gue, kita masuk ke kelas bareng yuk." ujar Nathan lembut sesekali melirik Bella memberikan kode untuk meninggalkannya bersama Vania.
"Ngapain lo lirik lirik gue? Vania berangkat bareng gue, jadi masuk kelas juga harus sama gue. Lagian keberadaan lo dideket Vania, cuman bikin Vania darah tinggi terus karena lo selalu bikin dia marah-marah." tolak Bella dengan suara sedikit tinggi. "Bella udah lah jangan gitu. Dia juga temen sekelas kita. Mending kita masuk ke kelas bertiga bareng, gimana?" ucap Vania yang membuat kening Bella mengernyit berkerut bingung.
Vania kenapa gini tiba-tiba baik sama ini tuyul? Kesambet setan baik apa ya? Gumam Bella dalam hati.
"Ayok." ajak Vania menarik tangan Bella agar mengikutinya. Akhirnya Bella mengiyaka. Dan, Nathan hanya mendengus kesal karena dirinya tidak jadi masuk kekelas bareng Vania. Kini Nathan hanya mengekor dibelakang Vania dan Bella yang berjalan beriringan.
Nggak papa deh yang penting gue bisa masuk kekelas bareng Vania, walaupun ada penghalangnya sih, gumam Nathan dalam hati.Sesampainya dikelas, semua mata tertuju pada Vania dan Nathan. Seluruh penghuni kelas yang melihatnya langsung seketika cengo melihat Vania dan Nathan sepertinya sudah berbaikan menurut mereka.
Vania yang ditatap seluruh anak dikelaspun langsung duduk dibangkunya, disusul Bella dan Nathan.
Nathan yang kesal karena terus diperhatikan dengan tatapan bingung pun langsung bertanya sedikit keras. "Kenapa kalian pada ngeliatin gue begitu? Ada yang salah?" tanya Nathan sedikit bingung dengan sikap teman-teman sekelasnya. "Bim, ngapain sih ini anak-anak kelas pada cengo semua mukanya setelah ngeliat gue masuk kelas. Ada yang salah? Atau gimana gue nggak ngerti deh, mereka aneh." tanya Nathan pada Bima yang juga melihatnya sedikit bingung.
"Yaiyalah ngeliatin lo begitu. Mereka cengo karena ngeliat lo sama Vania bareng masuk ke kelas." ucap Bima menjelaskan. "Ha? Karena itu?" tanya Nathan terkejut. "Iya karena yang selama ini anak-anak kelas kita taunya, lo kan sering berantem dan musuhan sama Vania. Trus barusan anak-anak dikejutkan dengan kedatangan lo bareng dibelakang Vania. Kayak kalian barengan gitu masuk kelasnya. Gue juga kaget sama kelakuan kalian." jelas Bima pada Nathan.
"Emangnya lo baikan sama Vania? Sejak kapan?" tanya Bima lagi. "Kemarin." jawab Nathan sambil tersenyum kepada Bima.
"Ha? Kemarin? Kok gue nggak tau?" Bima mengernyit. "Lo nya aja yang pulang duluan. Nggak bisa liat kan acara romantis gue sama Vania kemarin." cecar Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...