Tanpa menunggu lama, tidak ada satu bulan mengajukan surat lamaran bekerja melalui email, Al diterima kapal migas. Prilly sedih akan ditinggal Al berlayar, tapi kali ini dia bisa sedikit lega karena Al akan pulang 6 bulan sekali. Beda kapal dan beda negara, berbeda pula aturannya. Jika dulu Al bekerja di kapal samudra (Ocean Liner), sebelum dia pindah ke kapal pesiar (Cruise Ship), semakin lama waktu pulang dan bertemu Prilly.
Kapal samudra sendiri sering dianggap sama dengan kapal pesiar, padahal sebenarnya berbeda. Kapal samudra itu kapal penumpang besar yang identik dengan kapal pesiar yang juga memiliki fasilitas penginapan dan perlengkapan yang mirip dengan kapal pesiar. Hanya ada satu yang membedakan kapal pesiar dan kapal samudra, yaitu rute perjalannya.
Kapal pesiar berangkat dari suatu tempat kemudian kembali ke tempat yang sama pula, tetapi kapal samudra berangkat dari suatu tempat ke tempat lainnya. Banyak orang yang menyangka kalau kapal samudra itu sama dengan kapal pesiar karena sama-sama berukuran besar, namun kenyataannya berbeda. Kapal Titanic termasuk dalam kategori jenis kapal samudra.
Di kamar Al, rumah Maya, Prilly membantu memasukan pakaiannya ke dalam koper. Wajahnya selalu cemberut, meski berat tapi dia harus merelakan sang kekasih kembali berlayar. Al memeluk Prilly dari belakang, sedari siang Prilly ngambek tidak mau bicara sama Al.
"Masih aja ngambek," rayu Al meletakkan dagunya di bahu Prilly.
Dia mengeratkan dekapannya, tapi tangan Prilly terus bergerak memasukkan pakaian Al ke dalam koper besar yang besok akan dibawa ke Kalimantan, di sana kapal migas yang akan Al mimpin.
"Sayang, jangan ngambek dong. Kan aku berlayar juga buat masa depan kita nanti," bujuk Al halus berharap Prilly mau bicara. Jika Prilly seperti itu akan semakin berat Al meninggalkannya.
Prilly menghentikan pekerjaannya, dia membalikkan badan menghadap Al. Dengan cepat kedua tangan Al memeluk pinggangnya agar Prilly tidak pergi.
"Bisa nggak kalau berlayar setiap hari pulang?" Pertanyaan Prilly menggelitik perut Al. Ingin tertawa tapi Al takut Prilly akan semakin marah.
Al menghela napas panjang sebelum menjawab. Dia mendorong Prilly pelan hingga jatuh di kasur. Al berbaring di sampingnya, mengunci tubuh mungil itu, mendekap erat agar tidak pergi. Mendapat dekapan hangat, Prilly memiringkan tubuhnya berhadapan Al, tangannya menumpang di pinggang Al.
"Bisa saja aku pulang setiap hari, tapi di pelayaran pendek dan kamu harus ikut denganku hidup di daerah pelabuhan," jawab Al menatap wajah sedih Prilly yang belum bisa jauh dengan Al lagi.
"Kenapa kamu nggak melakukan itu? Aku mau kok jika memang harus pindah kerja, kan bisa aku buka praktek di rumah," tanya Prilly membayangkan jika semua itu dapat dilakukan dengan mudah.
"Tapi kendalanya ... kamu belum jadi istriku." Al mencolek hidung Prilly. "Bisa dibunuh Om Tiyo kalau aku ajak kamu tinggal jauh dari mereka. Kamu kan anak satu-satunya Om Tiyo dan Tante Bekti, pasti mereka akan sulit melepaskanmu. Mereka juga nggak akan membiarkan kamu hidup jauh dari pandangan mata. Bukan hanya itu saja alasan kenapa aku tidak memilih berlayar di pelayaran pendek ...," ucap Al menggantung.
"Kenapa?" sahut Prilly penasaran.
Al tersenyum membelai rambut Prilly lembut.
"Gajinya kecil. Pelayaran pendek itu seperti kapal feri penyeberangan yang hanya dilakukan di tempat itu saja, nggak pindah-pindah. Contoh Merak-Bakauheni, Gilimanuk-Ketapang, Lembar-Padang Bai, Kayangan-Poto Tano, Suramadu, dan lain-lain. Jika sudah lepas tugas, biasanya kru diizinkan pulang ke rumah masing-masing dengan catatan kapal harus selalu ada penghuninya," jelas Al.
"Ck, masih saja mengejar gaji yang besar tapi kamu nggak mikirin aku di sini," cibir Prilly melengoskan wajahnya.
Al menarik dagunya pelan agar Prilly menatap dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIH BAYANGAN (Komplit)
FanficKehidupan dia biasa saja, normal seperti orang kebanyakan. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di tengah hati kecilnya. Ada hal yang hadir mengusik ketenangan jiwa. Yaitu kekasih bayangan. Dapatkah dia menjadi nyata? Ataukah akan selamanya menjadi baya...