Attar memanjakan matanya dengan tertidur diruang dingin. Tepatnya, didalam perpustakaan yang sepi dan tenang. Attar memang suka sekali didalam perpustakaan. Jika semua orang diperpustakaan untuk membaca dan menambah wawasan, berbeda dengannya hanya ingin numpang AC.
Beruntung Attar memilih tempat duduk disudut ruangan, hingga ia juga tidak kelihatan oleh penjaga perpustakaan. Bisa disangka cabut mata pelajaran ia jika ketahuan.
Terdengar suara bel tanda istirahat dari luar sana. Memang sejak tadi Attar tidak mengikuti jam pelajaran. Karena pelajaran yang begitu membosankan, apa lagi kalau bukan Matematika. Hanya cuman duduk manis, sambil mendengarkan guru yang berceloteh dengan banyak angka dan juga sejuta rumus. Tidak ada yang antusias jika pelajaran itu masuk.
Benda tipis berwarna gold bergetar didalam saku celana Attar, membuat sipemilik ponsel harus meluruskan kakinya dan mengambil benda itu dari dalam sana.
Deral : tar lo dimana?
Attar : pp.
Deral : sini kek lo.ada yg perlu diomongin nih.
Attar : magr.
Deral : cuek2 tai bekicot🖕🏽
Attar : boam.
Biarpun Attar mengatakan ia malas untuk pergi, tetapi cowok itu tetap pergi. Attar merentangkan tangannya sebelum akhirnya ia merasa lebih baik. Setelah itu ia melangkah menuju pintu keluar.
Melewati beberapa rak-rak buku yang saling berhadapan, membuat Attar tanpa sengaja melihat Alira yang juga sedang berada diantara barisan rak buku itu. Attar mendekati gadis itu. Berhasil membuat Alira terkejut akan kehadirannya.
"Baca buku apa?"
"Em.." Alira menutup buku yang terbuka tadi lalu meletakkannya kembali keatas rak, "gak tau kak, iseng aja." ucapnya sambil menunjukkan giginya.
Attar mengangguk singkat, "suka ke perpustakaan ya?"
"Dulu, disekolah lama suka banget kak. Hampir setiap hari, sampai guru pengawasnya bilang 'why always you?' hahaha.." Alira tertawa nyaring diikuti Attar yang terkekeh sebentar. "Kalau kakak?"
"Gue? Kalau ada waktu senggang aja sih, kadang bacain buku sosial, atau gak bahasa indonesia. Setidaknya menambah pengetahuan aja." bohongnya.
Alira mengangguk, "kakak rajin juga ya."
"Ya, gitulah. Oh iya, lo mau balik kelas ya? Barengan aja gimana?"
Keduanya memutuskan untuk keluar dari perpustakaan.
Kali kedua Attar dan Alira menjadi pusat perhatiaan murid-murid yang berada dilorong. Terdengar suara jeritan dan juga umpatan kepada si pemilik nama Alira tersebut. Siapa sangkah seorang Attar berjalan berdua didepan umum dan terlihat sangat menerima ada cewek disampingnya.
"Eh, minggir-minggir!!" Mega datang dari arah berlawanan, memisahkan Attar dan Alira yang tadi jalan beriringan. "Lo ngapain sih dekat-dekat Attar? Mau jadi PHO ya? Jauh-jauh sana!" ucap Mega penuh angkuh sambil memeluk tangan Attar manja dengan mendorong bahu Alira menjauh.
Alira bergeming tidak berniat membalas ucapan Mega kakak kelasnya itu. "Kak, balik duluan ya." ucap Alira pada Attar, kemudian diangguk cepat oleh cowok itu.
Mega tentu tidak terima jika Alira bertingkah sok manis didepan Attar. "Eh! Disini ada dua senior! Lo harus permisi sama dua-duanya!" Mega menarik lengan baju Alira cukup kuat, tetapi untungnya tidak meninggalkan bekas sobekan, "bisa sopan gak sih lo? permisi sama gue juga!"
Alira berdiri tegak didepan Mega dengan wajah datar, "Maaf, sebelumnya pernah kenal?" tanya Alira polos. Ups! Mampus! Ini Mega yang diceritain Safin?
Mega mengatupkan kuat bibirnya. Ia tidak menduga ada seseorang yang belum mengenal dirinya. Dengan gaya sombong, Mega merapikan rambutnya dan meninggikan sedikit kepalanya, "Kenalin, gue pacar Attarlan Alzares."
"Oh..yaudah, aku balik duluan ya kak." ucap Alira kepada Mega dan juga Attar yang masih bergeming dingin disebelah Mega.
"Just, oh?" Mega menatap Alira penuh angkuh.
"Iya, kenapa?" Alira bingung. Apa ada yang salah dengan ucapannya?Mega menggeram kesal. Andai saja ini tidak ada dilingkungan sekolah. Pasti ia sudah mencabik-cabik wajah sok polos dan sok cute junior-nya itu. "Mending lo pergi, jangan pernah ketemu gue lagi." ucap Mega dengan sinis.
"Oke." Alira memberikan senyuman kepada Mega dan berjalan pergi menjauh.
Attar tidak pernah menyangka. Disaat semua orang mengenal, memuja dan menyegani Mega, ada satu orang yang justru tidak terpengaruh akan hal itu. Dia Alira. Gadis polos yang baru ia temui dua hari lalu.
"Attar! Kamu kenapa dekat-dekat sama Alira sih?" Mega terus menguatkan pelukannya pada lengan Attar. Hingga menyentuh bagian dadanya sekalipun.
"Bisa lepas?" tanya Attar dingin.
"Kasih aku penjelasan dulu! Kamu itukan pacar aku, seharusnya kamu ceritain ke aku."
Usaha Attar untuk melepaskan dari pelukan Mega menghasilkan buah. Akhirnya tangannya yang sempat keram bisa terbuka bebas dengan sekali hentakan.
"Ih kenapa sih? Kapan sih lo pernah mau terima gue?"
"Cukup tahu diri. Gue masih normal dan gak mungkin gue pacarin---" Mega menutup rapat-rapat mulut Attar yang ingin mengatakan hal yang tidak ingin ia dengar.
Attar menepis tangan Mega, "Berhenti Mega. Tolong lo sadar. Kelakuan lo begini, buat gue muak." ucap Attar dan langsung melangkah cepat keluar dari kerumunan yang melingkari mereka berdua.
Mega menggeram wajahnya memerah, "Alira, lo target gue!"
~•~
btw aku mau ngucapin..
HAPPY NEW YEAR FOR US!!❤️❤️
sorry late ngucapinnya. semoga makin baik ya ditahun 2018 inii yipiii..
*sok iya aja aku*
•
semoga apa yang diinginkan, tercapai ya:))
okee babayy😘👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Alira untuk Attar
Teen Fiction{{ Cover by : @waygraphic }} "Pernah terpikir untuk mengakhiri hidup ini, Ra. Dan lo hadir merubah pikiran gue. Terimakasih Ira, untuk semua ajaran yang lo berikan ke, aku." _______ Pemicu terberat Attar menjadi seorang yang berengsek adalah permasa...