Laura Lourencia—yang akrab di panggil Laura, duduk di balkon kamarnya sambil memandang hujan yang turun deras sejak satu jam yang lalu. Meskipun percikan air hujan mengenainya, dan suara petir menyambar dengan keras, dia tetap bersikukuh untuk berada di sana.
Hujan lebat dengan bunyi guntur yang sangat keras menggambarkan perasaannya yang sedang hancur. Hancur karena kecewa. Hancur karena harus rela mengorbankan seseorang yang dicintainya. Hancur karena dipermainkan. Dan hancur karena ditinggal orang-orang yang disayanginya.
Semuanya berawal dari 5 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGERIO
Teen Fiction"Mainan gue bukan boneka. Tapi si kembar." - Anggerio Berawal dari bertemu Anggerio di parkiran gedung bioskop, rasa itu mulai tumbuh di hati Laura. Tapi, tanpa ia sadari, Luna, saudara kembarnya, juga mencintai orang yang dicintainya itu. Tak hanya...