Chapter 9

246 18 5
                                    

Sial, kekuatan macam apa yang Aldo miliki. Dia selalu muncul di saat yang tepat. Memotong pembicaraan penting dan muncul di tempat yang tak diduga. Dia sangat menyebalkan. Tapi aksinya menyelamatkan ku kemarin benar-benar heroik. Seharusnya aku berterima kasih padanya.

Oh iya apa aku sudah mengucapkan terima kasih padanya? Kalau diingat sepertinya memang belum. Orang itu saking menyebalkannya membuatku sampai lupa atas jasanya.

Saat ini setelah pembicaraanku dengan Paman Tom dipotong aku benar-benar kesal.

****

"Hey, setelah ini bantu aku mencuci piring ya". Seru Aldo sambil menaruh piring di wastfel dan melihat kearahku.

"Cih" aku mengeluh kesal.

"Hey, kenapa kau kesal?".

"Tadi saat sarapan kau tidak mencuci piring tapi sekarang kau tiba-tiba meminta bantuanku. Apa jangan-jangan karena cuciannya numpuk karena tidak di cuci tadi pagi?". Protesku kesal.

"Yah... kalau itu". Wajahnya langsung pucat.

"Hey Aldo, sudah kubilang kan kalau habis makan itu cuci piring". Itu Paman Tom yang angkat bicara dengan nada tegas.

"Lah situ pernah cuci piring gak habis makan".

"Pekerjaanku banyak".

"Setidaknya cuci piringmu sendiri". Aldo mulai kesal mananggapi percakapan dengan Paman Tom.

Paman Tom kemudian beranjak sambil menepuk pundak Aldo "Sudah sudah setidaknya kerjakan apa tugasmu demi orang tua ini. Kalau begitu sampai jumpa".

"Melarikan diri kah?". Wajah Aldo tampak kesal.

Sesaat setelah Paman Tom pergi aku pun juga ikut pergi meninggalkan ruang makan.

"Lah woy, kau pergi juga".

Aku menoleh dan menatapnya dengan tatapan sinis.

"Baiklah aku mengerti" Aldo mengalah dan akhirnya mencuci piring sendiri.

****

Diluar aku di ajak Paman Tom berkeliling, melihat ternak dan tempat-tempat menarik disini.

Di halaman belakang ada sebuah bagunan yang memanjang kebelakang. Isinya beberapa ternak sapi dan kambing. Uniknya teknologi yang digunakan disini masih sederhana. Bangunannya saja masih semi permanen. Beberapa bagian terbuat dari beton dan ada bagian yang terbuat dari kayu. Hanya terlihat beberapa alat droid saja disini.

Bergeser sedikit kesamping, ada empat kolam ikan yang masing-masing berukuran 3x4 meter. Katanya isinya adalah ikan lele. Area kolam ini dibatasi oleh jaring, karena didekatnya ada kandang ayam. Agar ayam tidak sembarang masuk ke kolam maka area kolam dibatasi oleh jaring.

Kami beranjak ke halaman depan. Disana ada empat kuda. Tiga kuda dewasa dan satu kuda kecil. Yang kecil terlihat imut.

"Mau coba?" Tanya Paman Tom padaku.

Aku bingung apa maksudnya mau coba "eh?".

"Kamu mau coba menunggangi kuda?".

"Apa? Yah kalau itu.... bagaimana bilangnya ya" Sejujurnya aku takut. Ini saja pertama kali aku melihat kuda secara langsung. Saat kecil aku pernah melihat lomba balap kuda di tv. Dan di pertandingan itu ada peserta yang mengalami kecelakaan parah dengan kudanya. Sepintas aku teringat kejadian itu.

"Kenapa? Kamu takut hah?" Paman Tom berseru dengan wajah yang seolah meremehkanku. Tidak, lebih tepatnya wajah nya menyebalkan.

"Siapa yang takut. Baiklah aku akan coba naik kuda". Aku beranjak menaiki kuda yang sudah dilengkapi peralatan berkuda yang memadai.

Is it Wrong if I Expect Someone to Protect me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang