Tiga

25K 1.5K 64
                                    

Makasih buat kalian yang udah baca bener-bener, jujur. Bolehkan author ini jujur? Author lebih menghargai yang jadi silentread dibanding cuma boomvote cuma buat dapat feedback, sudahlah ya. Selamat membaca, selamat bermalam minggu juga.

***

Keesokkan harinya, setelah bangun tidur. Seperti biasa Raka melaksanakan sholat subuh, berdzikir, lalu membaca beberapa ayat Quran. Sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yang pernah didengarnya dalam sebuah kajian beberapa waktu lalu. Sudah hampir tiga bulan ini, Raka memang selalu rutin ikut kajian yang diselenggarakan Ust. Yusuf setiap minggunya di masjid dekat rumahnya.

Dalam kajiannya, Ust. Yusuf menjelaskan bahwa; 'Merugilah orang-orang yang menyia-nyiakan pagi sedangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam setiap pagi hari memanjatkan doa untuk umatnya. "Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka." (HR. Tirmidzi).'

Rasulullah menjelaskan, barangsiapa yang tidak bagun di pagi hari,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat tidur dengan tiga ikatan ia akan membisikkan kepadamu bahwa malam masih panjang, jika ia terbangun lalu berdzikir pada Allah lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu maka lepaslah dua ikatan, dan jika ia melanjutkan dengan sholat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat, namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan." [HR Bukhari]

Ust. Yusuf juga menjelaskan beberapa amalan baik dipagi hari, salah satunya berdzikir dan bertilawah Quran. Persis seperti yang baru saja dilakukan Raka, hingga menjadikan itu suatu kebiasa baik di pagi hari. Bukankah melakukan hal baik itu, tak perlu kita mendapat teguran dulu baru sadar dan memperbaiki diri?

Setelah selesai merapihkan alat sholatnya, melipat sajadah dan sarung yang dikenakannya. Raka pun beranjak menuju kamar mandi disudut kamarnya. Tak butuh waktu lama untuk Raka menyegarkan badannya pagi ini, dengan hanya menggunakan handuk sepinggang ia keluar dari kamar mandi. Namun, baru beberapa langkah Raka menuju lemari bajunya, terdengar dering telpon masuk dari ponselnya.

"Walaikum salam, Do." ucapnya menyapa balik seseorang diujung telpon, setelah ponsel didekatkan kesalah satu telingannya.

"...."

"Yaudah, Do. Tolong loe siapin dulu berkas-berkas klien kita, nanti jam 8 kita mulai meeting." Raka menjepit ponselnya diantara telinga dan pundak, sambil kedua tangannya mememilih-milih kemeja yang akan digunakannya dari dalam lemari.

"..."

"Sip. Makasih ya, Do." Ucapnya mengakhiri telponnya, lalu kembali memfokuskan dirinya untuk bersiap ke kantor karena banyak kasus yang harus diselesaikannya hari ini.

Akhirnya, setelah beberapa lama bergelut dengan pilihan. Raka pun menjatuhkan pilihannya pada kemeja maroon polos dengan dasi berwarna kuning keemasan yang kini telah bertengger ditubuhnya. Diambilnya jas hitam dan tas kerjanya yang sudah disiapkannya diatas ranjang, kemudian keluar dari kamar selesainya merapihkan lengan kemejanya.

"Raka.." panggil Asya pada Raka yang baru menyelesaikan anak tangga terakhirnya. Ditatapnya Raka dari ruang makan, yang saat itu tengah melayani suaminya. Ayah Raka, Pasha. "Makan dulu, Nak?"

"Raka buru-buru Bund,"

"Mas Raka, Ririn ikut nebeng sampai sekolah ya Mas." ucap seorang gadis berseragam putih biru, yang ikut memutar tubuhnya untuk menatap Raka dari kursi makan. Suaranya terdengar begitu manja pada Raka.

"Maaf ya sayang, Mas harus buru-buru ke kantor. Ririn diantar pak Joko dulu ya, hari ini." balas Raka mencobaa memberi pengertian.

Mimik wajah Ririn sontak berubah saat mendengar jawaban Raka, nampak jelas kekecewaan di wajah gadis itu. Walau ini bukan hal pertama yang Raka lakukan, tapi ia tetap merasa kecewa. Pasalnya, tidak biasa sang kakak menolak permintaannya hanya sekedar untuk mengantar ke sekolah seperti beberapa hari ini. Dulu pernah Raka lakukan, tapi hanya sesekali, itu pun karena memang Raka benar-benar sibuk. Sekarang? Apa dia benar-benar sibuk? Ririn membalikkan kembali tubuhnya kearah makanannya.

Pasien Pengantar Jodoh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang